5

626 189 212
                                    

Bu Rani tidak bisa tidak senang melihat kebaikan hati Adrian. Seperti Jack, Bu Rani merupakan guru baru di tahun ini sehingga keduanya bisa dibilang tidak mengetahui sifat asli Adrian dimasa lalu. Namun, berbeda dengan ekspresi Bu Rani, wajah Jack justru terlihat tidak baik.

Jack tampak mengerutkan keningnya kebingungan. Ia juga menatap Adrian dengan perasaan yang tidak dapat dilukiskan.

Dari sisi Jack, dia jelas mengingat pemuda tanggung di hadapannya ini. Dia adalah seorang penjahat yang baru-baru ini Jack hancurkan. Walaupun sebelumnya Jack tidak mengenal namanya namun wajah itu jelas tidak asing baginya dan Jack mengingatnya.

Seperti yang anda duga, Jack juga melintasi waktu. Sama seperti cerita-cerita di web novel, Jack awalnya tidak mengira dia akan kembali ke jaman masa sekolahnya. Setelah semua karier dan perjuangannya di masa depan, Jack akhirnya hidup sejahtera dengan kekayaan yang melimpah. Jack jelas sangat menikmati hidupnya saat itu.

Namun, tidak tahu masalah apa yang terjadi, Jack tiba-tiba saja dilempar kembali ke masa-masa SMAnya tanpa peringatan apa pun? Dan yang mengejutkan Jack, sistem halo protagonis tidak pergi bersamanya seperti yang dia sering baca di webnovel. Setelah Jack mengingat kembali, seharusnya di sekitaran waktu ini Jack akan disambut oleh sebuah sistem. Jack ingat di masa lalu ia terkejut hingga terjatuh karena keterkejutan yang luar biasa. Butuh waktu beberapa hari untuknya sampai menerima keberadaan sistem yang bisa dianggap keajaiban di dunia ini.

Namun, hingga wali kelas barunya selesai mengajaknya berbicara, sistem sama sekali tidak muncul. Hal tersebut jelas membuat Jack frustasi. Ia tidak terlalu ingat detail ini dimasa lalu. Dia hanya tahu sistem itu akan segera muncul tapi tidak tahu kapan dan dia menjadi sangat tidak sabar.

Dia sudah terbiasa dengan sistem sehingga akan terasa aneh untuk tidak mendengar suara statis nan baku itu. Oleh sebab itu, ia tidak bisa menahan badmood saat ini.

Ditambah dengan kehadiran Adrian Mangkudewa, yang merupakan musuh bebuyutannya baik di dunia bisnis ataupun secara general. Jack menjadi lebih semakin tersinggung.

"Baru saja memulai hari dan sudah menemui orang idiot satu ini. Sungguh kesialan!" gumam Jack di dalam hati. Dia jelas meremehkan Adrian di dalam hatinya. Tetapi ketika Jack mengingat bagaimana akhir Adrian dia tidak bisa tidak tersenyum. Karena semua hal tersebut berkaitan dengan dirinya dan kehebatannya yang maha kuasa di masa depan nanti.

"Lihat bagaimana saya akan menghancurkan anda di masa depan dan menyerap seluruh poin keberuntungan anda!" ungkap Jack di dalam hati dengan kedua mata yang memandang Adrian seperti binatang buruan.

Adrian yang melihat wajah Jack tidak baik-baik saja menjadi bertanya-tanya, "Ah, apa ada sesuatu yang salah teman sekelas?" tanya Adrian sambil menaruh jarinya di depan bibir. Adrian sengaja bertanya dengan perasaan penuh kebingungan murni. Hal tersebut sukses membuat Bu Rani mengalihkan perhatiannya dari siswa di hadapannya menuju siswa baru di sampingnya.

Walaupun Adrian sengaja bertingkah seperti itu, Adrian tidak bisa tidak merasa tersinggung dengan senyum yang seperti mengejek dari wajah Jack. Sekalipun itu tidak benar, Adrian tidak bisa menerima dirinya yang terbawa perasaan sehingga dia diam-diam mengutuk musuh bebuyutannya secara membabi buta di dalam hatinya.

Adrian kemudian melihat Jack yang menggelengkan kepalanya, "Tidak ada, hanya sebuah cerita lucu di kepala dan itu bukan urusanmu!" jawab Jack acuh tak acuh.

Suasana seketika hening. Hanya ada pemandangan Jack dan Adrian yang saling bertatapan tanpa arti yang jelas selama beberapa detik sementara Bu Rani akhirnya menjadi tidak sabar.

Melihat ketegangan yang tidak dapat dijelaskan muncul secara tiba-tiba, Bu Rani segera bergegas menetralkan suasana di antara keduanya. Ia menatap Adrian dan dengan ramah meminta tolong padanya sesuai rencana yang ada di kepalanya sebelumnya,

"Ah, Adrian perkenalkan ini Jack Shulie, dia merupakan pindahan dari Bandung. Tolong bantu saya memperkenalkan dia ke kelas untuk saat ini karena kebetulan Pak Kepala Sekolah akan membahas rapat sebentar lagi dan Ibu perlu mempresentasikan perencanaan belajar yang sudah Ibu siapkan sebelumnya," ucap Ibu Rani yang lamgsung mendapatkan atensi dari Adrian.

Tanpa ragu, Adrian segera mengiyakan dan mengajak Jack pergi menuju ke kelas. Di tengah perjalanan, Adrian mencoba mengajak Jack berkenalan. Namun, jawaban bocah laki-laki itu sangat tidak sopan.

"Saya tidak ingin mengenalkan diri saya kepada anda, tidak perlu repot bertanya,"tolak Jack santai tapi terdengar sangat dingin. Sedetik setelah kata-kata itu keluar, Jack segera pergi mendahului Adrian.

Ia berpikir Adrian pasti akan menyumpahi  dirinya karena bertindak arogan barusan dan Jack adalah seorang yang malas berada diantara skandal. Ia memutuskan untuk meninggalkan Adrian sendiri daripada mendengar keluhannya yang tidak penting. Jack juga merasa sia-sia untuk bersikap baik di depan villain seperti Adrian karena mereka telah ditakdirkan untuk menjadi musuh satu sama lain.

Bertanya tentang lokasi kelas, Jack sama sekali tidak butuh arahan. Dia mengenali sekolah lamanya ini dengan cukup baik. Dia bahkan bisa membuat denah lengkap sekolah ini tanpa kesulitan.

Jack tidak menyadari bahwa nyatanya, Adrian, villain yang dia pikir memiliki tabiat berarus pendek, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda tersinggung. Hal tersebut pun beralasan.

Dan alasannya adalah karena Adrian sekarang justru sedang gagal fokus. Adrian sedang fokus melihat postur tubuh protagonis dari belakang dan tidak bisa tidak memuji. Di sela pujiannya, sebuah ingatan menghampiri Adrian dan ekspresinya segera menjadi tercerahkan. Seolah-olah dia sudah melupakan sesuatu ini cukup lama.

" Ah, saya lupa untuk meminta ayah saya untuk mendapatkan coach olahraga! Untung tubuh bajingan itu mengingatkan saya!" kata Adrian dengan suara yang cukup kecil sehingga terasa seperti gumaman.

Tak lama, sebuah seringai kembali menghiasi wajahnya. Sebuah ide tampaknya melintasi pikirannya yang sebelumnya tersumbat. Adapun darimana inspirasi ide itu, Adrian tampaknya perlu berterimakasih kepada Jack Shulie untuk ide itu.

"Saya pasti tidak akan mengecewakan anda, Jack!"


***




Penjahat Yang Membalas DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang