🖤 Chapter 41

3.4K 209 57
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Jangan lupa membaca Al-Qur'an sebelum membaca novel

Happy reading my Dreamers, and welcome to Fay's black world

🖤🖤🖤

LELAKI itu terus duduk termenung di ruang owner seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LELAKI itu terus duduk termenung di ruang owner seorang diri. Sudah berjam-jam hingga sore ini. Sehabis salat Dzuhur di masjid, dia ke café. Setelah salat Ashar pun, dia kembali ke café. Ada sebuah masjid tak jauh dari sana.

Sekarang, di tangan kanannya sudah tergenggam ponsel. Mata almond bermanik cokelat miliknya terus menatap layar yang terpampang sebuah foto seorang wanita bergamis hitam, tengah berdiri di dekat pohon kamboja di antara makam.

Raka tak merasa, mengingat hal itu membuatnya tersenyum kecil.

"... lagian kamu aneh banget nyuruh aku foto di kuburan!"

Kata wanita itu ketika mendapati dirinya dimintai foto oleh Raka. Padahal bisa-bisa lelaki itu diamuk bahwa foto yang akan diberikan ke papanya adalah sebuah kebohongan. Kenyataannya, Raka hanya ingin memoto wanita itu dalam keadaan yang dipandang entah mengapa... cukup indah.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu dan kehadiran seorang pria membuat Raka mendongak.

"Ka, gue bawa data dari bendahara soal pemasukan bulan ini," tutur Farhan menyerahkan sebuah binder besar yang menjadi tempat perkumpulan data per tahun.

"Hm... ya." Raka menerima benda itu dan membuka sekilas. Lalu meletakannya kembali di laci meja kerjanya.

Melihat wajah lelaki yang lebih muda di hadapannya murung, Farhan duduk di bangku client di hadapan bangku owner. Ia menopang dagu dan bertanya, "Kenapa? Ada masalah? Mau cerita?"

"Nggak perlu," tandas Raka.

"Cailah, biasanya juga kalau lo lagi sedih suka curhat ke gue. Dan lagi lo pernah bilang 'lo udah kayak Abang kandung buat gue. Cuman lo satu-satunya teman gue, Bang'," ledek Farhan sembari mengerucutkan bibirnya dan mengeluarkan suara sejahil mungkin.

"Si kampret! Ya gue kagak-- kagak sadar bilang begitu..."

Farhan tertawa pelan melihat Raka yang mengerucutkan bibir dan menundukkan kepala. Ya, sejauh ini dia dan Raka memang cukup dekat. Terlebih, ia dipercayai Adji menjadi asisten owner sekaligus membantu Raka memantau kerjanya karyawan jika lelaki itu sibuk kuliah. Sesekali merangkap sebagai barista biasa ketika café sedang ramai dan jika Raka ada di situ.

Enemy in Your Area (#1) [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang