Vote nya jangan lupa ya!
Selamat membaca❤️
***
"Loh, udah pada pulang?" tanya sang Bunda keheranan ketika tidak melihat Danis dan Aruna di dalam kamar putra sulungnya.
Dengan gerakan cepat, Mahesa mengusap air matanya ketika mendengar pertanyaan Bunda. Ia mendongak seraya tersenyum singkat. "Udah, Bun. Baru aja pada pulang,"
Bunda melangkahkan kakinya lebih mendekat kearah putra sulungnya. "Kenapa pada nggak pamit dulu ke Bunda?"
"Mereka lagi buru-buru, jadi nggak sempet pamit ke Bunda." sahut Mahesa yang hanya diangguki oleh sang Bunda.
Setelah mengatakan itu, Mahesa tiba-tiba teringat kepada permintaan Aruna tadi, yang memintanya untuk menjelaskan kepada sang Bunda bahwa dirinya dan Aruna sudah lama selesai.
"Bunda, duduk sebentar disini dong. Ada yang mau Kakak jelasin ke Bunda,"
Bunda mengernyitkan dahinya heran. "Kakak mau jelasin apa?" tanya Bunda seraya duduk ditepi ranjang putra sulungnya.
Posisi Ibu dan anak itu saling berhadapan.
Mahesa menggigit bibir bawahnya sebelum berbicara. Ia merasa gugup dan ragu. "Sebenernya.. Kakak sama Aruna udah lama selesai, Bun,"
Bunda semakin mengernyitkan dahinya ketika mendengar penuturan putra sulungnya itu. "Selesai maksudnya?"
"Putus. Kakak udah lama putus sama Aruna," jawab Mahesa dengan menunduk.
Bunda melotot terkejut. "Loh kenapa? Kenapa Kakak sama Aruna putus?"
Mahesa meneguk ludahnya kasar. Jika ia berkata jujur, Bunda pasti akan sangat marah kepadanya. Namun jika ia tidak jujur, ia takut Bunda akan menanyakan kebenarannya kepada Aruna.
Mahesa semakin menundukkan kepalanya. "Kakak selingkuhin Aruna, Bunda. Maaf,"
Bunda memejamkan matanya sesaat ketika mendengar itu. Setelahnya, Bunda menatap lurus kearah putra sulungnya yang tengah menunduk. "Kakak diajarin siapa selingkuh-selingkuh kayak gitu?" tanya Bunda dengan nada kecewa.
"Nggak diajarin siapa-siapa, Bunda."
"Terus kenapa Kakak selingkuhin Aruna? Kakak lihat contoh dari siapa?"
Mahesa tak mampu menjawab pertanyaan sang Bunda. Karena pada dasarnya, ia tidak mengikuti siapapun melainkan keinginannya sendiri.
"Kakak inget ucapan Bunda nggak? Yang Bunda berpesan ke Kakak kalo Kakak jangan pernah menyakiti hati perempuan." tanya Bunda memastikan.
Mahesa mengangguk. Ia mengingat itu.
"Kalo inget, kenapa Kakak tetep selingkuhin Aruna?"
Mahesa kembali terdiam.
"Sama siapa Kakak selingkuh?"
"Sama Meysha, Bunda." jawab Mahesa dengan takut-takut.
Bunda mengangkat sebelah alisnya. "Meysha tetangga kita?"
"Iya, Bunda."
Bunda tersenyum miris mengetahui kelakuan putra sulungnya. Ia sangat tidak menyangka bahwa putra sulungnya akan berselingkuh dari kekasihnya. Padahal, sang Ayah tidak pernah memberikan contoh seperti itu.
"Maafin Kakak, Bun. Kakak nyesel," ujar Mahesa kembali membuka suara.
"Minta maaf nya ke Aruna, jangan ke Bunda." sahut Bunda yang mulai melembut. Ia tidak mau berlarut-larut memarahi putra sulungnya. Bagaimanapun, semuanya sudah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur. Jadi untuk apa memarahinya habis-habisan? Namun, tak dapat dipungkiri bahwa hati Bunda merasa sangat kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boyfriend
RomanceMahesa, seorang atlet badminton dan seorang pangeran sekolah di SMA Lentera Bangsa tertarik kepada seorang gadis yang bernama Aruna Pratista. Menurut Mahesa, Aruna itu manis, bak gula hidup. Dan hal yang paling menariknya adalah Aruna tidak pernah m...