25

319 88 7
                                    

Adrian terus menghindari Rowen hingga kelas berakhir dan hal tersebut membuat wajah Rowen terjatuh sejadi-jadinya. Dia hanya bisa menyimpulkan bahwa Adrian tengah marah besar padanya dan dia tidak boleh mendekatinya untuk saat ini.

Rowen akhirnya hanya bisa menghela napas kasar untuk menunjukkan betapa besarnya keingginannya untuk berbaikan bersama Adrian. Namun tanpa Rowen ketahui, Adrian sebenarnya tidak pernah menyimpan kemarahan terhadap kejadian di masa lalu. Adrian hanya tidak terlalu berminat untuk bermain teman sejati untuk Rowen saat Adrian sendiri sibuk memplotkan berbagai cara untuk menjatuhkan Rowen.

"Saya tidak ingin menjadi munafik yang tersenyum di depan anda selagi saya sedang berusaha untuk menancapkan pisau di belakang punggung anda. Bagaimanapun saya puas dengan gambaran diri saya saat ini di dalam benak Anda. Itu harus menjadi sesuatu seperti saya adalah teman yang baik tetapi anda tidak baik untuk saya. Dan sejujurnya itu sudah cukup untuk setidaknya memutuskan kemungkinan bahwa anda akan berkolusi di masa depan untuk menghancurkan keluarga saya bersama Jack. Adapun, untuk benar-benar terlepas dari kemungkinan pengkhianatan anda terhadap saya, saya akan mengatur plot sehingga hubungan anda dan protagonis utama menjadi buruk. Saya akan membuat kalian saling membenci." pikir Adrian sesaat ketika dia melihat punggung Rowen yang akhirnya menyerah mengikutinya. Rowen pergi menuju supirnya dengan kepala yang tertunduk, seolah mimpinya telah direngut oleh seseorang.

Adrian kemudian hendak pergi juga menuju supir pribadinya namun sebuah notifikasi telepon menganggu keinginannya untuk bergerak. Ia segera meraih ponselnya dan sebuah nama yang selalu dia sesali untuk dia ingat muncul ke permukaan.

Triiriring.. 

Panggilan Telepon dari Jena Antramavia

Angkat/Tolak

Adrian menghela napasnya lelah dan kemudian menggeser layar untuk mengaktifkan fungsi angkat telepon. Adrian juga tak lupa menghela napas perlahan seolah itu merupakan pertanda bahwa ia sudah stabil dan siap untuk menerima segala macam percakapan yang tidak menyenangkan dari Jena.

"Halo." jawab Adrian sambil menunggu balasan dari balik layar.

"Adrian! Apa maksud anda! Mengapa semua proyek keluarga saya dengan perusahaan anda dan perusahaan lain semuanya dibatalkan?!" tanya Jena dengan emosi yang membara. Adrian bisa membayangkan wajah gadis tersebut yang sudah pasti sedang terdistrosi karena kemarahannya yang terlalu dominan hanya melalui suaranya. Dan Adrian jadi tidak bisa menahan tawanya.

"Hahahaha. Oh. Apa anda hanya mengubungi saya karena hal kecil ini?" jawab Adrian dengan suara yang sinis.

"Apa maksud anda dengan hal kecil?! Adrian, tidak tahukah anda betapa kekanak-kanakannya anda yang menyeret masalah kecil ini ke usaha ayah anda saat ini? Apakah menurut anda, hubungan yang baik antara ayah kita berdua akan bisa terus terjalin jika sikap anda terus seperti ini? Tidak hanya itu, menurut anda berapa banyak kerugian yang ditumbulkan dan berapa banyak orang yang harus kehilangan pekerjaannya karena lelucon yang anda buat?! Dan ini semata-mata karena anda ingin bermain-main dengan saya? Apa anda gila!?" teriak Jena dari balik telepon. Jika saja Adrian ada di hadapannya, Jena berpikir bahwa dia tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan jurus karate yang sudah ia kuasai beberapa tahun ini tepat ke muka Adrian. Menurut Jena, Adrian benar-benar anak laki-laki berotak sampah yang hanya peduli pada apa yang baik untuknya saja, tapi tidak memikirkan orang lain. Dan mendengar Adrian yang tertawa sebelumnya, membuat amarah Jena semakin meluap-luap.

Adrian yang mendengar intonasi dan volume suara yang memekakan telinga, hanya memundurkan ponselnya menjauhi telinganya yang berharga. Setelah Jena menyelesaikan perkataannya, Adrian pun kemudian mengeluarkan kata-kata balasannya yang sudah dia rangkai sedemikian rupa untuk memberi Jena tamparan keras.

"Saya tidak pernah menjadi kekanak-kanakan. Saya mungkin memiliki temperamen yang buruk tetapi saya tidak akan berani menentang ayah saya apalagi memerintahkan beliau secara sewenang-wenang hanya untuk kepentingan pribadi saya.  Apakah menurut anda kata-kata bodoh saya kemarin cukup untuk menghentikan semua proyek yang sedang berlangsung, bahkan cukupkah untuk membuat ayah saya mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyuruh semua perusahaan lain membelakangi keluarga anda? 

Tidakkah lebih masuk akal jika semua perusahaan ini sebenarnya memiliki masalah dengan perusahaan anda tanpa ayah anda sadari. Mungkin kalian melakukan sesuatu hal yang fatal, seperti membelot misalnya? Tidakkah jika anda berpikir bahwa ayah saya sebenarnya tidak sekuat itu untuk menentang sebuah perusahaan yang bahkan berada di atas langit yang berbeda seperti perusahaan anda? Perusahaan kami dan power kami terlalu kecil untuk dibandingkan dengan perusahaan sekaliber milikmu kan?" balas Adrian tenang. 

Ia menyadari bahwa pihak lawan bicaranya saat ini tampaknya sedang merenungkan kata-katanya dengan baik. Tentu saja, Adrian mempertimbangkan hal ini sebelumnya. 

Berkat tindakannya yang menyebutkan rumor tidak mendasar kepada sang ayah, Henri yang kemudian menemukan bukti pengkhianatan tidak bisa hanya tinggal diam. Hari itu juga, Henri menghubungi semua relasinya untuk membicarakan lelucon yang lucu tentang keluarga Antramevia, Ia juga membumbui ceritanya sehingga terlihat seperti Antramevia si katak tidak hanya mencoba berubah menjadi ular, tetapi juga ingin memakan keuntungan dari tarantula yang melindunginya. Sontak hal tersebut menyebabkan kegemparan yang tidak berujung.

Jika anda memahaminya, tarantula dan katak selalu bisa menjalin kekerabatan karena mereka menjalin hubungan mutualisme yang baik. Tarantula membutuhkan katak untuk menjaga bayi-bayinya dari semut (predator telur bayi. Tarantula tidak selalu di guanya sehingga kematian semacam ini tidak dapat dihindari) dan katak yang akan memakannya memberikan dia tidak hanya sumber makanan yang luar biasa namun juga tempat tinggal dan perlindungan dari tarantula. Tetapi bagaimana jika katak sepertinya ingin memakan telur-telur tarantula juga, bukankah itu tidak tahu berterima kasih? 

Berkat cerita sporadis tersebut dan kepandaian untuk memelintir kebenaran, Henri berhasil membuat orang-orang dewasa ini tidak hanya mewaspadai perusahaan Antramavia tetapi juga merasakan was-was dengan kerjasama mereka sendiri, dan dengan kemudahan pelacakan di jaman ini, mereka masing-masing akhirnya akan mulai mengerahkan kemampuan mereka untuk menelisik kejahatan seperti apa yang dilakukan Antramevia terhadap usaha mereka sendiri. Beberapa dari mereka menyadari bahwa lelucon Henri tampaknya bukanlah kebohongan semata untuk menjatuhkan Antramevia yang bermasalah dengannya, tetapi ini adalah kebenaran yang akhirnya terbuka.

Beberapa dari mereka menyadari bahwa dalam beberapa proyek, Antramavia tampaknya melakukan kecurangan dan bahkan hal tersebut dilakukan secara sangat teliti, sehingga jika anda tidak membayar intelijen kelas atas, anda tidak akan dapat merasakannya. Pembicaraan Antramavia terus berlanjut, dan beberapa pengusaha besar yang merasa kesal akhirnya membuat kebijakan untuk memutuskan rantai dengan Micro.ltd.  Mereka tidak bisa menahan kekecewaan dan kemarahan karena Micro ltd, tanpa kerjasama dari mereka hanyalah sebuah semut!


***



Penjahat Yang Membalas DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang