28

281 79 5
                                    

Adrian menghampiri Mario yang sudah duduk di kursi cafetaria sambil melambai ke arahnya dengan antusias. Adrian segera duduk di hadapan Mario sambil melepaskan ranselnya dan maniknya segera terarah otomatis untuk melihat beberapa makanan yang sudah dipesan oleh Mario untuknya. Dengan wajah menunduk lesu, Adrian tetap mencoba mengucapkan terima kasih kepada Mario dan makan dalam diam.

Berbeda dengan Adrian, Jack kini tampak sangat semangat memandangi bangunan pencakar langit di hadapannya. Ia memandangi rupa bangunan tersebut dan tidak bisa tidak tersenyum saat membaca kata-kata yang tertulis disana.

"Bimbingan Belajar Future"

"Dengan belajar secara intensif disini saya akan semakin dekat untuk menyelesaikan misi pertama saya dan mendapatkan keterampilan pertama saya."gumam Jack dengan kedua tangan yang dipangku di pinggang.

Dia kemudian masuk dengan semangat dan segera menghampiri receptionist untuk mendapatkan kartu dan id yang akan dia gunakan di kelas. Tidak lupa, Jack juga mengambil semua buku cetak dan buku latihan yang akan digunakan selama kelas bimbingan berlangsung.

ID Student

Nama         : Jack Shulie

Kelas         : B

No. siswa : 08088112

"Sudah lama saya tidak bertemu dengan anak-anak ini," gumam Jack yang berjalan sambil bernostalgia. Dia mengingat kenangannya di masa lalu, terutama momen saat dia berhasil mempermalukan peringkat 1 yang sombong dan angkuh beserta teman-temannya. Jack tidak sabar untuk melihat wajahnya yang membusuk tidak lama lagi. 

"Sudah berapa lama ya saya tidak sekompetitif ini, Hahaha," ucap Jack sambil tertawa.

Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit untuknya  bisa sampai ke kelas B dan Jack tidak berlama-lama langsung menempelkan ID ke sistem pengenal yang tertempel samping pintu dan pintu segera terbuka secara otomatis. Jack pun segera masuk dengan penampilan yang percaya diri.

Di dalam ruangan,  terdapat 7 siswa lain yang sudah siap di tempat duduk mereka masing-masing. Dan berkat dorongan pintu yang terdengar suaranya, beberapa anak yang tidak sibuk belajar menemukan kehadiran Jack disana dan menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya siapa anak di depan mereka. Terutama setelah Jack terlihat memakai seragam yang sama dengan mereka membuat mereka semakin penasaran.

"Dari kelas mana anda sebelumnya?" tanya seorang anak perempuan bernama Amber Darmawan dengan santai.

"Hm, 12 IPA 2," balas Jack dengan tenang sambil menaruh tasnya di bangku yang kosong.

"Oh, ya? Hmm, berarti kamu pasti mengenal Alicia?" tanya Amber kembali sambil mengingat teman manisnya yang juga berada di kelas yang sama dengan Jack.

"Alicia Rosebern? Yah, aku mengenalnya," jawab Jack dengan tidak antusias. Dia tentu mengetahui siapa itu Alicia. Anak perempuan nakal itu, diingatan Jack merupakan satu dari banyak orang yang nantinya akan menjadi wanitanya. Namun tidak bisa dipungkiri Alicia sebenarnya sangat menyebalkan di mata Jack. 

"Dia pergi menyeret tubuhnya untuk terus mengikuti saya seperti anjing. Berlari-lari dan melakukan semua tindakan gila hanya karena obsesi cintanya yang tidak bisa saya balaskan. Bagaimana saya tidak bisa mengingatnya?" pikir Jack dengan senyum yang masih terpantri di hadapannya.

Ia menatap Amber dan tidak bisa merasa kasihan, "Sayang sekali hubungan persahabatan kalian tidak akan bertahan lama," pikir Jack. Kini wanita tersebut sudah mendekati Jack entah untuk apa. Namun, Jack sudah mengetahui apa yang akan dia beritahukan. Seolah plot tersebut sudah dituliskan sebelumnya,

"Betulkah? Kalau begitu anda akan menjadi teman saya. Semua teman Alicia akan menjadi teman saya juga. Salam kenal Jack!" ucap Amber sambil menegadahkan tangannya untuk meminta berjabat tangan dengan Jack.

"Yah, senang berkenalan dengan anda," jawab Jack.

Dia kemudian mendengar suara pintu yang terbuka kembali, dan Jack tidak bisa tidak menahan senyumnya saat melihat siapa orang yang datang memasuki pintu.

"Ding!"

"Sial. Quest tambahan akhirnya masuk. Hahaha, kehidupan sistem halo protagonis saya resmi dimulai! Ini akan menyenangkan!" ucap Jack di dalam hatinya. Dia sangat yakin, dengan alur yang sudah familiar, tingkat kesuksesan yang bisa dicapai Jack bisa menjadi dua kali lipat.

"Kali ini saya harus mengoptimalkan semua keuntungan yang bisa saya dapatkan dan menjadi Dewa Tampan Kaya Raya!" 


***






Penjahat Yang Membalas DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang