🖤 Chapter 37

2.7K 271 123
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Jangan lupa membaca Al-Qur'an sebelum membaca novel

Happy reading my Dreamers, and welcome to Fay's black world

🖤🖤🖤

SEKITAR 15 menit mereka berkelit dengan jalan raya, akhirnya sampai pada lahan parkiran Super-Ando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEKITAR 15 menit mereka berkelit dengan jalan raya, akhirnya sampai pada lahan parkiran Super-Ando. Ya, tempat Fay bekerja dulu. Mereka tidak parkir di taman, sebab tidak mau menarik perhatian jika memang tak jauh dari sana Ella berada. Bisa-bisa mendengar suara mesin mobil, orang-orang yang katanya menyerang Ella bisa menampakkan diri.

Hanya saja satu pemikiran mereka, bagaimana cara wanita itu bersembunyi selama itu?

"Ke sini, nggak, sih?" Tanya Kia menunjuk jalan ke arah kanan pada persimpangan.

"Kenapa nggak chat dia aja?"

"Oh iya. Hehe..." Fay ikut terkekeh. Ia lantas merogoh saku gamis hitamnya untuk menge-chat Ella.

Tak perlu waktu lama, ia mendapat jawaban yang katanya berada tak jauh dari lapangan basket. Dia bersembunyi di pohon mangga yang berukuran besar.

"Emang ada lapangan basket?" Kali ini Fay yang bertanya.

"Ya, ada. Aku tahu tempatnya. Ayo." Kia memimpin jalan dengan perasaan gundah. Tak jauh berbeda dengan Fay yang menelisik ke sekitaran taman.

Suasana begitu sunyi, hanya terdengar desauan angin malam yang menerpa dedaunan rimbun di sekitar tepi taman. Berderet beberapa bangku kayu yang penopangnya besi hollow hitam, dengan lampu taman bulat berbentuk seperti permen lolipop menyala di sana, hanya saja cukup redup.

"Belok sini," ajak Kia menunjuk ke kiri, ke sebuah jalan setapak yang hanya cukup dimasuki satu kendaraan bermotor.

"Kia, kamu kok, bisa tahu jalan taman ini? Udah pernah ke sini?" Fay bertanya pada sisi kanan Kia.

"Ehm..." bola mata Kia bergerilya ke sembarang arah. "Ya, aku-- pernah berolahraga di sini. Teman kelas aku ajakin. Memang enak kalau pagi-pagi. Tapi kalau dari sore menjelang malam, taman ini cukup ditakutin sama suasananya."

Fay terdiam. Memang benar, setiap dia pulang kerja sedari dulu, cukup sering tatapannya tanpa sengaja memandang taman yang, entah mengapa terlihat begitu berbeda auranya. Sama halnya dengan gang kecil di belakang gedung Super-Ando. Dua orang teman satu shift-nya pun selalu bercerita...

"Aku suka kesal ya, Fay, kalau pulang malam Minggu. Kamu tahu? Banyak muda-mudi nakal yang nongkrong! Para orang tua yang lewat pun sedikit enggan karena mereka terkesan melawan. Makanya aku sering minta bantu satpam anterin pulang karena takut sama badannya yang gede."

"Bener! Gue juga yakin sih, taman Toga yang di depan sana juga pasti sering jadi tempat kenakalan remaja. Soalnya malam-malam selalu sepi ya karena sarang mereka. Bisa kalian tebak mereka jadiin tempat apa? You know what I mean, maksiat."

Enemy in Your Area (#1) [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang