Jack berjalan dengan santai sambil memikirkan bahwa besok, dia mungkin sudah bisa memanen poin keberuntungan pertamanya dari misi membantu Arthur. Dan sebuah senyum menghiasi wajahnya karena merasa bahwa misinya sangat mudah diselesaikan.
"Saya hanya perlu menunggu hingga Arthur menjalankan saran saya, dan boom! Poin keberuntungan yang saya tunggu-tunggu akan menghampiri saya, besok!" gumam Jack dengan seulas senyum yang menghiasi wajahnya.
Dia sudah berjalan cukup jauh dari lembaga kursus dan kini sudah berada mini market yang berada di sekitaran Toko Buku X. Sama seperti kemarin, Jack akan masuk memberli camilan dan nongkrong di meja luar minimarket hingga ia melihat toko buku X tersebut tutup.
Jack kemudian mengarahkan pandangannya kepada kedua gadis yang kini tengah berjalan santai sambil mengobrol ringan setelah penutupan toko buku. Mereka merupakan dua karyawan yang kemarin juga Jack lihat, yaitu Risa dan Aulia. Jack segera meraih ranselnya dan pergi mengikuti keduanya tidak jauh dari belakang.
Samar-samar, Jack bisa mendengarkan percakapan mereka yang seru dan keduanya yang tertawa bersama dengan riang di belakangnya.
Jack tidak bisa tidak merasakan bahagia dan sekilas perasaanya menjadi sedikit lebih lega. Jack melirik sudut wajah Aulia yang menurutnya sangat menarik dan diam-diam terus mengikutinya hingga akhirnya mereka sampai di halte yang biasa Aulia datangi.
Aulia tanpa sengaja melirik kanan-kirinya dan setelah dia tidak sengaja memalingkan wajahnya untuk melihat kursi halte, Aulia terkesiap karena menemukan sesosok yang dia pikir Jack, yang duduk tak jauh dari posisinya sambil mendengarkan headset. Belakangan, Jack juga akhirnya menoleh dan mereka tanpa disengaja akhirnya jadi saling berbagi pandangan pada masing-masing. Aulia mengejut tak percaya tetapi juga sangat senang, karena akhirnya takdir kembali mempertemukan mereka berdua.
"Hai," sapa Jack dengan senyum yang terukir di wajahnya.
Aulia pun menghampiri Jack dan duduk di sampingnya,
"Halo. Siapa sangka kita akan bertemu kembali disini?" tanya Aulia sambil membalas senyum Jack dengan senyuman yang tak kalah cerah.
"Oh, iya. Saya belum menanyai nama anda! Saya Lia," ucap Aulia sambil menyodorkan tangan kanannya untuk berkenalan.
"Saya Jack."
Aulia mengangguk mengerti dan Jack pun kembali mengajak Aulia berbicara dengan menanyainya beberapa topik pembicaraan yang ringan. Aulia pun tanpa ragu memberikan balasan yang selalu positif kepada Jack dan pembicaraan mereka selanjutnya terus berlanjut hingga keduanya menaiki bis.
"Wow, ternyata kita menaiki jurusan yang sama. Hm, tetapi saya tidak pernah melihat anda sebelumnya," ungkap Aulia yang memang sudah menaiki bis cukup lama hingga cukup mengenal wajah-wajah pelanggan setia bis yang dia naiki.
"Tentu saja anda tidak akan pernah melihat saya. Ini merupakan minggu pertama saya di kota Hanami. Sebelumnya saya tinggal di kota Bandung." jawab Jack yang akhirnya membuat rasa penasaran Aulia menguap.
Mereka terus berbicara hingga sampai pada sebuah pemberhentian, dan Aulia pun segera menekan tombol peringatan. Sebelumnya Aulia sudah berpamitan kepada Jack dan keduanya akhirnya mengucapkan selamat tinggal dan hati-hati kepada masing-masing lawan bicara. Tidak lupa, Jack segera meminta nomor ponsel Aulia yang dengan mudah diberikan kepadanya tanpa bertanya-tanya. Padahal Aulia yang Jack kenal sangat pemilih dalam membagikan nomor pribadinya kepada orang yang baru dikenal. Jack mengucapkan terima kasih dan keduanya pun berpisah.
Setelah sampai di rumah, Jack segera menghempaskan tubuhnya ke kasur dan segera menghubungi Aulia melalui Hacebook. Keduanya juga telah berteman dengan baik di aplikasi tersebut.
"Saya sangat merindukan anda, Lia. Saya sangat senang akhirnya kita bisa mengobrol seperti ini. Saya harap kedepannya kita bisa selalu terus terhubung sehingga setidaknya penyesalan saya bisa sedikit terobati."
"Sangat benar-benar mencintai anda, Lia."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjahat Yang Membalas Dendam
Teen FictionAdrian cukup beruntung untuk kembali ke masa lalu setelah kematiannya yang menggenaskan melawan musuh bebuyutannya. Adrian yakin bahwa dia pasti bisa menjatuhkan musuhnya itu setelah hidup dan melewati kematian sekali. Namun, yang tidak Adrian sangk...