Adrian menenteng tas sekolahnya dan berjalan dengan santai menuju kelas. Suasana di sekitarnya terbilang cukup ramai, beberapa siswa tampak sibuk dengan peralatan kebersihan kelas, sementara yang lainnya tampak bercanda tawa di sepanjang koridor. Tak ada satupun siswa yang peduli dengan keberadaan Adrian disana. Namun, suasana ini membuat Adrian menghela napasnya lemah.
"Setiap saya memikirkan masa lalu saya di sekolah. Saya selalu bertanya-tanya mengapa saya tidak memiliki kesan yang baik tentang sekolah. Dan ternyata itu karena saya sebenarnya tidak pernah memiliki satu teman yang nyata. Haha..," tawa Adrian di kepalanya. Ia sempat memperhatikan beberapa siswa yang bercakap-cakap santai dan tidak bisa tidak merasa cemburu ketika melihat mereka tertawa bahagia bersama.
"Yah.. sebaiknya saya juga mulai mencari teman di masa ini. Bagaimanapun baik untuk memiliki seorang yang bisa anda percaya dan andalkan." gumam Adrian sambil melangkahkan kakinya ke dalam kelas.
Tetapi, langkahnya segera terhenti ketika melihat sosok Jack yang sudah duduk menempati tempat duduknya. Ia melirik teman sekelasnya dan mengetahui bahwa mereka tampaknya sama sekali tidak memiliki ide dan berusaha menghindari tatapannya.
"Apa mereka membenci saya,"pikir Adrian saat tatapannya diabaikan begitu saja. Ia kemudian menghapus pemikiran tentang teman sekelasnya dan segera berpikir apa yang harus dia lakukan terhadap Jack yang dengan santainya masih bermain game di mejanya.
Sementara itu di meja sebelah Jack,
"Hei .. mengapa anak baru itu duduk disana?" bisik Alicia di telinga Ruben. Ruben yang mendengar Alicia tak bisa menahan lirikannya ke bangku Adrian yang ditempati Jack dan menaikkan bahu, "Menurut anda saya tahu? Saya tidak tahu, Alicia. Dugaan saya ya mungkin saja anak baru itu ingin mencari masalah dengan Adrian? Urusan mereka kemarin sepertinya belum tuntas," ucap Ruben yang kini fokus mengerjakan tugas tutor di hadapannya.
"Ini tidak benar. Anda harus melaku-" ucap Alicia yang langsung dipotong Ruben. "Diam, Alicia. Urus saja urusanmu, okey? (Ruben menatap Alicia lekat-lekat) Dan berhenti melirik mereka! Kamu tidak akan lagi menyukai kehidupan sekolahmu jika kamu terlibat di antara mereka." bisik Ruben dengan sinis. Ia kemudian mendorong dirinya, membelakangi Alicia. Alicia yang mendapat perlakuan ketus dari Ruben hanya bisa mendengus sebal dan berdiri hendak meninggalkan Ruben sendirian.
"Ruben menyebalkan. Lebih baik saya menghampiri teman-teman perempuan saya," pikir Alicia yang sudah membayangkan betapa menyenangkannya obrolan mereka. Apalagi ia mengingat salah satu temannya, Amber ingin memberikannya hadiah oleh-oleh. Hal tersebut membuat Alicia semakin bersemangat untuk melangkah keluar tepatnya menuju ke kelas sebelah. Namun tidak lama ia segera terkejut. Pasalnya ia sama sekali tidak mengetahui keberadaan Adrian dan berjalan sampai hampir menabrak pria tersebut. Ia berhasil menghindari Adrian, namun ia sama sekali tidak bisa menyembunyikan perasaan takutnya kepada Adrian. Riwayat kenakalannya di sekolah dan reputasinya sebagai pembully di semester lalu masih terkenang dengan baik di ingatan Alicia.
Alicia hanya bisa membeku di tempatnya, akibat ketakutan. "Ma-ma..af," gumam Alicia lemah.
Adrian yang mendengar permintaan maaf seperti itu, hanya bisa menggelengkan kepalanya lesu. Ia merasa reputasinya sangat jelek sampai teman sekelasnya saja tidak berani menatapnya, apalagi menyinggungnya. Alicia yang melihat ekspresi jelek Adrian justru menjadi semakin takut dan berniat untuk kabur meninggalkan Adrian. Namun remaja laki-laki itu segera menahan pergelangan tangannya dan berkata,
"Untuk apa permintaan maaf itu?" tanya Adrian dengan rasa penasaran. Namun, Alicia sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Setelah hening beberapa saat, Adrian melepaskan genggamannya daripada Alicia sambil menghela napas lemah.
"Tolong jangan takut di masa depan. Saya tidak ingin membuat siapapun menjadi tidak nyaman," jawab Adrian dengan volume yang cukup keras. Hal tersebut sontak menarik perhatian teman sekelas lainnya yang sebelumnya sibuk dengan urusan mereka masing-masing, tidak terkecuali Ruben.
"Alicia, apa sih yang kamu lakukan??" tanya Ruben dengan kesal di dalam hatinya. Ruben akan segera bergerak membantu Alicia mengingat lawan bicaranya adalah Adrian, namun sebelum hal itu terjadi, Adrian sudah lebih dulu meninggalkan gadis tersebut sendirian disana.
Adrian segera pergi menghampir Jack dan bertanya, "Apa ada kesalahpahaman disini teman sekelas? Saya masih ingat saya kemarin duduk tepat di tempat anda saat ini duduk?" tanya Adrian sesopan mungkin.
"Kesalahpahaman apa? Ini memang tempat duduk saya! Anda punya masalah, Hah?!"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Penjahat Yang Membalas Dendam
Roman pour AdolescentsAdrian cukup beruntung untuk kembali ke masa lalu setelah kematiannya yang menggenaskan melawan musuh bebuyutannya. Adrian yakin bahwa dia pasti bisa menjatuhkan musuhnya itu setelah hidup dan melewati kematian sekali. Namun, yang tidak Adrian sangk...