009

13 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

09

Pagi ini jena pun kembali di antar oleh lani kesekolahnya, sempat ingin menolak namun lani tetap memaksa untuk mengantar jena ke sekolah.

" kamu tau gak " ucap lani membuka pembicaraan mereka karena setelah sekian lama mereka berdua berdiam diri di dalam mobil ini dengan pikiran masing masing.

Jena tidak menjawab ia hanya menolehkan pandangannya pada lani dengan tatapan malasnya, karena ia sedang tidak mau berbicara atau mendengarkan orang berbicara saat ini, namun yang bicara saat ini adalah lani kakaknya kalau dia tidak mendengarkan apa yang lani bicarakan bisa hancur tali persaudaraan mereka.

" pacar aku sekolah di sekolah kamu loh "

Tiba-tiba ia teringat akan kata-kata para penggemar juan di perpustakaan semalam yang menceritakan tentang pacar juan, yang cantik berambut pirang, ketika melihat lani kakaknya itu memiliki rambut pirang dan juga cantik.

' oh tidak tidak itu tidak mungkin ' batinnya menyadarkan dirinya dari pemikiran aneh yang menganggap jika lani adalah pacar juan.

" juan "

" ah?!! " lani tidak mengerti dengan ucapan Jena.

" nama nya siapa?" tanya Jena memastikan

" oh.. nama nya bima kelas tiga modelling satu sekolah kamu"

' bima kelas modelling, emang ada yang namanya bima di sekolah itu, atau itu juan, nama juan kan juanda Bima putra pratama jangan jangan '

" hei " panggil lani sambil menyentuh lengan Jena.

" ah?! " kaget nya ketika tangan lani menyentuh lembut jari-jemari nya .

" kamu kenapa melamun, gak mau sekolah? " tanya lani sambil tersenyum manis.

" oh iya maaf kak lupa kalau udah nyampek " ucapnya ketika sadar jika mereka sudah sampai di sekolah . " aku luan ya kak hati-hati"

" oke " ucapnya lalu pergi melaju menuju sekolah nya.

Jena masih memikirkan nama yang di sebutkan kakanya tadi, selama bersekolah disini Jena belum pernah mendengar nama bima dari sekolah tempatnya bersekolah, atau emang Jena yang tidak pernah melihat nya.

" bima " ucap nya tanpa mengeluarkan suaranya.

***

Karena penasaran dengan yang nama bima itu selain juan, Jena memutuskan untuk pergi ke kelas modelling berjalan jalan di lorong kelas modelling sambil melihat nama nama siswa yang tertempel di luar kelas .

Dua kelas sudah ia lihat tidak ada nama bima di sana, dan kelas terakhir adalah kelas juan, kakinya melangkah ke arah kelas itu, ada rasa aneh di hati ya jika saja nanti pacar lani yang bernama bima itu benar adalah juan Jena tidak siap dengan kenyataan itu.

Jena tidak mau bersaing dengan kakaknya dan tidak mau membenci kakaknya hanya karena laki-laki.

Dua langkah lagi Jena sampai ke kelas juan namun sebelum itu terjadi tiba-tiba saja Jena mendengar suara yang memanggil nama bima, langsung saja perempuan berambut panjang itu menoleh ke sumber suara.

" iya " jawab laki-laki yang memiliki tubuh tinggi, ganteng putih dan ini kali pertama Jena melihat cowok itu di sekolah ini, atau memang Jena yang tidak tidak peduli makanya ia tidak tau jika bima ini bersekolah di sini, yang ia pedulikan di sekolah ini hanyalah juan.

" mau kemana bim " ucap pria yang tidak tau siapa nama nya.

" mau ke kantin mau ikut " tanya siswa bernama bima itu.

Mereka berdua pun pergi ke kantin, Jena bertanya tanya apakah bima itu adalah pacar kakaknya, ia tersenyum karena sempat berfikir jika juan adalah bima, hati Jena lega mengetahui jika bima pacar lani bukanlah juan.

Ketika ingin menoleh ke arah kelas juan, Jena melihat begitu jelas wajah tampan juan lewat tepat di depannya yang masih berdiri dengan tatapan yang mengikuti arah kemana juan pergi .

Jena kaget juga senang karena bisa melihat juan dan juga mencium aroma maskulin milik cowok itu dari jarak yang begitu dekat.

" wangi " bisik nya ketika menikmati aroma cowok tampan itu yang tidak sengaja lewat di depannya, Jena terus memandangi juan hingga seseorang menganggetkan dirinya .

" kamu yang semalam kan? "

" semalam? " Jena bertanya karena tidak ingat kapan ia semalam bertemu dengan orang ini.

" yang jatuh "

" oh... Iya aku semalam yang jatuh "
Jena baru mengingat nya, laki-laki ini yang semalam ia tolak uluran tangan nya yang ingin menolong Jena.

" aku minta maaf ya semalam buat kamu jatuh "

" oh iya gak papa kak " ucap Jena sopan
" aku pergi dulu ya kak " ijin Jena untuk pergi dia tidak mau terlalu banyak bicara pada orang yang tidak ia kenal.

Beda jika itu adalah juan.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭   Tamat   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang