🖤 Chapter 31

3.2K 264 105
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Jangan lupa membaca Al-Qur'an sebelum membaca novel

Happy reading my Dreamers, and welcome to Fay's black world

🖤🖤🖤

Day - 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day - 7

"BAIKLAH, saya cukupkan presentasi kali ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata entah dari saya atau rekan saya. Terima kasih dan selamat siang."

"Siang!"

Fay tersenyum tipis ketika menutup presentasi kelompok tugas Drainase-nya yang telah usai. Sama halnya dengan Nia dan Piyan, mereka kini berjalan kembali ke bangku masing-masing. Jangan lupakan Raka yang menenteng laptopnya, meski berbeda dengan orang lain, wajahnya songong seperti biasa.

Selepasnya beralih pada kelompok lain, Fay mencoba untuk memerhatikan. Walaupun... pikirannya sedari kemarin masih terus tergelincir pada semua pemaparan Bu Mala.

Setelah mengetahui kondisi Devi, Fay menyerahkan sketsa wajah pria itu. Mereka semua yang merasa sudah puas dengan jawaban pun lekas berpamitan. Namun tetap saja menyisakan kekhawatiran tersendiri.

Sebuah teori gila pun mulai muncul dalam otak Fay yang beranggapan bahwa, Devi dibunuh karena pada pertemuan di restoran, wanita itu bertemu sang pria, bukan temannya. Dan dia meminta pertanggung jawaban karena hamil.

Tapi entah bagaimana caranya bisa dibawa-bawa ke bantaran kali dekat pemukiman warga.

Astagfirullah! Aku lupa! Soal tatonya nggak disebutin! Fay terkejut baru menyadari hal itu. Ah, semua sudah terlanjur. Kendati demikian, mungkin, tato itu tidak terlalu penting. Setidaknya wajah sudah lebih dari cukup. Ya.

Beberapa menit berlalu. Presentasi dari kelompok terakhir telah usai, dosen pun mengundurkan diri dari kelas. Terlebih, hari Senin ini waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Tidak ada lagi jam SKS bagi kelas Teknik Sipil. Semua mahasiswa mulai membereskan barang-barang mereka.

"Nia, lo jadi, kan, nganter gue ke salon?" Salah satu mahasiswi yang bernama Yuna berseru.

"Oh jadi, dong!" Ketika Nia mengapit tote bag dan menyerongkan badan ke arah kanan, matanya mengerjap beberapa kali sebab perhatiannya langsung teralihkan pada seorang muslimah berhijab abu-abu.

Ia lantas melangkah mendekatinya. "Eh, Fay! Kayaknya... ada something different soal penampilan lo."

Fay mengernyitkan dahi ketika mendengar ucapan Nia, yang kini sudah berdiri di samping meja kuliahnya. "Apa? Apa yang beda?"

Enemy in Your Area (#1) [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang