Sesampainya di sekolah, Adrian segera pergi ke kelasnya di 12 IPA 2. Namun dia tidak langsung duduk di tempatnya yang biasa melainkan mencari sesosok teman yang sebenarnya tidak akrab dengannya. Mereka satu kelas namun tidak pernah berinteraksi karena anak tersebut sangat pendiam.
Adrian sampai di bangku Rowen Harris, teman sekelas pendiam yang diingatannya adalah teman pertama protagonis, Jack Shulie. Walaupun dia pendiam dan terlihat kurang empati, tetapi menurut alur novel yang masuk ke ingatannya, Rowen merupakan satu dari tiga orang yang setia membantu protagonis di belakang layar.
Rowen yang melihat kedatangan Adrian hanya bisa bersikap acuh tak acuh. Rowen tidak pernah dihampiri oleh teman sekelasnya sebelumnya dan sebelum duduk dia sempat melirik deretan loker di belakangnya dan memang terdapat loker Adrian. Ia hanya berpikir Adrian akan pergi menuju lokernya dan mengabaikannya seperti siswa lain memperlakukannya.
Namun, Adrian tiba-tiba berhenti di depan mejanya yang membuat Rowen bertanya-tanya mengapa. Ia mendongakkan kepalanya dan berpikir bahwa ia tidak ingat memiliki masalah dengan orang seperti Adrian. Tangan Rowen tanpa sadar gemetar dan berpikir bahwa Adrian sepertinya memiliki niat jahat seperti teman sekelas yang lainnya. Rowen melihat sekeliling dan menemukan bahwa selain dia, teman sekelas yang lain juga penasaran dengan tindak tanduk Adrian saat ini.
"Hei, lihat! Apa yang Adrian rencanakan dengan kacung Heseol?" tanya seorang anak laki-laki bernama Ruben. Teman sebangkunya dan beberapa anak lain juga tampak memiliki pemikiran yang sana dengan Ruben.
"Waw, aku mendengar Adrian adalah Boss kelas 11 IPA 1. Tidak menyangka di hari pertama sekolah, dia akan menyinggung Heseol,"jawab yang lain.
"Bukankah begitu? Haha si bodoh Rowen memang memiliki wajah kacung yang taat. Setiap boss menginginkan dirinya Haha," balas Ameer, yang tidak lain adalah mantan teman sekelas Rowen di kelas 11.
Adrian tidak ambil perasaan dengan kata-kata teman sekelasnya yang lain. Dan dia juga tidak peduli dengan ketakutan Rowen yang dia tahu sepertinya karena dirinya. Ia hanya berpikir untuk segera merealisasikan rencana "bertahan hidupnya" melalui Rowen. Adrian memulai aksinya dengan tersenyum dan langsung mengulurkan tangan untuk meminta berjabat tangan dengan Rowen.
"Halo teman sekelas! Aku ingat kita belum berkenalan, Aku Adrian. Dan siapa kamu?" tanya Adrian ramah. Suasana kelas seketika hening, namun baik Adrian ataupun Rowen dapat merasakan bahwa seluruh mata di kelas sedang memperhatikan mereka. Adrian menyodorkan kembali tangannya seolah memberi tahu Rowen untuk segera menjabatnya dan Rowen yang takut segera menjabat tangan Adrian dengan hati-hati.
Adrian bisa merasakan keringat dari tangan Rowen yang membuatnya sedikit tidak nyaman alias jijik namun demi citranya di depan Rowen, Adrian tetap bertahan dengan senyum ramahnya.
"A-aku Ro-rowen," guman Rowen lemah. Ini adalah pertama kalinya dia diajak berkenalan oleh teman sekelas sehingga dia tidak terbiasa sama sekali. Namun, Rowen tidak bisa berpikir bahwa seorang seperti Adrian akan menjadi temannya karena bagaimanapun sebagai pesuruh, Rowen dapat mengenal siapa saja yang berpotensi menjadi pembully. Dan Adrian mungkin salah satunya.
Rowen hanya bisa mengutuki kesialannya yang tinggi . Setelah keluar dari Heseol sekarang dia sepertinya akan menjadi pesuruh Adrian. Sebagian dari dirinya ingin menolak ketidakadilan tersebut, namun pengalamannya bersama Heseol membuat bulu kuduknya berdiri, ketakutan.
"Saya sudah cukup menderita bersama Heseol dan Adrian .. dia sepertinya tidak ada bedanya dengan Heseol. Saya hanya bisa berharap dia akan lebih lembut kepada saya. Tapi jika dia terlalu kasar saya hanya akan mulai memperhitungkan hal-hal." ungkap Rowen di dalam hatinya.
Rowen Harris. Di ingatan kehidupan Adrian yang sebelumnya hanyalah kacung rendahan yang selalu berakhir ditindas oleh siapa saja di sekolahnya. Adrian di masa lalu juga memperlakukan Rowen dengan buruk karena ia berteman dengan Heseol. Sebenarnya dia tidak membullynya seperti Heseol, hanya saja dia akan selalu disana bersama Heseol dan mentertawakan kebodohan Rowen yang bermental pengecut bersama anggota geng yang lain. Siapa sangka Rowen yang terhubung melalui benang takdir protagonis akan mengadukannya kepada protagonis yang membuat sistem menaikkan tingkat penganggu Adrian dan menjadikannya sebagai salah satu villain yang perku dibasmi.
Dan dengan ingatan alur novel yang diperolehnya, Adrian menjadi lebih terkejut lagi setelah mengetahui bahwa Rowen Harris tidak sesederhana yang selama ini dia dan teman sekelas lainnya pikirkan. Rowen yang dianggap lemah,miskin dan bodoh ternyata adalah serigala berbulu domba. Adrian juga baru mengetahui bahwa orang yang awalnya memiliki ide untuk menghancurkan Adrian melalui bisnis orangtuanya dengan memotong sumber pendapatan mereka bukanlah Jack Shulie, melainkan Rowen Harris. Tidak hanya ide, Rowen juga menggunakan kemampuannya baik sumberdaya ataupun softskill hackingnya untuk membantu protagonis memanipulasi dan mencari informasi untuk menghancurkan para penjahat. Itu sebabnya, di mata Adrian sekatang Rowen adalah musuh terberatnya melebihi Jack.
"Jack sialan itu hanya tau dia memiliki misi untuk menghancurkan villain dan mendapatkan poin jika ia berhasil. Jack yang saya tahu dari ingatan novel ternyata sama sekali tidak memiliki otak untuk memulai. Tapi bagaimana jika dia sebenarnya mampu menyelesaikan misinya berkat kemampuan orang lain? Dia benar-benar orang curang yang terlampau curang,"gumam Adrian di dalam hatinya. Walaupun ia sangat membenci Jack, Adrian lebih merasa bahwa Rowen jauh lebih berbahaya sehingga dia harus segera menutup kemungkinan untuk membuat pria di depannya marah".
"Dibanding menyinggung Heseol, saya lebih tidak mau menyinggung Rowen. Satu-satunya cara yang saya pikirkan saat ini adalah dengan membentuk citra saya di depannya sebagai orang terbaik yang dia kenal. Dan adapun Heseol... dengan kedekatannya dengan Rowen maka secara otomatis ia akan mengenali saya sebagai musuh.. yang tidak masalah sama sekali untuk saya. Saya lebih berkuasa dari Heseol, dia tidak akan berani memukul saya" lanjut Adrian di dalam pikirannya.
Ia menggelengkan kepalanya dan kembali untuk menatap Rowen. Adrian langsung melakukan eyecontact dan berbicara dengan senyum yang tidak sekalipun pudar dari wajahnya, "Oh Rowen? Baiklah salam kenal kalau begitu. Saya Adrian. Teman sebangku baru anda!" ucap Adrian sambil mengerakkan jabat tangannya beberapa kali.
"Mohon bantuannya. Terima kasih!" lanjut Adrian lagi yang membuat Rowen dan teman sekelas lainnya mengernyitkan dahi bingung.
"Apa dia baru saja mengatakan bahwa dia akan duduk di sebelah babu?" gumam Ameer kepada teman sekelas lainnya. Ameer dan teman sekelas hanya bisa saling menatap sebagai bentuk bahwa mereka sama-sama kebingungan. Ini adalah situasi yang cukup berbeda dari rutinitas mereka biasanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjahat Yang Membalas Dendam
Teen FictionAdrian cukup beruntung untuk kembali ke masa lalu setelah kematiannya yang menggenaskan melawan musuh bebuyutannya. Adrian yakin bahwa dia pasti bisa menjatuhkan musuhnya itu setelah hidup dan melewati kematian sekali. Namun, yang tidak Adrian sangk...