035

3 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

35

Jena berjalan dengan tergesa-gesa ke dapur sambil menahan rasa malunya yang menghantui pikirannya, dia tidak tau jika yang bersama lina tadi adalah juan ia berfikir itu mama nya ternyata pemikiran nya salah, Jena benar-benar malu, bahkan karena dirinya juga lina menjadi bangun dan merengek-rengek membuat Jena merasa bersalah.

Bukannya juan di luar kota tanya nya pada dirinya sendiri dengan jalan tergesa-gesa menuju dapur rumah nya .

" ma " panggil Jena ketika melihat mamanya yang sedang memasak di dapur mereka.

" iya ? " jawab maya ketika mendengar jena memanggilnya.

" ma, kak Bima bukan nya ke luar kota ya ma hari ini ? " tanya nya sambil menatap mamanya yang sedang fokus memasak di sana .

" iya memangnya kenapa? " tanya nya masih fokus dengan pekerjaan nya .

" tapi tadi aku lihat dia lagi sama lina di kamar lina "

Maya menatap Jena dengan heran bahkan membuatnya menghentikan pekerjaannya.

" kan bima perginya malam jen " jena terkejut mendengarnya.

" oh... Perginya malam, kok mama gak bilang perginya malam ? "

" ngapain mama bilang, penting nya untuk kamu apa?, kamu kenapa sih, kenapa nanyain Bima yang mau pergi ke luar kota kamu mau ikut ? " tanya maya sedikit jengkel karena jena sudah mengganggu dirinya yang lagi asik memasak di dapur.

" enggak gitu ma, tadi itu aku fikir mama lagi sama lina di kamar lina, tapi ternyata yang di sana itu kak Bima bukan mama, terus aku sengaja mau mengejutkan mama ternyata di dalam itu kak bima yang udah capek-capek buat lina tidur tapi harus terbangun karena aku , kasihan kan kak bima, teruskan aku jadi malu juga ma " ucap Jena dengan nada manja nya dan masih merasa malu dengan kejadian itu yang kembali terulang di kepalanya .

Maya tertawa mendengar nya, ia juga membayangkan bagaimana ekspresi jena tadi ketika berada di kamar lina , jika ia ada di sana ia pasti akan tertawa melihatnya.

Tidak melihat nya saja sudah terasa lucu menurut nya apalagi jika tadi ia melihat nya.

" kok mama malah ketawa? "

" mama gak ketawa"

" boong jelas-jelas aku lihat mama itu ketawa , udah ah malas " ucap jena ingin pergi meninggalkan mamanya di dapur.

" eh mau kemana? "

" kekamar "

" kamu gak mau nemani mama masak "

Dengan bibir yang merucut jena pun mau menemani mamanya memasak di dapur.

Ketika mereka berdua fokus memasak jena tidak sengaja mengingat ravin yang tiba-tiba hadir dalam fikiran nya.

Di pandangan nya wajah maya yang berdiri di samping nya sambil memasak makanan untuk mereka makan malam nanti.

"Ma " panggil jena .

" iya? " maya memalingkan wajahnya ke arah jena.

" jena mau cerita sesuatu ke mama boleh? "

" boleh emang nya kenapa, tumben? " ucap mamanya sedikit heran karena dia tahu jika jena itu jarang mau menceritakan masalahnya kepada orang walaupun itu keluarga nya sendiri.

" aku, mau tanya sesuatu sama mama, dulu mama sama papa itu menikah karena cinta? " tanya jena asal padahal dia tidak ingin menanyakan hal itu pada mamanya.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭   Tamat   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang