"Maaf, apa aku bisa bertanya sesuatu kepada kalian?" tanya seorang anak perempuan seusia mereka, yang muncul entah darimana. Arthur dan Jack hanya saling memandang kebingungan.
Arthur dan Jack baru saja akan masuk ke dalam cafeteria setelah Jack berinisiatif untuk mengobrol sambil meminum kopinya. Tetapi tidak pernah mengira bahwa akan ada seorang anak yang datang menghampiri mereka, terutama mereka meyakini bahwa di perjalanan tidak ada seorangpun selain mereka berdua disana.
"Ya, tentu saja. Silahkan bertanya apa saja. Jika saya mengetahuinya, saya pasti akan dengan senang hati membantu anda," ucap Arthur dengan senyum yang ramah. Sementara Jack di sebelahnya hanya menarik seringai kecil tatkala melihat kebaikan Arthur yang menurut masa lalunya hanyalah topeng semata.
"Anak angkuh ini sangat pandai memainkan peran,"ungkap Jack di dalam hati. Kepalanya mengangguk seolah mengagumi kepintaran Arthur dalam memanipulasi orang. Dia menatap mata berbinar anak tersebut yang ditujukan kepada remaja di sampingnya, dan Jack tidak bisa tidak menahan tawanya. Ia memejamkan matanya untuk meringankan perasaan geli yang dirasakannya.
"Jika sistem tidak meminta saya untuk berteman dengan anda, siapa kiranya yang sudi untuk membantu masalah anda? Arthur, anda pantas mendapatkan semua penderitaan itu. Tetapi, saya membutuhkan poin keberuntungan saat ini. Saya tidak bisa pilih-pilih dari siapa saya akan memanen. Jadi, saya akan mengikuti anda hanya untuk saat ini," pikir Jack sambil kembali mengenang plot yang telah dia selesaikan di masa lalu. Jack optimis bisa menaklukan Arthur pada akhirnya.
"Hm, saya hanya bertanya-tanya, apakah ada diantara anda yang mengenal Adrian Mangkudewa?" tanya anak tersebut.
Arthur mengangguk ketika ia mendengar nama Adrian, sementara Jack hanya menatap acuh tak acuh. Dia tetap sedia dengan ekspresi datarnya. Dia berusaha menahan rasa kesal yang selalu timbul saat nama Adrian muncul di hidupnya.
"Adrian ... Adrian ... Adrian .... Huh, saya harus segera menyingkirkan bajingan ini secepatnya dari hidup saya. Hanya mendengar namanya saja rasanya akan membuat saya cepat gila," pikir Jack sambil mendengarkan jawaban yang diberikan oleh Arthur untuk menjawab anak tersebut. Jack tetap mempertahankan composure tenangnya di belakang Arthur.
"Oh, saya mengenalnya. Apa anda memiliki sesuatu untuk diberitahu atau anda mungkin ingin saya membantu anda untuk menemuinya?" tanya Arthur dengan senyum yang tulus. Dia bisa melihat bahwa anak tersebut tampak lebih cair setelah mendengar kata-katanya.
"Hm, sebenarnya tidak ada yang penting. Saya hanya ingin mengirimkan surat ini untuk Adrian. Apa anda tidak keberatan untuk memberikan kepadanya langsung?" tanya anak tersebut sambil mengeluarkan sebuah surat beramplop pink dan sebuah standing pouch yang berisikan sesuatu yang Arthur tidak ketahui isinya.
Arthur yang melihat hal tersebut, hanya langsung mengambil alih surat dan standing pouch tersebut sambil berkata, "Tidak masalah. Selain ini, apa ada hal lainnya yang ingin anda sampaikan?"
Anak perempuan tersebut hanya menggeleng dan kemudian melontarkan senyumnya sambil memberikan ucapan terima kasih kepad Arthur dan Jack. Keduanya juga merespon ucapan tersebut dengan baik dan keduanya kemudian berpisah dengan anak perempuan tersebut.
Berbeda dengan ekspresi anak perempuan tersebut yang meninggalkan mereka dengan bahagia, Jack bisa mendengarkan helaan napas dari Arthur yang terlihat tabah.
"Ada apa dengan anda? Jika tidak menginginkannya, anda bisa langsung menolak permintaanya," tanya Jack yang melirik pouch serta surat di tangan Arthur.
"Itu tidak seperti yang anda pikirkan Jack. Saya hanya sedikit terkejut, tetapi juga senang? Entahlah saya tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata," ucap Arthur yang pandangannya masih tertuju pada anak perempuan yang punggungnya sudah hampir menghilang dari pandangan.
"Terkejut tetapi senang? Hm, apakah itu karena anda mengenal anak perempuan itu? Dia teman anda ya?" tanya Jack yang tangannya sudah di taruh di pundak Arthur.
Arthur yang mendengar pertanyaan dari Jack hanya membalas dengan gelenggan seolah dia tidak mengenal anak perempuan tersebut. Sejujurnya itu merupakan pertemuan pertama keduanya secara langsung. Anak perempuan tersebut jelas tidak mengenal Arthur, tetapi sayangnya Arthur mengenalnya. Sudut mata Arthur seketika menampilkan rasa kerinduan dan kesedihan.
"Saya hanya tahu bahwa dia tampaknya adalah anak dari grup belajar A dan tentu saja, dia tidak berasal dari sekolah yang sama dengan kita. Saya tidak tahu tentang anda. Tetapi saya selalu bersekolah di Yayasan Harapan, sehingga bisa dikatakan pergaulan saya cukup terbatas." ucap Arthur yang kemudan berbalik masuk ke dalam cafeteria dengan kepala tertunduk. Matanya fokus kepada dua barang pemberian perempuan tersebut untuk Adrian.
Jack hanya menaikkan bahunya acuh, sama sekali tidak tertarik dengan detail tersebut. Di kepalanya hanya ada satu hal penting untuk dibahas dengan Arthur saat ini, yaitu membahas solusi untuk masalahnya.
Bagaimanapun, Jack telah mengalami kehidupan ini sebelumnya, sehingga sangat mudah untuknya mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah Arthur. Dan dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Lagipula, Arthur akan senang tatkala dia mendengar saran dari Jack. Sehingga ini adalah solusi yang win-win. Jack sangat tidak sabar dengan hadiah poin keberuntungannya.
Setiap poin keberuntungan yang bisa dihasilkan biasanya secara tidak langsung akan menaikkan tingkat keberuntungan seseorang, sehingga kehidupan mereka akan lebih mudah dari sebelumnya. Dengan memastikan pengumpulan poin keberuntungan dari quest tambahan, Jack dapat mendorong pertumbuhannya dengan lebih baik.
Jika mengaitkannya dengan quest pertama, maka semakin banyak poin keberuntungan yang dihasilkan semakin besar juga kemungkinan Jack bisa mengalahkan juara pertama. Singkatnya, bahkan jawaban yang salah pun bisa menjadi benar jika dibantu oleh poin keberuntungan yang tinggi.
Normalnya setiap manusia akan memiliki sekitar 30-50 poin keberuntungan dan sudah dianggap cukup beruntung. Tetapi bagaimana jika Jack bisa menyelesaikan quest tambahan ini? Keberuntungannya yang sebelumnya hanya berkisar 30 (sangat biasa) dapat ditingkatkan menjadi 80 jika dia berhasil menyelesaikan quest dengan baik.
Dan nilai 80 ini merupakan nilai keberuntungan yang cukup luar biasa. Hanya 10% penduduk di bumi yang memiliki keberuntungan dengan nilai sebesar itu.
Hal inilah yang membuat Jack optimis. Dia kemudian masuk ke cafeteria dan memesan minuman sebentar.
Setelah selesai, dia kemudian menghampiri Arthur yang kini sedang duduk dengan wajah yang cukup lesu. Jack memperhatikan hal ini dan memiliki sedikit ide tentang hal tersebut, namun dia mengabaikannya.
Dia kemudian menyodorkan segelas ice Americano kepada Arthur dan keduanya kemudian minum dengan tenang. Arthur tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Jack, yang segera dibalas anggukan singkat oleh Jack.
Setelah cukup lama menikmati kopi, Jack akhirnya memutuskan untuk segera membuka percakapan bersama Arthur.
"Hei, ada sesuatu yang sangat penting yang ingin saya bicarakan dengan and-" ucap Jack yang langsung dipotong oleh Arthur.
"Hei, siapa itu Adrian?" tanya Arthur kemudian yang langsung membuat Jack terkejut.
Arthur juga tak kalah terkejut.
Pasalnya mereka sama-sama mengungkapkan pikiran mereka di waktu yang bersamaan.
Sontak ekspresi Jack menjadi tidak tertahankan. Dia rasanya ingin segera membanting meja ke arah muka Adrian.
"Kenapa hidup saya selalu berlari-lari di sekitar Adrian dan Adrian?" tanya Jack di dalam hatinya dengan perasaan kesal sekaligus gusar.
"Sial!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjahat Yang Membalas Dendam
Teen FictionAdrian cukup beruntung untuk kembali ke masa lalu setelah kematiannya yang menggenaskan melawan musuh bebuyutannya. Adrian yakin bahwa dia pasti bisa menjatuhkan musuhnya itu setelah hidup dan melewati kematian sekali. Namun, yang tidak Adrian sangk...