31

295 74 6
                                    


"Hmm, bukan urusan anda. Menyingkir!" ucap Adrian ketus kepada Amber. Remaja lelaki itu langsung mendorong pundak Amber untuk menjauhinya dan meninggalkannya sendirian tepat setelah itu. 

Adrian sudah was-was dan tidak bisa menerima ketertarikan apapun yang Amber miliki padanya, dan dia sudah terlanjur memutuskan untuk menghindari Amber sebisa mungkin.

Amber yang ditinggalkan hanya cemberut, memikirkan bahwa Adrian ternyata tidak seramah yang bisa dia pikirkan. Amber bisa melihat ketidakacuhan dari tatapan Adrian terhadapnya, namun Amber bukannya tidak punya sistem informasi. Dia bisa menanyakan hal ini ke Alicia nantinya.

Amber meraih ponselnya dan menyeringat saat melihat bahwa Alicia ternyata sedang on di Hacebook. Amber pun langsung  menanyakan siapa itu Adrian dan bahkan apa hubungannya dengan Jack Shulie kepada Alicia. Adapun Amber saat ini sudah berjalan kembali ke tempat duduknya.

 Mengingat karakter Alicia dan juga fakta bahwa Alicia berada di kelas yang sama dengan Jack, membuat Amber yakin bahwa tidak mungkin Alicia tidak mengetahui cerita tentang sosok Jack atau Adrian ini. Alicia pun cukup fast-response terhadap pesan Amber dan dalam waktu yang singkat, Amber yang tengah duduk manis pun akhirnya bisa mendapat gambaran besar dari hubungan di antara keduanya.

"Hanya karena masalah ini Jack membenci Adrian? Saya tidak percaya ... jelas-jelas ekspresi Jack barusan sehitam itu, bagaimana mungkin hubungan di antara keduanya bisa sesederhana sebuah kesalahpahaman? Hm, pasti ada yang hilang dari cerita Alicia," gumam Amber sambil menutup ponselnya. Pandangannya pun terarah ke lokasi duduk Adrian dan kemudian dia berpaling ke arah Jack. 

Amber mau tak mau menyeringai saat melirik Jack yang diam-diam memalingkan pandangannya kepada Adrian dengan tatapan tidak suka sebelum akhirnya keduanya bertatapan muka karena Adrian yang menyadari itensi pandangan Jack yang datang kepadanya. Amber merasa Jack sangat lucu karena dia sedikit kekanak-kanakan dan ketika dia melihat Adrian, Amber menemukan bahwa Adrian tampak balas tersenyum kepada Jack? 

"Maaf ..." ucap Adrian tanpa suara yang sayangnya terbaca oleh Amber yang melihatnya. Amber melihat Jack kembali yang kini ekspresinya merengut dan segera memalingkan muka sementara Adrian justru hanya tersenyum?

Amber yang melihat ini merasakan bahwa minatnya terhadap Adrian menjadi semakin meningkat. Dia seolah melihat Adrian sebagai kotak pandora yang menyembunyikan banyak hal. Menarik untuk melihat bagaimana reaksinya yang tenang menghadapi Jack yang temperamental dan sedikit kekanak-kanakan. 

Tidak lama, bayangan di masa lalu Amber menghampirinya dan ketika Amber melihat Adrian, Amber tampak mengingat seseorang yang sebenarnya sudah lama dia rindukan, yaitu almarhum ayahnya.

"Beliau juga sesabar itu menghadapi saya, kan? Mengapa orang-orang semacam beliau bisa sangat pengertian tanpa ampun? Sangat aneh mendapatkan perasaan ini dari seorang anak yang seumuran saya, kan?" gumamnya sambil memerhatikan sosok Adrian dengan sudut mulut yang terangkat. Amber memutuskan bahwa dia ingin mengenal anak lelaki di pandangannya itu. 

"Akan menyenangkan memiliki sosok seperti ayah di hidupku, kan? Mungkin ini bisa mengobati sedikit rasa rinduku ke beliau," pikir Amber yang kini kembali fokus ke ponselnya. Dia pun mengetik kalimat pesan.

Kepada : Alicia

Isi Pesan: Al, aku baru mempelajari menu baru dan berencana membawakan kamu satu untuk makan siang besok? Apa kamu mau?

Amber kemudian mengirim pesan tersebut kepada Alicia.

Sementara itu, berbeda dengan suasana hati Amber yang baik, suasana hari Jack sendiri sangat buruk. Hal tersebut beralasan dikarenakan kedatangan Adrian ke kelas bimbingan belajar yang tidak terduga. Di benak Jack, dia sekarang tengah dilanda kebingungan. Hal tersebut terkait dengan fakta bahwa Adrian berada di kelas grup belajar yang sama dengannya.

"Di kehidupan yang lalu, saya rasa dia tidak bergabung dengan kelas bimbingan belajar yang sama dengan saya. Tetapi, mengapa sekarang dia juga berada disini?? Tunggu ... apa saya lupa? Apa dia sebenarnya juga bergabung dengan grup belajar ini di masa lalu?" tanya Jack sambil  merasakan krisis antara ingatannya dengan situasi yang tengah terjadi. Seandainya saja Jack tahu, bahwa ingatannya benar dan Adrian memang sengaja menyusup ke kelasnya untuk menganggunya, sudah bisa dibayangkan betapa marahnya Jack saat ini ke Adrian.

"Saya akan membuatnya kehilangan poin keberuntungan sialan itu. Lihat saja!" ungkap Adrian di dalam benaknya. Sebuah senyum terulas di wajahnya seolah di hidup ini dia akan sukses menjalankan rencananya. Adrian pun selanjutnya berpikir hal apa yang harus dia lakukan terkait masalah Arthur dan Jack ke depannya.

 Adapun Jack, setelah perdebatan tanpa akhir di kepalanya dan masih tidak bisa menemukan jawaban apapun, Jack akhirnya memutuskan untuk mengesampingkan perihal Adrian yang menurutnya merupakan variabel terpaling tidak penting untuk saat ini. 

Setelah melirik Arthur yang kini tengah sibuk menulis di bukunya, Jack pun berinisitaif untuk menghampirinya,

"Hai, Arthur. Bisa kita bicara berdua di luar? Ada sesuatu hal yang ingin saya bicarakan dengan anda?" ucap Jack dengan tatapan yang sedikit memohon kepada Arthur.

Arthur yang melihat hal ini pun tidak berani untuk menolak dan mengiyakan keinginan Jack dan kemudian keduanya pergi bersama meninggalkan ruang kelas B. Tetapi sebuah suara, menginterupsi mereka berdua,

"Hei! Tunggu Sebentar!"


***

Penjahat Yang Membalas DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang