011

7 1 0
                                    



📖📖📖📖📖

11

Bulan lima pun telah tiba.

Pagi ini hujan kembali membasahi bumi, membuat pepohonan merasakan kesegaran hingga ke akar-akar, burung-burung berterbangan mencari tempat teduh menghindari air hujan yang akan membasahi tubuh mereka.

Sedangkan Jena, perempuan itu menjatuhkan airmatanya menangisi kepergian Juan, dia sadar menangisi Juan adalah hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang seperti dirinya, tapi entah mengapa ia ingin menangis.

sejak saat itu Jena tidak pernah bertemu dengan juan lagi, sedih, sesak, perih itu yang di rasakannya di saat menjalani hari-harinya tanpa adanya Juan di sekelilingnya.

Hatinya berteriak jika dia membutuhkan Juan saat ini, ia ingin melihat senyum itu, wajah itu dan setiap aktivitas yang setiap harinya selalu Jena pantau .

Namun sekarang semuanya tidak dapat ia lakukan lagi.

Jena memeluk gulingnya sambil menangisi kerinduannya terhadap juan, semakin ia mengingat semakin besar rasa sedih di hatinya dan semakin ia tidak bisa terima jika harus berjauhan dengan juan seperti sekarang dan tanpa ia sadari jika terus memikirkan juan seperti ini semakin besar pula cintanya terhadap laki-laki itu.

Rasa ingin bertemu tak dapat lagi di obati, bahkan hati telah rapuh dan hancur dimana cinta disana telah menggilai ingin bertemu dengan sesosok yang tak dapat untuk di miliki.

Jena menatap langit-langit kamarnya membanyangkan wajah Juan berada di atas sana, Jena mengangkat tangannya melayang-layang kan tangan mungil nya itu seakan ingin menyentuh bayangan wajah Juan di atas sana.

' tangan ku ini ingin sekali menyentuhmu '
Batinnya lalu pergi ke alam mimpi berharap bertemu sang pujaan hati di sana.

***

Ya disini lah Jena akan menjalani hari hari nya tanpa ada Juan, tanpa melihat Juan, entah dia bisa atau tidak bahkan dia pun tidak tau.

Jena duduk lemas di dalam kelasnya tidak mempedulikan setiap orang di sekitar nya yang asik dengan kegiatan mereka masing-masing Jena hanya diam dengan memandang setiap orang yang ada di dalam kelasnya namun pikirannya tertuju pada juan, hingga tiba-tiba teman teman nya membicaraan tentang Juan yang membuat Jena kesal mendengarnya.

" tau gak, kak Juan itu udah pergi ke London loh, aku sedih karena gak ada lagi cowok ganteng di sekolah kita . " kata citra sambil membuat ekspresi sedih di wajahnya.

" ngapain sedih coba ? " tanya Viola penasaran.

" kamu gak akan tau, di tinggal pas lagi sayang-sayangnya"

" tunggu dulu kalau juan pergi berarti pacarnya di tinggal dong, kasihan ya dia harus berjauhan gitu"

" kalau aku jadi pacar juan, aku mau ikut aja sama dia, aku gak tahan kalau harus berjauhan maunya terus ada di samping juan " ucapnya sambil menutup matanya membayangkan nya.

" kakak itu kuat banget ya jadi cewek, tapi kasihan juga mana ada orang yang kuat pacaran sambil berjauhan "

' semua orang memikirkan perasaan pacar juan yang di tinggalkan, dan mengapa tidak ada yang memikirkan aku kenapa cuman aku yang memikirkan perasaan ku sendiri, sakitnya perihnya di tinggalkan' batinnya jena dalam kesedihannya

" nama pacar juan siapa? " tanya Jena tiba-tiba membuat semua mata teman-temannya yang sedang membahas tentang juan itu tertuju padanya.

" kamu nanyak tentang juan barusan? " tanya citra tidak percaya, biasanya jika mereka membicarakan tentang juan Jena sama sekali tidak mau ikut campur bahkan mendengarkan nya pun jena tidak mau.

Tapi sekarang ke empat perempuan itu terkejut dengan pertanyaan itu dari jena.

" kalian gak tau siapa namanya? " tanya nya lagi.

Keempat temannya itu menggeleng tidak tau, jena menghela nafasnya pelan ia berdiri dari duduk nya lalu pergi dari sana, dia malas jika harus mendengarkan cerita juan dan pacarnya itu lagi, dia muak.

Ia merasa tersakiti jika mendengarkan jika ada orang yang berbicara tentang pacar juan yang sangat beruntung itu bisa mendapatkan cinta dari juan.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭   Tamat   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang