53

94 17 2
                                    

Kediaman Mangkudewa, Pukul 19.00.

Setelah menghempaskan tubuhnya ke kasur tepat setelah ia menginjak kamarnya dan tertidur sebentar setelah pulang dari bimbingan belajar Future, Adrian kini siap untuk melanjutkan prosesi belajarnya lagi. Pada intinya Adrian telah mamutuskan bahwa hari-harinya hanya akan diisi dengan belajar dan belajar.

Semuanya demi untuk mengalahkan satu orang, yaitu Jack.

Hal tersebut demi melindungi dan juga membalaskan dendamnya untuk kehidupan yang lalu. Dan dengan kehadiran Jack di masa ini membuat Adrian semakin termotivasi.

"Jika saja saya dilahirkan kembali ke dimensi lain dimana tidak ada cecunguk itu, maka dipastikan saya tidak akan seambisius ini. Lihat saja! Saya akan menginjak-injak anda di masa depan!" pikir Adrian sesaat sebelum bunyi sistem Jack mengagetkannya.

Ding!

Adrian seketika langsung merubah fokusnya dan mendengarkan dengan seksama.

"Apa?" tanya Adrian dengan alis yang tertaut saat membaca kembali bunyi suara yang dia catat di buku catatannya pada akhirnya.

"Siapa lagi orang ini?" tanya Adrian.

***

Toko Buku X, pukul 19.00.

Jack kembali mengunjungi toko buku, dan kemudian bertemu dengannya. Jack membulatkan keberaniannya, dan menghampiri gadis tersebut.

"Maaf, apa saya bisa minta bantuan akan sesuatu?" tanyanya dengan sopan kepada penjaga toko perempuan, yang tidak lain adalah Risa.

"Ya. Tentu saja! Apa yang kiranya bisa saya bantu?" balas Risa dengan antusias dan ramah.

"Hm, Saya hanya ingin bertanya ... apa Aulia baik-baik saja?" tanyanya dengan sedikit ragu-ragu.

Risa menatap Jack dengan linglung sebentar sebelum akhirnya mulai merespons, " Aulia? Mohon maaf, maksudnya?" tanya Risa dengan senyum kikuk di wajahnya.

"Penjaga cafetaria, dan pemilik toko buku ini, Aulia. Dia yang saya maksud," ungkap Jack yang membuat Risa mengangguk. Sekarang dia paham apa yang diinginkan pemuda di hadapannya. Informasi tentang bossnya yang sekaligus sahabatnya.

Tentu saja Risa mengetahui banyak hal, tetapi setelah memperhatikan kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, Risa merasa tidak pernah melihat Aulia berinteraksi dengan pemuda seperti yang berada di hadapannya.

"Bukankah, Aulia itu titisan dewi suci. Dimana dia mengenal laki-laki ini?" pikir Risa yang tahu bahwa Aulia adalah dewi suci, alias seseorang yang tidak pernah mengenal dan berinteraksi dengan seorang laki-laki. Selama ini dia hanya fokus pada pekerjaan dan rumahnya. Tidak pernah terpikir oleh dirinya bahkan untuk mencari kekasih.

Risa menggeleng dan memilih untuk langsung menolak memberikan jawaban kepada pemuda didepannya. Menurutnya, hubungan Aulia dan laki-laki ini mungkin saja tidak harmonis. Mengingat dia bahkan tidak terpikir untuk menghubungi Aulia secara personal. Atau mungkin keduanya di pikiran Risa bisa saja tidak pernah dekat secara personal sehingga tidak mengetahui nomor telepon masing-masing.

"Maaf, saya hanya pekerja. Boss biasanya akan datang ketika dia ingin datang. Namun, dia tidak mengabari saya bahwa dia akan datang sebelumnya. Mungkin dia ada kesibukan lain," ucap Risa, menolak Jack dengan alasan yang sehalus mungkin.

Jack yang mendengar jawaban Risa hanya bisa mengangkat sebelah alisnya karena terkejut. Jack menyadari bahwa Risa baru saja membohonginya.

"Jika saja ini kehidupan pertama saya, maka saya jelas akan termakan kebohongan ini. Hm, mereka berdua jelas sahabat karib di kehidupan saya yang lalu. Risa bahkan bisa menelepon Aulia sekarang jika dia mau. Tetapi dia tidak melakukannya. Kenapa?" tanya Jack yang tidak terpikir bahwa baik dia, Aulia, ataupun Risa belum pernah benar-benar mengobrol secara intens. Di kehidupan ini, ketiganya jelas masih berstatus orang asing.

"Maaf? Apa ada lagi yang bisa saya bantu?" tanya Risa yang mengembalikan Jack dari lamunannya yang entah sudah berada dimana.

"Ah! Iya?"

"Hm, tidak ada. Terimakasih informasinya," balas Jack yang langsung memperbaiki posturnya dan berniat berjalan pergi meninggalkan Risa disana. 

Risa pun mengangguk dan meninggalkan Jack setelah mengucapkan permisi sebelumnya kepada pemuda itu.

Jack kemudian menghela napas berat dan kemudian berbelok melangkahkan kakinya menuju keluar.

Sesampainya di parkiran, Jack dikejutkan oleh penampilan prompter biru yang khas.

Ding!

"Sepertinya keberuntunganku baru saja datang!" , pikir Jack

Dengan telaten dia membaca penjelasan yang tertulis di prompter dan seketika senyumnya merekah.

Jack menutup prompter biru tersebut dan tanpa dia sadari, seorang gadis berjalan mendekat ke arahnya.

Penampilannya yang sederhana namun sangat cantik. Dengan kaos lengan pendek putih dan jeans biru muda, penampilan gadis itu cukup membuat Jack terhanyut kembali ke masa-masa dahulu. 

Dan Jack sangat menyukainya.

"Siapa duga takdir akan mengikatkan kita dengan cara seperti ini!" pikir Jack yang dengan percaya diri menghampiri perempuan yang namanya  disebutkan di misi keberuntungannya barusan.

Dan nama gadis itu adalah,

"Kanaya" alias Aulia.

***





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Penjahat Yang Membalas DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang