Henri Mangkudewa. Raja gurita bisnis nomor 1 di kota Hanami itu baru saja menyelesaikan rapat terbatasnya bersama klien untuk proyek rel kereta api kerja sama mereka bersama pemerintah Bandung. Dan sejujurnya rapat tersebut cukup membuat Henri Mangkudewa mengernyitkan keningnya karena ketidaksesuaian visi yang terlalu besar diantara masing-masing perusahaan.
"Mereka adalah perusahaan yang didorong oleh pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan kami. Tapi saya tidak bisa tidak menjadi khawatir karena tampaknya mereka cukup berani untuk memotong kontribusi perusahaan saya dengan dalih yang tidak masuk akal."rutuk Henri di dalam hatinya. Ia baru saja mengecek dokumen-dokumen baru yang berisikan foto dan bukti-bukti kecurangan Micro ltd. yang mana hal tersebut bertentangan dengan prinsip "kerja jujur" yang dimiliki Henri.
"Proyek belum dimulai. Tapi mereka sudah mulai menarik orang-orang untuk membelakangi orang-orang saya."gumam Henri sambil membolak-balik dokumen dan mendengarkan rekaman percakapan beberapa orang yang dia kenal terlibat dalam proyek bersama dengannya.
Mengatakan sesuatu seperti 'kami lebih besar daripada Dewa corp. sehingga perusahaan anda seharusnya merasa beruntung untuk bisa bekerja sama dengan kami' sangat disesalkan oleh Henri untuk didengar. Ia tidak bisa berpikir bahwa pihak yang harusnya menjadi sekutu mereka kini sedang mencoba untuk mendominasi dan memotong keuntungan mereka dari proyek negara ini.
"Bagaimana saya bisa bekerja sama bersama pihak yang terang-terangan meremehkan perusahaan saya? Sangat buruk untuk mengetahui bahwa sepertinya saya harus lebih tegas terhadap wewenang saya," ungkap Henri yang kini meraih ponsel dari dalam sakunya. Ia menerima pesan dari gubernur terkait kerjasama mereka. Henri pun tanpa ragu segera mengutarakan keputusannya.
"Anda bisa memilih. Baik perusahaan saya atau perusahaan yang anda tawarkan kepada saya sebelumnya. Saya memutuskan bahwa kami tidak bisa bekerja bersama."
"Bukankah anda memiliki hubungan yang baik dengan kepala mereka?"
"Itu dulu saat mereka masih kecil. Ketika sebuah kucing berubah menjadi harimau mau tidak mau anda bisa melihat betapa palsunya hubungan itu," jawab Henri.
"Apa anda sudah memberitahu hal ini kepada mereka?"
"Apa itu menjadi penting? Apa sebagai kepala sebuah provinsi, anda juga tidak bisa berkutik dengan mereka? Anda tahu kami dipilih presiden untuk menyelesaikan proyek ini ! Pilihannya ada satu. Anda menentukan perusahaan lainnya untuk saya atau saya yang akan membawa sumber daya saya sendiri. Jika itu terjadi, anda tahu hanya saya akan memonopoli proyek ini tanpa anda," balas Henri dengan tegas. Ia kemudian menutup ponselnya dan tidak lama sebuah nama yang sangat dia kenal terpantri disana; My Son.
"Halo," sapa Henri dengan nada yang lesu. Ia teringat bahwa putranya itu baru saja membuat masalah di sekolah tepat pada hari pertamanya. Ia telah melihat ringkasan ceritanya dan mau tak mau menjadi kembali kecewa kepada Adrian.
"Saya rasa dia sedikit berubah, tapi ternyata semua itu hanya ilusi saya," pikir Henri sambil menunggu jawaban darisana.
Tak lama sebuah suara tegas terdengar.
"Ayah, ayo berhenti bekerja sama dengan Micro ltd!"ucap Adrian.
Henri sontak terkejut di dalam hatinya namun tidak lama ia melihat notifikasi dari Pak Johan, asisten pribadinya yang mengirimkan sepotong rekaman audio. Ia mengabaikan Adrian sebentar dan memutar potongan rekaman tersebut dan segera pandangannya menjadi semakin tajam.
"Berani sekali mengancam seorang Mangkudewa di Hanami??"ungkap Henri yang hatinya diliputi oleh amarah. Ia juga mendapatkan ringkasan kejadian yang terjadi dan rekaman cctv yang semakin membuat raut wajah Henri menggelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjahat Yang Membalas Dendam
Teen FictionAdrian cukup beruntung untuk kembali ke masa lalu setelah kematiannya yang menggenaskan melawan musuh bebuyutannya. Adrian yakin bahwa dia pasti bisa menjatuhkan musuhnya itu setelah hidup dan melewati kematian sekali. Namun, yang tidak Adrian sangk...