🖤 Chapter 28

2.9K 236 109
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Jangan lupa membaca Al-Qur'an sebelum membaca novel

Happy reading my Dreamers, and welcome to Fay's black world

Happy reading my Dreamers, and welcome to Fay's black world

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤🖤🖤

"KARIN, berhenti dulu, aku mohon..."

"Apa lagi?! Aku mau pulang!"

"Ya tapi satu lagu lagi, biasanya juga begitu..."

"Bodo amat!" Raka menyisir rambut dengan perasaan resah. Apalagi, kekasihnya yang setelah ia menyelesaikan lagu pertamanya, tiba-tiba saja pergi dari area outdoor lantai atas. Padahal pertunjukkan sama sekali belum selesai.

Raka menyusulnya yang sudah berada di lantai bawah, hendak menuju arah parkiran. Dan ia berhasil menghentikan langkah Karin. Kini, keduanya saling berhadapan. "Kenapa kamu marah begitu? Duduk lagi, ya?"

"Kamu nanya apa alasan aku marah? Masa nggak tahu?" Karin menyilangkan kedua tangan di depan dada. Menatap Raka dengan sinis sembari mengetuk-ngetuk kaki kanannya sebab merasa kesal.

"Ehm... karena Fay?"

"Pintar, itu tahu. Terus kenapa nanya?" Raka mengangkat tangan kanannya, ia arahkan untuk bisa menyentuh jari-jemari Karin. Wajahnya nampak sendu, bibirnya sedikit mengerucut layaknya orang yang hendak merengek.

"Nggak usah pasang tampang begitu! Kamu mikir nggak, sih? Kamu terlalu sering ngikutin perkataan Papa kamu! Nikah sama Fay, lah! Ajak Fay ke sinilah! Itulah! inilah! Lama-lama aku malas!" wanita itu terus menyentak dengan mata yang melotot. Tak peduli pandangan orang lain pada area sekitar, yang melihat bahwa adanya pertengkaran antar kekasih.

"Ya-- aku harus bagaimana? Kamu pikir aku nggak kesal? Aku juga badmood dia selalu nempel! Papa selalu batasin pergerakan aku! Aku mohon kamu ngertiin, ya..."

Karin terdiam sejenak, dengan tatapan yang masih menyorot tajam pada Raka. "Kamu harus bisa menyakiti hati dia, Raka. Biar semisal dia nggak kuat, mau meminta pisah. Kamu sendiri yang bilang kalau Papa kamu itu agaknya lebih sayang sama Fay dibanding kamu."

Raka bergeming mendengar pemaparan dengan suara dingin nan penuh penekanan itu. "Ya, aku bakal coba. Tapi kamu duduk lagi, ya?"

"Nggak bisa, aku ada urusan. Mau pulang duluan. GoCar aku juga udah ada di depan." Raka menghela napas pasrah. Ia merasa bahwa Karin masih marah.

"Kamu maafin aku, kan? Kamu udah nggak marah, kan?"

Kali ini, sudut bibir kanan Karin menaik. Wanita itu membalas sentuhan jari Raka dan pada akhirnya berubah menjadi sebuah genggaman. "Kalau kamu mau aku maafin, seperti biasa. You know what i want."

Enemy in Your Area (#1) [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang