Enemy in Your Area (#1) [FINISHED]

🖤 Chapter 2

بسم الله الر حمن الر حيم

Jangan lupa membaca Al-Qur'an sebelum membaca novel

Happy reading my Dreamers, and welcome to Fay's black world

🖤🖤🖤

SEPEDA itu keluar dari dalam gang dan sudah berada di jalan besar. Fay menghentikan kendaraan roda duanya di depan salah satu minimarket dengan logo yang warnanya merah kuning. Ada sebuah bangku dan meja santai di sana.

“Kamu turun dulu. Nanti duduk di situ. Tunggu aku ya.”

Lelaki itu langsung turun dan melakukan perintah Fay. Sedari tadi pun hanya diam tak berkutik. Dapat dipastikan masih syok dengan keadaan yang menimpa dirinya. Fay masuk ke dalam minimarket untuk membeli sebotol air mineral. Setelahnya kembali keluar untuk diberikan kepadanya.

“Ini, ambilah. Buat kamu.”

Meski sedikit sungkan, lelaki itu menerima. Fay sempat terkekeh melihatnya yang minum terus-menerus tanpa adanya jeda.

“Minum pelan-pelan, jangan minum sekaligus seperti itu, tetapi minumlah dua atau tiga kali, dan sebelumnya hendaklah membaca Bismillah, kemudian sesudahnya membaca Alhamdulillah.”

Lelaki itu menunduk malu. Ia segera menghentikan minumnya dan mengucap hamdalah seperti pengingat dari Fay barusan. 

“Nama kamu siapa?” tanya Fay setelah memastikan keadaannya cukup tenang.

“Saka,” jawabnya singkat dengan suara yang cukup kecil.

“Saka kenapa tadi bisa di-bully?”

“Ta-tadi... mereka tiba-tiba narik lengan aku, dan membawa aku ke sana. Mereka memang udah biasa nge-bully. Aku udah sering ngasih mereka uang, tapi katanya masih kurang.”

“Kamu nggak melawan mereka?” Saka hanya menggeleng.

Helaan napas keluar perlahan keluar dari mulut Fay. Ia berpikir bahwa cukup sedih memang, jika kita dalam keadaan tidak bisa melawan.

“Dengar, kamu harus bisa melawan mereka, kamu harus bisa menjadi pribadi yang lebih kuat lagi. Setidaknya kalau kamu belum bisa melindungi orang lain, harus bisa melindungi diri sendiri dulu. Paham?” Kali ini sebuah anggukan dikerahkan Saka.

“Kamu hubungilah orang tua kamu. Pasti mereka khawatir. Kamu nggak dijemput pas pulang tadi?”

“Aku lagi menunggu, tapi mereka malah begitu duluan.” Suara Saka yang terdengar lemah mengundang rasa kasihan dalam hati Fay.