🖤 Chapter 45

3.5K 305 116
                                    

بسم الله الر حمن الرحيم

Jangan lupa membaca Al-Qur'an sebelum membaca novel

Happy reading my Dreamers, and welcome to Fay's black world

🖤🖤🖤

"WAH! Parah ini, bisa-bisanya begitu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"WAH! Parah ini, bisa-bisanya begitu!"

"FAY! Kamu kok gitu, sih! Masa kita nggak dibolehin jenguk karena kamu mau dimanja sama dia?!"

"Astagfirullah!" Kedua mata Fay terbelalak mendengar komentar kedua temannya. "Kalian kenapa bilangnya begitu, sih? Mana ada begitu wahai teman-temanku. Kemarin aku udah chat, karena cuman demam biasa, hari ini buktinya udah masuk. Bukan begitu!"

Kedua muslimah yang terduduk di bangku kantin pada siang setelah Dzuhur itu nampak tertawa melihat wajah si wanita mamba yang sudah memerah. Bahkan dia sama sekali tak mau menatap mereka!

"Ekhem! Baru kali ini aku lihat seorang Fay yang biasa berwajah datar sampai diberi panggilan sayang dari dulu si cewek datar jadi salah tingkah-,"

"Kia!" Pungkas Fay cepat. Dengan wajah yang kian merona selalu saja digoda. "Kalau ngomong pakai tanda koma, lagian nggak ada sangkut pautnya sama panggilan menggelikan itu," sambungnya sembari kemudian menyeruput minuman matchanya.

"Tapi serius deh ya, kalau nggak ada peristiwa itu, kalian bakal sulit berbaikkan. Apalagi tuh cowok dari dulu jadi musuh kamu, Fay. Memang benar, ujian pernikahan kalau nggak dilandasi ketakwaan kepada Allah tuh bakal terasa berat. Aku jadi belajar dari kisah kamu," celetuk Ella menyuapkan mie ayam setelahnya.

"Oh, buat nanti sama Kak Fadhil? Pembelajaran pra-nikah?" Tukasan Kia yang begitu tepat dan akurat berhasil kembali membuat si cewek kue itu tersipu.

Terkekeh kecil dan berpura-pura menutupi wajahnya. "Ah! Suka bener aja kalau kamu ngomong."

"Ella, sebentar lagi Kak Fadhil lulus, kan?" Tanya Fay menopang dagu.

Ella menghela napas panjang. Kedua matanya langsung menyayu karena sebuah pemikiran. "Ya, seperti kata Tante, kalau kita mau menikah, Kak Fadhil harus udah lulus. Tante bilang kalau dua-duanya masih kuliah bakal keteteran. Ada benarnya, tapi ada salahnya juga menurut aku."

Fay dan Kia saling beradu pandang. Kia bertanya, "Salah dan benarnya apa?"

"Benarnya, Kak Fadhil udah masuk ke semester atas yang artinya semakin banyak tugas dan semakin kesulitan mengatur waktu, apalagi sekarang udah berurusan sama skripsi dan sidang," jelas Ella terhenti sejenak untuk tersenyum getir. "Dan yang salahnya, kita berdua takut terjadinya fitnah. Kita berdua sebenarnya nggak mau terus-terusan dekat, bisa bahaya bagi hati, dan juga udah tahu perasaan masing-masing, tapi sering ketemu di bimbel atau papasan..."

Enemy in Your Area (#1) [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang