Jack meliriki prompter yang menyala di hadapannya dengan tatapan kosong.
Ding!
Selamat karena Tuan Rumah telah berhasil menyelesaikan Quest Tambahan!
Anak Jenius Berteman Dengan Anak Jenius Lainnya!
Waktu penyelesaian misi: 11: 24: 73
Persentase Penyelesaian Tujuan: 40%
Hadiah Penyelesaian: 25 koin keberuntungan
Catatan:
Akibat gangguan di belakang layar, tuan rumah tidak mendapatkan sepenuhnya kepercayaan dari Jenius utama (Tingkat Kepercayaan dikonfirmasi: 70%) sehingga hubungan pertemanan tidak akan sebaik yang diharapkan Sistem (Tingkat Kepercayaan Minimal: 90%).
Selain itu, Jenius Utama dikonfirmasi tidak menggunakan saran anda sepenuhnya. Sehingga, Hadiah penyelesaian: 50 koin keberuntungan dan potongan tiket lotere (1/4) tidak dapat dikabulkan.
Hadiah dikonfirmasi : 25 koin keberuntungan
Peringatan!
Protagonis yang tidak menyelesaikan tujuan penciptaan Quest kurang dari 20% akan dianggap gagal menjalankan Quest.
...
Jack menggosok maniknya beberapa kali dan kemudian membaca kembali pesan prompter di hadapannya tersebut dengan lebih memerhatikan kata per kata.
Jack kemudian melirik jumlah keberuntungan yang dia miliki, yaitu merupakan akumulasi dari 25 koin keberuntungan dan 30 koin keberuntungan yang telah dia miliki sejak awal. Total 55 koin keberuntungan.
Walaupun nilai keberuntungan yang dimiliki bertambah, Jack tidak bisa menahan perasaan bingung dan kesal karena koin keberuntungan yang seharusnya bernilai 80 menjadi hanya 55. Ditambah dengan dia yang gagal mendapatkan potongan tiket lotere membuat Jack memukul meja di hadapannya.
"Gangguan di belakang layar??? Hal menyebalkan apa lagi ini?!" ucap Jack yang langsung menutup prompter di depannya dengan ekspresi kesal.
Tidak lama beberapa siswa yang baru datang memasuki kelas dan Jack yang masih dalam emosi yang tidak stabil langsung saja berjalan keluar untuk menghirup udara bebas.
Dia kemudian bertemu dengan Adrian yang kini berjalan menuju ke arahnya.
Adrian menaikkan kedua alisnya bingung sementara Jack hendak pergi meninggalkannya.
"Oh, apa anda baik-baik saja?" tanya Adrian dengan semburat kekhawatiran yang tampil dari wajahnya yang terstruktur dengan baik.
"Diam!!!" tegas Jack, sambil pergi meninggalkan Adrian dengan perasaan carut marut.
Sementara itu, Adrian tentu saja langsung pergi menuju ke kelasnya tanpa menghiraukan Jack yang sudah pergi entah kemana.
Di dalam kelasnya, Jack bertemu mata dengan Ruben dan Ameer yang tampak sibuk membahas beberapa soal.
Adrian pun memilih melewati mereka saja dan duduk di tempatnya.
Dia kemudian membuka ranselnya dan sebuah surat menyembul keluar. Surat tersebut merupakan pemberian dari Arthur.
Adrian membuka surat tersebut dan pandangannya tidak bisa tidak terlepas dari selembar kertas bernuansa cherry tersebut.
Adrian selesai membaca surat tersebut dan langsung merobek kertas tersebut diam-diam tanpa diketahui oleh beberapa teman sekelasnya yang dia ketahui sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.
Adrian akan menghela napas lega kala dia berhasil membuang robekan kertas tersebut ke tempat sampah, sebelum sebuah tangan menghampiri bahunya dan sontak membuat Adrian terkejut secara internal.
"Ada apa?" tanya Adrian kepada gadis yang dia ketahui bernama Alicia.
Alicia tampak kikuk, namun dia mencoba yang terbaik untuk bisa mengungkapkan pikirannya kepada Adrian. Dia kemudian tersenyum dengan lebar sebelum membuka mulutnya.
"Hai, Adrian! Apa kamu punya rencana tertentu sehabis jam istirahat ini??"
"Mengapa kamu menanyakan ini kepada saya?" tanya Adrian dengan ekspresi tidak peduli.
"Ada sesuatu yang ingin teman saya sampaikan?"
"Siapa teman anda?"
"Ehm ... dia bilang anda harus menemuinya dulu. Dia yakin anda akan mengetahuinya nanti,"
"Saya tidak mengenalnya."
"Eh? Kenapa responnya begitu. Tunggu dulu ... kemana anda akan pergi?" ucap Alicia sambil mengikuti pergerakan Adrian yang saat itu sedang berjalan untuk kembali ke kelas.
"Oh, ternyata ke kelas," pikir Alicia yang refleks menganggukan kepalanya. Namun, sesampainya di pintu, Alicia kembali menahan Adrian dengan sengaja menghadang jalan yang harus dilalui Adrian.
Penampilan keduanya mau tak mau jadi disaksikan oleh teman sekelas yang terkejut karena hentakan pergerakan Alicia yang cukup berisik.
"Hoo! Tunggu sebentar!" ucapnya yang dibalas kritik dari arah belakang.
"Kamu sedang melakukan apa, Alicia?!" teriak Ruben yang dibalas pelototan oleh Alicia.
Ruben yang melihat mata itu hanya tahu bahwa hal tersebut merupakan sinyal Alicia untuk menyuruh Ruben diam.
Alicia kemudian langsung berbicara kepada Adrian.
"Amber! Itu Amber! Anda pasti mengenalnya, kan?? Ayo! Temui dia nanti!" ajak Alicia sambil menatap mata Adrian dengan sirat sedikit ketakutan yang masih terlihat.
Adrian yang melihat hal ini hanya bisa menaikkan sudut bibirnya ke atas. Alicia tampaknya dipaksa oleh Amber untuk melakukan hal ini.
Tetapi, Adrian tetap pada keputusannya, yaitu untuk menjauhkan diri dari Amber sebisa mungkin.
"TIDAK. Jawabannya T-I-D-A-K!" ucap Adrian tak kalah kekeuh dengan Alicia.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjahat Yang Membalas Dendam
Teen FictionAdrian cukup beruntung untuk kembali ke masa lalu setelah kematiannya yang menggenaskan melawan musuh bebuyutannya. Adrian yakin bahwa dia pasti bisa menjatuhkan musuhnya itu setelah hidup dan melewati kematian sekali. Namun, yang tidak Adrian sangk...