"Anda salah paham, oke? Tolong lepaskan saya," mohon Adrian pada gadis di hadapannya.
"Ada apa ini?" tanya Aulia yang memutuskan untuk turut nimbrung di masalah keduanya. Aulia melirik gadis tersebut dengan tatapan prihatin.
Sementara Adrian yang melihat dirinya terjebak dalam situasi semacan ini hanya bisa memutar bola matanya jengah.
"Aulia pasti berpikir saya mungkin saja seorang penguntit," lirih Adrian di dalam hatinya.
"Dia tampak mengikuti anda!" ucap gadis tersebut sambil menunjuk Adrian dengan tatapan yang mencemooh.
Sontak, ekspresi wajah Adrian yang semula datar lamgsung berubah menjadi tertekuk karena kesal.
Adrian bahkan saat ini balik memelototi sang gadis karena tidak terima ditunjuk-tunjuk seperti itu oleh orang asing. Menurutnya hal tersebut sangat tidak sopan.
Gadis ini jelas sudah berhasil memancing emosi Adrian.
"Oh, bahkan gadis ini juga mencurigai saya sebagai penguntit. Huh, saya harus segera menyelesaikan kesalahpahaman ini," ungkap Adrian di dalam pikirannya.
Dia hanya bisa mengangkat dagunya untuk memperlihatkan postur bahwa dia percaya diri dan tentu saja bukan orang yang bersalah.
Sementara itu, Aulia yang mendengar pernyataan gadis tersebut langsung terkesiap dan berpaling menatap Adrian dengan tatapan menjijikan. Aulia hendak ingin membuka mulutnya namun Adrian yang tidak ingin disalahpahami, langsung mengambil kesempatan untuk memberikan klarifikasinya.
"Sial! Apa anda punya bukti? Bagaimana mungkin saya menguntiti gadis jelek seperti dia?" ucap Adrian dengan tatapan mencemooh yang dibuat-buat. Dia bahkan memalingkan muka dari Aulia dan mendesah kasar.
"Hei, dengar! Sebaiknya anda meminta ma-" lanjut Adrian yang langsung dipotong oleh gadis tersebut.
"Dasar penguntit! Dengan masker, topi, dan kacamata bodoh itu, kamu pikir kamu bisa menipuku?! Wah, dunia sudah sangat gila! Apa sebentar lagi akan kiamat?" ucapnya kepada Adrian. Gadis tersebut kemudian mendekati Adrian dan melepaskan topi hingga masker Adrian secara paksa.
Adrian yang tidak menyadari pergerakan gadis tersebut tidak bisa bereaksi apa-apa dan berakhir dengan atributnya yang dicopot begitu saja.
"Apa-apaan ini? Kamu pikir kamu siapa?" balas Adrian sambil melirik kacamata, topi, dan maskernya yang dibuang begitu saja ke aspal oleh gadis di hadapannya.
Dia menatap gadis tersebut dan berkata, "Saya tidak menguntit, okey? Saya hanya sedang kabur dari rumah dan tidak tahu ingin berjalan kemana?! Saya hanya berkeliling tidak jelas!" ucap Adrian akhirnya.
"Kamu pikir aku akan percaya?" jawab gadis tersebut kepada Adrian.
Dia kemudian berpaling dan menatap ke Aulia sambil melanjutkan percakapannya, "Ayo, kita bawa orang ini ke pos polisi terdekat!" ajak gadis tersebut kepada Aulia.
Aulia kemudian melirik Adrian dan pandangannya terhenti,
"Heh? Ad-ad-Rian? Kamu Adrian, kan???!" teriak Aulia setelah berhasil mengenali wajah Adrian yang tidak lain merupakan Boss teman baiknya, Mario.
"HAH??! Anda mengenal saya?" tanya Adrian dengan ekspresi yang terkejut.
"Tunggu! Kamu mengenalnya?" balas gadis tersebut yang sama terkejutnya dengan Adrian.
Aulia yang melihat ini, langsung bergerak menarik Adrian ke belakang punggungnya dan dia pun berkata pada gadis tersebut.
"Oh, iya. Dia ini temanku! Maaf! Mungkin dia ingin mengagetkan saya tetapi justru malah terlihat mencurigakan dengan aksi konyolnya," bohong Aulia yang hanya disambut oleh respons bingung Adrian dan gadis teraebut.
Tetapi, beberapa detik kemudian, gaids tersebut langsung mengangguk,
"Huh, kamu tahu kan kalau belakangan ini banyak sekali kasus pelecehan dan penguntitan yang terjadi?? Saya benar-benar takut tadi," ucap gadis tersebut sambil menghela napasnya lega.
"Iya, saya minta maaf. Hm, teman saya juga pasti ingin meminta maaf sekarang, kan?" ucap Aulia yang diiringi dengan tatapan memerintahnya kepada Adrian. Dia sepertinya berharap Adrian akan meminta maaf seperti yang baru saja dia katakan.
Adrian yang menyadari hal ini, hanya menghela napasnya pelan dan kemudian meminta maaf kepada gadis tersebut.
Tak lama, keduanya pun ditinggalkan berdua sementara gadis tersebut sudah pergi terlebih dahulu.
Aulia pun melirik Adrian yang sibuk mengambil attribut penyamarannya yang sebelumnya dilemparkan begitu saja ke lantai.
Aulia bersama inisiatifnya pun ikut membantu dan kemudian menyerahkan kacamata Adrian kepada empunya.
Adrian pun tanpa sungkan mengambil barangnya dari Aulia dan bahkan tanpa berterima kasih.
"Kamu se-serius sedang kabur dari rumah?" tanya Aulia kepada Adrian dengan sedikit ragu-ragu. Terdapat sedikit raut khawatir dari wajahnya yang sangat manis tersebut.
Dia tampaknya sedang memikirkan betapa kerepotannya Mario saat ini. Karena setau Aulia selain bertugas sebagai driver, Mario juga merupakan bodyguard Adrian.
"Mario tampaknya akan bergadang di malam ini untuk mencari tuan mudanya. Huh, untung saya menemukannya," batin Aulia di dalam hatinya.
Dia kemudian memutuskan untuk membantu Adrian dengan menemaninya sebelum memplitkan Adrian agar bisa dijemput oleh Mario untuk segera pulang ke rumahnya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Adrian spontan ketika dia melihat Aulia yang tiba-tiba saja melamun.
"Hmm, Apa kamu tidak punya tempat untuk pergi? Orangtua saya .. mereka memiliki beberapa kamar kosong untuk disewakan.. Hm, anda-"
Adrian memotong ucapan Aulia.
"Tunggu dulu! Saya belum tahu darimana anda bisa mengenal saya sebelumnya. Apa anda mengetahui saya dari seseorang? Siapa itu?" tanya Adrian yang memang tidak mengetahui siapa saja circle Aulia di dunia ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjahat Yang Membalas Dendam
Teen FictionAdrian cukup beruntung untuk kembali ke masa lalu setelah kematiannya yang menggenaskan melawan musuh bebuyutannya. Adrian yakin bahwa dia pasti bisa menjatuhkan musuhnya itu setelah hidup dan melewati kematian sekali. Namun, yang tidak Adrian sangk...