12

444 140 28
                                    

Adrian kini melihat Jack dengan cara yang berbeda. Ia tampak seperti ingin menyelidiki Jack dengan seksama.

"Anda tahu? Bagaimana anda bisa tahu?" tanya Adrian beberapa menit lalu yang sama sekali tidak dipedulikan oleh Jack.

"Apa?? Apa itu rahasia negara? Dari tampilan anda saja sudah ketahuan kalau anda adalah salah satu dari bajingan-bajingan itu!" kata Jack dengan nada yang ditinggikan. Berbeda dengan penampilannya yang garang, di dalam hatinya Jack dipenuhi dengan gejolak jiwa yang tak berkesudahan.

"Apa yang baru saja mulut bodohku katakan... Tidak bisakah aku menyimpannya dengan baik?" rutuk Jack di dalam hatinya. "Tidak bisa. Saya harus menjaga composure saya dan saya harus percaya diri. Bagaimanapun idiot ini juga seorang idiot. Dia mungkin akan melewatkannya begitu saja setelah beberapa hari," lanjut Jack, menenangkan dirinya.

Adrian melihat postur ragu-ragu Jack, dan tidak bisa tersenyum sinis di dalam hatinya. Walaupun kini ia menghadap Jack dengan ekspresi yang datar. Di dalam pikirannya, Adrian bertanya-tanya apa maksud Jack yang mengetahui segalanya.

"Apa sistem memberitahunya?" pikir Adrian. Namun tak lama dia segera menepisnya karena Adrian mengingat di alur novel yang ada di kepalanya, sistem hanya akan mulai menginterupsi jika Adrian telah melewati ambang batas yang ditetapkan sistem dan dia harus dicap sebagai peganggu oleh sistem terlebih dahulu untuk kemudian sistem secara otomatis akan menyebarkan aibnya secara menyeluruh kepada protagonis sistem, Jack Shulie. Dan Jack yang diuntungkan dengan informasi tersebut akan mulai membuat rencana untuk menjatuhkan villain untuk mendapatkan point halo protagonis yang berharga.

"Saya belum melewati ambang batas, lalu ...." Adrian berpikir dengan keras dan mendapatkan hipotesa yang mungkin menjadi jawaban atas pertanyaannya, "Huuh, kecuali jika bajingan ini juga terlempar ke masa lalu atau memperoleh ingatan novel yang sama seperti di ingatan saya maka semuanya akan menjadi masuk akal. Tapi apa itu mungkin? Saya harus membuktikannya!" lanjut Adrian di dalam hatinya. Kini ia sudah menetapkan kewaspadaan baru terhadap protagonis dan Adrian harus bersiap untuk menyiapkan strategi yang lebih rapi lagi agar tidak terjebak seperti kejadian ini.

"Saya harus pandai menciptakan alibi untuk setiap tindakan saya. Setiap interupsi memiliki efek kupu-kupu mereka sendiri. Saya juga harus lebih aware terhadap kondisi sekitar saya. Contohnya saja hari ini, jika saya tidak melewati koridor depan, cctv itu tidak akan bisa menampilkan apapun dan bajingan ini tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menjatuhkan saya."ungkap Adrian yang selanjutnya mengalihkan fokusnya dari Jack dan menatap Bu Sukma dengan pandangan yang lesu.

"Bu. Saya tidak bisa menerima ini. Dia tidak mengakui kesalahannya dan anda bisa lihat bahwa dia terus memperlakukan saya dengan buruk. Dan bahkan walinya diam saja melihat tingkahnya yang kurang ajar. Saya rasa sekedar hukuman sepele tidak akan menenangkan hati saya yang terluka. Bu, saya ingin melaporkan ini ke polisi saja!" ucap Adrian sambil melirik ke asisten ayahnya. Bu Sukma sontak terkejut dan ingin menenangkan situasi. Namun, Pak Johan segera menghadang dan ikut berkomentar,

"Saya memiliki semua bukti yang dibutuhkan. Termasuk rekaman kelas dimana tuan muda dan tuan Jack berkelahi. Juga rekaman audio saat anda menjelaskan sejarah yang melatarbelakangi hal ini terjadi dan seperti yang anda jelaskan juga, tuan muda saya tidak bersalah sama sekali." 

"Pak Johan, bagaimana anda bisa memiliki rekaman kelas sekolah kami?" tanya Bu Sukma dengan bingung.

"Kami keluarga Mangkudewa memiliki jaringan kami tersendiri bu Sukma Diyanti. Hal tersebut juga yang membuat kami menjadi keluarga nomor 1 di kota Hanami ini." ucap Pak Johan dengan tenang.

Sementara wajah Bu Sukma dan wali Jack, Jena Antramavia tidak bisa tidak terjatuh.

Jena segera melirik Jack, "Jack saya rasa anda perlu bersikap tenang terlebih dahulu. Pak Johan, tolong pertimbangkan kembali keputusan anda karena bagaimanapun kami, Micro ltd. merupakan calon mitra bisnis anda untuk proyek rel kereta api di Bandung. Ayah saya mungkin tidak akan menerima hal ini," ucap Jena tak kalah tenang. Dia sudah berjanji kepada Jack untuk senantiasa melindunginya. Kali ini pun dia harus menepati kata-katanya.

"Saya harap Pak Johan akan sedikit berpikir dengan bijak. Tidak peduli seberapa besar keluarga Mangkudewa di kota ini, keluarga saya sama berpengaruhnya di kota Bandung. Dan adapun dengan Adrian, mengapa saya merasa dia sangat berbeda dengan penampilannya terakhir kali saat saya menemuinya. Dia jelas tidak setemperamental seperti di masa lalu kala kami pertama bertemu," ungkap Jena jauh di dalam pikirannya. Ia terlihat seperti akan membantu Jack, tapi Jena sendiri memiliki rencana untuk menasehati Jack dengan baik setelah ini. Bagaimanapun setelah mendengar cerita yang sebenarnya, Jena mau tidak mau merasa malu melihat kekeraskepalaan Jack yang menurutnya sedikit berlebihan.

Jack yang mendengar hal ini menyeringai senang, seolah memang seperti seharusnya. Namun, Jack tidak pernah menduga, di sebelahnya Adrian segera meraih ponselnya dan menelepon ayahnya,

"Halo."

"Ayah, ayo berhenti bekerja sama dengan Micro ltd!" 


***


Penjahat Yang Membalas DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang