52

147 21 5
                                    

Adrian segera kembali menuju tempat duduknya, dan tanpa ragu langsung mulai belajar.

Semalam, Adrian sudah membuat jadwal belajar gilanya. Dengan tekad yang baik, Adrian berharap dirinya bisa konsisten sehingga mampu menyusul Jack yang dipastikan akan menjadi peringkat 1 sesuai naskahnya.

Jack di tempat duduknya, tidak sengaja memperhatikan ketekunan Adrian dan sekali lagi merasakan kebingungan.

"Saya tidak ingat, tapi sepertinya dia cukup rajin belajar juga," pikir Jack yang belakangan ini selalu memikirkan plot dirinya yang selalu bertabrakan dengan plot Adrian.

Jack termenung kembali, memikirkan semua pertemuannya bersama Adrian, "Saya tidak ingat orang ini begitu menonjol di kehidupan saya yang lalu, tetapi di kehidupan ini dia benar-benar bisa menjadi lawan yang menghadang rencana saya. Saya harus mulai berhati-hati mulai sekarang,"

"Awas! Lihat saja! Saya akan menyerap semua poin keberuntungan anda," ucap Jack di dalam benaknya. Tatapannya kemudian menjadi semakin tajam ke arah Adrian.

Adrian yang merasakan instingnya mengatakan bahwa ada orang lain yang memperhatikannya, membuatnya bergidik. Adrian memutuskan untuk berbalik, dan menemukan bahwa tidak ada orang lain yang menatapnya.

Adrian curiga kepada Jack, namun pemuda itu tengah sibuk mengelap-ngelap permukaan pakaiannya yang basah dengan sapu tangan miliknya.

Seketika, kecurigaan itu pupus dan bulu kuduk Adrian bergetar,

"Apa mungkin di kelas ini ada hantu?" pikirnya sambil menatap sudut ruangan dan kemudian segera berbalik setelah mengetahui bahwa hal tersebut mungkin saja benar.

"Sebaiknya saya fokus pada soal disini," gumam Adrian pelan.

***

Selepas pulang sekolah, Adrian langsung pergi menuju lembaga kursus "Future" dan dengan fokus kembali belajar.

Satu hal yang mungkin membedakan adalah bahwa sebelum di masuk ke kelas, Jack akan melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Hubungan kedekatan antara Jack dan Arthur juga membuat mood Adrian menjadi sedikit jelek. Walaupun, Adrian sudah menduga akan menjadi seperti ini.

"Saya pikir, karena saya mencoba terlibat dan mengacaukan alurnya, maka masa depan mungkin saja akan ikut berubah. Tetapi, hal itu tidak semudah yang saya pikirkan,"

"Rencana saya untuk membuat Jack kehilangan pion kebanggannya, Arthur, tidak berhasil. Lalu rencana apa yang selanjutnya harus saya jalankan? Dan bagaimana?" tanya Adrian di dalam benaknya. Dia cukup gelisah tanpa dia sadari.

Selagi Adrian terlalu fokus dengan lamunannya, membuatnya lupa bahwa hal tersebut menarik seseorang yang penasaran untuk mendekatinya,

Gadis itu kemudian bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Amber yang sedari tadi memperhatikan Adrian.

Awalnya pemuda itu cukup serius dengan pembelajarannya, sampai suatu ketika dia mulai tanpa sadar meremas kertas jawaban di hadapannya dengan pikiran yang entah sedang ada dimana.

"Apa orangtuamu memaksamu untuk masuk kesini?" tanya Amber, yang ternyata sedang salah paham dengan perilaku Adrian sebelumnya. Dia berpikir mungkin Adrian cukup frustasi karena harus mengejar nilai yang tinggi.

Bagaimanapun rata-rata anak yang bergabung dengan kursus ini biasanya adalah anak-anak peringkat satu di kelas ataupun sekolahnya, sehingga cukup aneh, melihat Adrian yang Amber baru ketahui ternyata bahkan tidak mencapai lima besar di kelasnya.

Dan melihat ekspresi suram Adrian setiap dia masuk ke kelas dan emosinya yang berfluktuasi secara aneh, membuat Amber ingin menertawai dan mengejeknya.

Namun, Adrian segera menggeleng. Membuat Amber bingung.

Adrian kemudian berkata, "Aku yang meminta ayahku agar dia memasukkanku kesini,"

"Apa kamu memiliki rasa frustasi baru-baru ini? Anda tampak seperti sedang dikejar sesuatu," tanya Amber yang kini mendekatkan wajahnya sedikit sehingga betul-betul kelihatan condong ke arah Adrian.

"Begitulah."

"Aku ingin mengalahkan seseroang," ucap Adrian dengan kedua manik matanya yang berfokus pada Arthur.

"Arthur? " tanya Amber yang menebak dengan mengandalkan arah pandangan mata Adrian.

"Bisa jadi." jawab Adrian yang membuat Amber bingung.

Tetapi Amber kemudian menimpali dengan kata-kata yang menurutnya sangat realistis., "Itu akan sedikit sulit,"

Arthur adalah All-ini di dunia Akademik Hanami. Dia si paling jenius dari para jenius.

Adrian kemudian menjawab dengan percaya diri,

"Tidak masalah."

"Mengacaukan dia sama dengan mengacaukan masa depan musuh saya," lanjut Adrian dengan suara yang dingin, sarat akan emosi namun negatif.

Amber merasakan ketakutan tidak biasa saat Adrian mengatakan hal tersebut, dan dirinya segera mundur.

Di benaknya, Amber bertanya-tanya,

"Siapakah orang beruntung yang menjadi musuh orang ini?" tanya Amber sambil melihat ke arah Arthur yang saat ini sedang dihampiri oleh anak baru, Jack.

Sepertinya Jack sedang bertanya akan suatu soal dan Arthur seperti biasanya akan dengan senang hati meladeni permintaan tolong teman sekelasnya.

***

Penjahat Yang Membalas DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang