Keesokan harinya,
Di sekolah. Di kursi Adrian.
Bukk ...
Seorang pemuda baru saja menghempaskan sebuah buku paket super tebal di depan meja Adrian. Tepat dihadapannya.
"Anda punya masalah dengan saya?" tanya Adrian tenang kepada pemuda di depannya. Dia sedang disibukkan dengan materi pelajaran di depannya. Gangguan semacam ini cukup membuatnya risih karena memecahkan konsentrasinya.
Pemuda yang tidak lain adalah Jack hanya mendengus dan kemudian meraih ransel Adrian dan menyingkirkannya dari kaitan ransel di samping meja. Jack kemudian menjatuhkan tas Adrian ke lantai.
"Menyingkir."
"Ini tempat duduk saya."
Adrian menaikkan kedua alisnya bingung.
Jack langsung menyuruhnya berdiri dan Adrian refleks mengikuti karena dia benar-benar belum tau apa yang diinginkan remaja itu.
"Menyingkir, bodoh!" ucap Jack yang sudah siap dengan barang-barangnya. Dia kemudian ingin duduk di kursi Adrian.
Namun, Adrian langsung menahan pergelangan tangan Jack, dan mendorongnya ke belakang.
"Hei! Apa yang kamu lakukan?!" teriak Jack yang marah karena didorong sampai hampir terjatuh ke lantai. Posisi tangannya yang menahan diri di meja teman sekelas membantunya menghadapi kejatuhan yang tiba-tiba saja mungkin terjadi.
Adrian melihat suasana kelas yang sepi dan berpikir untuk menghajar Jack di tempat.
"Hei! Berhenti bermain-main. Itu tempat dudukku sebelumnya!" teriak Jack yang tentu saja tidak masuk akal.
Bukankah kemarin dia sudah mengusir Adrian, dan kali ini dia ingin kembali melakukannya? Bocah ini perlu diberi pelajaran.
Adrian mengangkat sudut bibirnya sebentar sementara matanya mengawasi keadaan lingkungan sekitar.
"Tidak ada orang yang lewat," pikir Adrian. Dan sontak karena pemikiran tersebut, Adrian langsung menuju Jack, menariknya dan mendorong pemuda itu ke pojok.
Bukh! Bukh!
Bunyi pukulan yang Adrian persembahkan ke perut Jack.
Jack hanya melihat Adrian dengan tatapan nanar, namun dia sepertinya ingin membiarkan Adrian terus melakukan perbuatannya.
Ting!
Mengenali antagonis pertama sekolah terdaftar.
12% sebelum pembentukan misi!
15% sebelum pembentukan misi!
30% sebelum pembentukan misi!
Bukh!
"Hei! Menurutmu makan siang apa yang akan disajikan hari ini?" ucap sebuah suara yang cukup nyaring terdengar.
"Teman sekelas sudah datang!" pikir Adrian.
Dia kemudian melihat ke arah Jack yang telentang tetapi dalam kondisi masih berlindung dengan posisi kedua tangannya menutupi wajah. Dia bahkan tidak memperhatikan bahwa Adrian tampaknya mulai melambatkan pukulannya.
"Bodoh!" pikir Adrian.
Pemuda itu kemudian bergegas mencapai dispenser di samping loker siswa, dan mengangkat galon yang terletak di dalam dispenser. Adrian mengangkatnya dengan cekatan.
Dan Adrian tidak lupa menjatuhkannya tepat ke arah Jack terlentang. Membasahi tubuh pemuda itu.
Jack yang curiga dengan pergerakan Adrian melepaskan penutup matanya dan melihat tubuh dan lantai yang basah karena perbuatan Adrian.
Adrian kemudian mendekatkan diri ke arah Jack.
"Kamu sebaiknya tidak mengangguku lagi!" bisik Adrian.
"Atau saya akan mengungkapkan sistem sialan anda!"
Jack langsung melotot dan wajahnya langsung memutih.
Ketakutannya yang tidak pernah Jack duga terjadi.
Kebingungan melandanya. Namun, Jack sama sekali tidak mengerti.
Bagaimana Adrian bisa mengetahui keberadaan sistemnya adalah rahasia yang saat ini sangat dia inginkan.
Adrian berdiri dari posisinya dan kembali ke tempat duduknya. Dia kemudian mengambil tas Jack yang berada di atas mejanya dan menyingkirkannya dengan melemparkannya ke tempat sampah.
Adrian juga membuang buku-buku Jack tepat di dekatanya.
Adrian menatap tajam ke arah Jack sebelum kedua teman yang tidak lain adalah Ruben dan Ameer memasuki kelas.
"Hahaha!"
"Eh-?" gumam Ameer yang bingung dengan pemandangan di depannya.
Ruben yang tertawa pun melihat ke pemandangan yang membuat Ameer terdiam, dan merasakan rahangnya jatuh kembali setelah cukup lama.
"Apa yang terjadi?" tanya Ruben di dalam benaknya.
Keduanya kemudian melangkah masuk dan memerhatikan bahwa tas Jack tampak sudah berada di tempat sampah, sementara badan Jack sudah basah kuyup karena air dari dispenser mereka.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Ameer
"Ya, apalagi sendirian di dalam kelas?"
"Bukankah kita memiliki bibi yang bertugas menaruh galon air it-" ucap Ruben yang terhenti.
"Apa anak ini ingin membully seseorang?" pikir Ruben. Pemuda itu tampaknya salah paham dengan apa yang terjadi kepada Jack. Sementara Ameer, bocah itu sudah menutup matanya dalam-dalam. Dia bersumpah di hatinya bahwa dia tidak melihat kejadian apapun.
Adapun, raut wajah Jack terjatuh. Kedua alisnya saling bertautan.
Membuat kedua pemuda yang menepikan diri mereka di bangkunya masing-masing menganggap Jack sedang malu terhadap kebodohannya sendiri.
Adapun Jck? Dia sama sekali tidak memikirkan dirinya. Perhatiannya sekarang tertuju ke perkataan di prompternya.
Ting!
18% (-12%) sebelum pembentukan misi terkait antagonis sekolah terdaftar!
"Apa-apaan??" gumam Jack kesal.
Dia sama sekali tidak menduga sistem protagonisnya menjadi semakin menyebalkan.
Sementara itu,
"Mengapa anda ada disini? Apa anda ingin membolos?" tanya seorang pria yang tidak sengaja berpapasan dengan Adrian. Pemuda itu yakin bahwa dia melihat Adrian berlatih soal di kelasnya belum lama ini.
"Ah, ini ... "
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjahat Yang Membalas Dendam
Fiksi RemajaAdrian cukup beruntung untuk kembali ke masa lalu setelah kematiannya yang menggenaskan melawan musuh bebuyutannya. Adrian yakin bahwa dia pasti bisa menjatuhkan musuhnya itu setelah hidup dan melewati kematian sekali. Namun, yang tidak Adrian sangk...