14

440 134 17
                                    

Jack melihat raut wajah Jena yang semakin kesal saat ia memperhatikan wanita tersebut. Ia beralih kepada Adrian dan menyadari bahwa obrolan di antara Adrian dan Jena berpotensi dimenangkan oleh Adrian dan bukan dirinya.

"Saya tidak pernah kalah sebelumnya,"gumam Jack. Ia kembali mengingat momen dimana dia menghancurkan setiap villain yang dia temui dan melalui mereka Jack mendapatkan pijakan menuju kesuksesan karena menyerap point keberuntungan villain.  Tetapi untuk saat ini, Jack bahkan belum memulai sistemnya. Dan hal tersebut segera menyadarkannya.

"Ini sebuah kesalahan. Saya harus memperbaikinya! Saya tidak boleh menerima hukuman!" pikir Jack. Ia segera mengatur kata-katanya, bersiap menentang Adrian seperti sebelumnya. Ia percaya bahwa dia tidak akan pernah dihukum karena Jena pasti akan mengupayakan segala cara agar Jack tidak perlu mendapatkan hukuman. Namun sebuah suara statis menghentikan tindakannya.

"Ding! Sistem menemukan Host! Sistem Halo Protagonis 99 saat ini berencana mengikat Host. Pilihan: a. Setuju, b. Tolak."

Sontak Jack Shulie yang sebelumnya diliputi dengan sedikit kecemasan,  tidak bisa menahan kesenangannya saat mendengar suara tersebut. Tak lama sebuah layar transparan muncul di hadapannya dengan kata-kata yang sama. Jack yang matanya berbinar-binar tidak bisa menutupi kebahagiannya atas kedatangan sistem yang sudah dia tunggu-tunggu.

"HAHAHA! Akhirnya dia datang!" teriak Jack yang membuat seluruh ruangan kebingungan. Jack segera menekan "Setuju" dan sistem menunjukkan kondisi seperti sedang mengunduh. Jack hanya perlu menunggu sampai sistem 100% terpasang di tubuhnya.

Jena yang sebelumnya mendapatkan ancaman dari Adrian segera mengabaikannya dan menghampiri Jack,

"Jack apa anda baik-baik saja?"

"Oh! Kak Jena.. Maaf! Saya hanya cukup terkejut! Karena sebuah kebenaran akhirnya menemukan tempatnya! "  ucap Jack yang diakhiri dengan lirikan ke arah Adrian. Seolah kata-kata tersebut ditujukan kepadanya.

Jack pun segera mengalihkan pandangannya kepada Bu Sukma, 

"Bu, tidakkah ibu melihat bagaimana seorang siswa bisa mengancam seorang wanita dewasa? Ia bahkan bisa memerintahkan perusahaan untuk menghentikan kerjasama? Bukankah jelas ada kepribadian yang menyimpang disana?"ucap Jack yang segera dibalas oleh Pak Johan.

"Tolong jaga kata-kata anda tuan! Jangan membuat hipotesa yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya!"

"Apa yang salah dengan itu, Sir Johan? Jack benar. Dia baru saja mengancam saya. Semua orang bahkan merupakan saksi!" potong Jena menatap tajam pada Pak Johan.

"Tolong tenang semuanya! Saya adalah orang yang memiliki wewenang disini untuk menghukum yang bersalah!" teriak Bu Sukma. Ia menatap ketiganya dengan tatapan seolah ingin membunuh.

Setelah akhirnya semua pihak menjadi tenang, Bu Sukma baru melanjutkan diskusinya.

"Baik. Begini saja. Jika memang ada keinginan untuk melapor ke po-" ucap Bu Sukma namun segera dipotong oleh Adrian.

"Saya tidak menginginkannya."

"Heh??"

" Adrian .. tolong jangan memotong ucapan Ibu!"kata Bu Sukma yang siap dengan pidatonya. Namun Adrian segera berdiri dan menundukkan kepalanya. Sontak hal tersebut membuat semua orang kebingungan.

"Apa yang sedang dia rencanakan?" ungkap Jack di dalam hati. 

Walaupun dia memiliki sistem sekarang, namun sistem belum sepenuhnya mengikat 100% sehingga tidak bisa digunakan. Tetapi tidak butuh waktu lama untuk sistem mengikat. Diperkirakan sebentar lagi sistem akan segera terpasang, dan secara otomatis menganalisis situasi protagonis. Dan Jack yakin melalui bantuan sistem, Jack bisa memberikan pukulan yang sepadan kepada villain di sampingnya. Oleh sebab itu, Jack berencana untuk memastikan Adrian tetap terjebak dalam masalah dengannya hingga ia menyelesaikan misi pembuka. Namun apa yang Jack dengar dari mulut Adrian sangat membuatnya kesal,

"Saya ingin meminta maaf atas tindakan saya sebelumnya yang sangat tidak bijak. Jack benar, saya telah dengan salah mengancam orang dewasa dan hal tersebut merupakan perilaku yang tercela. Oleh sebab itu, Miss Jena, saya ingin meminta maaf kepada anda. Saya harap anda bisa memaafkan saya,"

"Apa kamu sedang memainkan trik? Jelas sekali tadi anda ingin membawa masalah ini ke kepolisian. Setidaknya tunjukkan ketulusan anda dengan lebih baik!" ucap Jena sinis.

"Miss Jena tidak perlu khawatir, saya tidak akan melaporkan hal ini ke polisi dan saya juga tidak ingin membuat teman sekelas saya dijatuhi hukuman. Saya juga ingin meminta maaf kepada Bu Sukma karena menjadi kurang kooperatif selama penyelesaian masalah. Saya harap Bu Sukma memaafkan saya. Setelah saya mengatur pikiran saya dengan baik barusan, semua yang terjadi hari ini adalah murni kesalahpahaman. Oleh sebab itu, saya ingin meminta maaf kepada semuanya. Dan saya ingin mengakhiri masalah ini hanya sampai disini." ucap Adrian dengan tenang.

Bu Sukma yang melihat pemadangan ini segera memastikan kembali kepada Adrian, "Adrian apa anda serius??" 

"Saya serius, Bu."

"Tuan Muda, anda tidak perlu mengalah begitu saja." 

"Tidak, Pak Johan. Saya bersalah. Dan karena kami berdua bersalah. Maka semuanya impas. Saya tidak ingin masalah ini menjadi berlarut-larut."

"Huh, bermuka dua!" potong Jack. Ia mencoba memancing pertikaian dengan Adrian.

"Apa yang anda sebut soal tuan muda kami?An-" ucap Pak Johan yang segera dihalangi oleh Adrian. 

"Pak Johan sudah. Biarkan! Saya benar-benar lelah."

Bu Sukma memerhatikan interaksi antara Adrian dan Jack dan tidak bisa tidak merasa bersimpati kepada Adrian. Ia melihat raut wajah dan mata anak itu. Sekilas Bu Sukma bisa melihat bahwa Adrian sepertinya merasa tidak nyaman berada disini. Dan Bu Sukma berpikir mungkin Adrian benar-benar lelah seperti yang dia sebutkan. Bu Sukma pun segera mengerti, dan ia segera mengeluarkan beberapa lembar formulir penyelesaian masalah untuk diisi oleh kedua siswa.

"Baik saya rasa masalah ini cukup sampai disini. Besar harapan saya agar keduanya bisa berubah di masa depan untuk menjadi insan yang lebih baik lagi. Dan untuk Adrian.. Ibu menerima permintaan maaf kamu, ya. Ibu juga bangga bahwa kamu bisa mengakui kesalahan kamu. Tidak seperti seseorang," ucap Bu Sukma yang pandangannya fokus kepada Jack.

"Apa?"

"Jack, Ibu juga berharap kamu bisa mengontrol emosimu. Di masa depan mari menjadi murid Harapan yang teladan. Ibu hanya akan memasukkan ini ke catatan konsuling anda, dan untuk hukuman.. Ibu akan membatalkannya, karena korban sudah memberikan wajahnya untuk menyelamatkan anda. Ini tolong diisi..,"ucap Bu Sukma, sambil menyodorkan formulir penyelesaian masalah kepada Jack.

"Tapi Bu sa-" ucap Jack yang tetap ingin mencoba membuat masalah, tapi Jena segera memotong ucapannya.

"Terimakasih atas kebijaksanaannya Bu Sukma. Jack pasti akan memenuhi harapan ibu. Dia adalah anak yang baik." ucap Jena. Ia bersyukur Jack tidak dijatuhi hukuman.  

Sementara Jack yang berada di sebelahnya termangu tidak percaya, "Apa dia baru saja memotong perkataan saya?"ungkap Jack di dalam hatinya. Ia akan kembali meluapkan emosinya namun Adrian sama sekali tidak memberi Jack kesempatan,

"Ini formulirnya Bu. Kalau begitu, saya dan wali saya permisi."ucap Adrian yang langsung berdiri meninggalkan ruangan, meninggalkan Jena dan Jack yang termanggu.

"Ah, point keberuntungan saya hilang," gumam Jack dengan wajah yang terjatuh.


***



Penjahat Yang Membalas DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang