"Kamu cuma diizinkan—aku sebagai pemiliki di sini, buat nganterin aku sampai di sini aja, Mas Datta."
"Sampai atas, please?"
Aku menggelengkan kepala.
"Kamu minta bantuan salah satu staf di sini buat naik bareng kita, kalau kamu takut aku bertingkah aneh-aneh. Silakan."
"Oh bukan." Aku tersenyum sopan penuh kebijakan. "Izinku bukan soal rasa takut Mas Datta mau ngelakuin apa, sama sekali bukan. Aku cuma berusaha melindungi dan kasih boundaries untuk satu-satunya hal yang aku punya, hal pribadiku di sini."
"Oh?" Dia diam sesaat, entah apa yang dia pikirkan. "Okay fine." Dia mengangkat kedua tangannya, kali ini menyerah begitu mudah. Karena aku sudah tidak memiliki tenaga untuk berburuk sangka tentang alasannya, maka aku langsung mengangguk, mempermudah semuanya. "See you on Monday." Senyumnya manis, tidak terlihat seperti dia menyimpan rencana buruk, tapi justru terasa buruk.
Apa yang salah denganku?
Aku menggelengkan kepala, berusaha tetap memasang wajah tenang dan senyum, tidak lupa melambaikan tangan ketika dia berbalik dan berjalan ke arah pintu keluar. Sesekali dia menoleh, hanya menatap singkat, lalu kembali pada langkahnya. Setelah bayangannya menghilang sepenuhnya, barulah aku bisa mengembuskan napas lega dan berjalan menuju lift.
Di kepalaku sudah tertata rapi daftar apa-apa saja yang akan aku lakukan ketika sampai di kamar nanti. Aku ingin mandi air hangat, keramas, lalu masak makanan favoritku, menikmatinya dengan menonton film atau series atau podcast comedy, atau tayangan apa pun tidak masalah. Aku hanya ingin menikmati waktu dengan diriku sendiri setelah menjalani hari-hari penuh dengan tambahan sana-sini.
Ketika sedang memasak sambil menikmati musik, tiba-tiba aku teringat Atika, temanku berbagi biaya apartemen ini dan aku berencana untuk menambah porsi masakan yang aku buat. Dia pasti sedang memasang headphone dengan volume kencang, menikmati musik, sambil mengerjakan revisian atau apa pun yang berhubungan dengan design, aku tak terlalu paham pekerjaannya.
Intinya, ketika aku di apartemen, aku selalu ingin memberinya makanan sehat yang aku masak. Karena yang aku tahu, dia tidak terlalu menjaga pola makannya dengan baik. Well, kami memang tidak seakrab itu, maksudnya ... kami menjalani kehidupan masing-masing dan berkomunikasi seperlunya. Meski begitu, hubungan kami baik, apalagi untuk hal-hal tentang tempat tinggal. Tidak ada masalah sejauh ini. Bahkan semalam kami masih saling tukar pesan, dia bilang kalau seharian ini tidak akan ke mana-mana.
Aku memang belum melihatnya begitu masuk tadi, tapi karena aku sudah nyaris hafal karakternya yang sangat pendiam dan senang berada di kamarnya itu, aku tidak masalah. Lagipula, ini bukan kali pertama tidak melihatnya begitu membuka pintu.
Selesai menghidangkan makanan di atas meja, aku mengabari Atika untuk keluar kamar dan mengajaknya makan bersama. Mungkin dia akan menolaknya di awal karena seperti biasa, dia selalu merasa bersalah tidak pandai mengajak ngobrol. Jadi, tugasku adalah membuatnya tenang. Aku tidak akan mengajaknya mengobrolnya juga, hanya menikmati makanan. Kami tetap dua manusia yang saling menghargai dan menyayangi meski tanpa kata.
Sambil menunggunya keluar kamar, aku mencuci bekas masak karena menurutku, akan jauh lebih baik mencucinya langsung ketimbang menunggu selesai makan. Perut kenyang akan membuat malas dan berujung 'nanti'. Nanti sama dengan aku akan membiarkan dapur berantakan.
Tapi aku tidak kunjung melihat Atika keluar dari kamarnya. Memastikan dengan mengirimkan pesan sekali lagi dan menunggu beberapa menit, tetapi masih nihil. Padahal pesanku statusnya adalah terkirim. Kalau aku meneleponnya, aku takut dia merasa tertekan. Atau aku makan lebih dulu dan membiarkan miliknya dia nikmati nanti?
![](https://img.wattpad.com/cover/350226199-288-k395882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
beyond words
Chick-Lit[END] Ekstra Part di Karya Karsa Mungkin ada banyak kata sifat-dalam ribuan bahasa-untuk menjelaskan perasaan atau emosi, tapi terkadang kamu kebingungan, tak menemukan satu kata pun yang bisa mewakili. Atau ... kamu bisa menyebutnya; beyond words...