43

2 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

43

Sudah enam hari ravin berada di negeri orang, bekerja tanpa ada pujaan hati di sampingnya membuatnya sangat merindukan Jena.

Ravin membereskan seluruh barang-barang yang ingin ia bawa pulang karena pekerjaan nya telah selesai, belum ada seminggu, tapi karena ia dapat menyelesaikan nya dengan cepat dan membuat clien nya puas makanya ia bisa pulang hari ini.

Ravin tidak ingin memberitahu pada Jena bahwa ia akan pulang hari ini, ia ingin Jena terkejut dengan kepulangannya yang cepat.

Ravin sengaja tidak menjawab pesan maupun telepon dari Jena, ia sengaja mematikan hpnya, berharap Jena menjadi khawatir kepadanya.

Setelah selesai menyiapkan barang-barang nya ravin pergi dari hotel itu menuju Bandara karena sebentar lagi pesawat yang akan ia naiki akan take off satu jam lagi.

Satu jam di perjalanan pesawat yang ravin naiki akhirnya landing di bandara yang berada di Indonesia , dengan semangat pria berbaju hitam itu menggerek kopernya untuk mencari supir pribadinya yang sudah menunggu nya di bandara.

" bagaimana perjalanan nya pak "

" aman pak amun, oh iya Pak amun sebelum ke rumah Jena kita ke toko perhiasan ya pak saya mau beli cincin " ucapnya sambil masuk kedalam mobil nya.

" baik Pak " ucapkan Pak amun setelah memasukkan koper majikannya kedalam bagasi mobil, setelahnya masuk ke dalam mobil.

Mereka pun pergi menunju toko perhiasan yang pernah ravin dan Jena singgahi beberapa minggu yang lalu.

Setelah sampai ravin keluar dan masuk kedalam toko itu, melihat-lihat cincin yang menarik untuk dia dan Jena pakai di hari pernikahan mereka.

Ravin terus mencarinya ia ingin cincin yang sederhana namun terlihat mewah karena jena tidak suka memakai barang yang terlalu berlebihan, karena menurutnya itu terlalu menyombongkan diri.

Walaupun sebenarnya Jena bisa membeli barang itu bahkan sampai toko-toko nya ia bisa membelinya tapi dia tidak melakukan itu karena tidak mau di anggap terlalu glamour dan membuang buang uang.

Tak sengaja mata ravin menoleh pada cincin yang pernah Jena minta namun sudah di pesan oleh seseorang yang membuat jena tidak mau memakai cincin lain selain cincin itu.

" mbak ini cincinnya di jual? " tanya ravin takut ia salah lagi.

" belum Pak, bapak mau cincin ini? " tanya pegawai toko itu yang berbeda saat pertama kali ia datang bersama Jena.

" boleh saya lihat? " tanya nya, pegawai itu mengangguk lalu mengeluarkan cincin itu dari kotak kaca itu dan memperlihatkan nya pada ravin .

Ravin mengecek apakah ada lecet atau tidak pada cincin itu , lama memperhatikan nya akhirnya ravin membeli cincin itu.

Setelah keluar dari toko perhiasan ravin dan Pak amun kembali menaiki mobil dan pergi menuju rumah Jena.

Ravin sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Jena.

Sesampainya di perkarangan rumah Jena ravin di kejutkan saat melihat Jena memeluk mesra juan di depan rumah.

Ravin tidak tau apakah yang ia lihat di depan matanya itu benar atau salah, karena penasaran nya ravin keluar dari mobil dan mendekati Jena dan juan yang masih berpelukan.

" Jena panggilnya " membuat jena memalingkan Wajahnya kearah ravin.

Dengan gerakan cepat Jena melepas pelukan nya dari juan.

" vin " ucapnya, dengan perasaan yang tidak enak ia takut ravin akan salah paham lagi karena ia memeluk juan.

" kamu ngapain peluk dia? " tanya ravin dengan nada suara yang Jena tau pasti ravin marah padanya saat ini.

" vin ini gak kayak yang kamu bayangin "

" emang aku bayangin apa ?, jadi selama aku di luar negeri kamu senang senang sama suami kakak kamu ini "

" jaga omongan kamu, aku gak ada apapa sama Jena " ucap juan membela Jena.

" bangsat " tanpa berkata ravin memukul juan dengan kuat, membuat Jena teriak ketakutan, ia berusaha menjauhkan ravin dari juan ditariknya tubuh ravin lalu di peluknya.

" vin udah vin, udah " ucap Jena memeluk erat tubuh ravin.

Ravin menarik paksa Jena dari tubuh nya menatap cewek itu dengan tatapan kecewa.

" kita putus aja " ucapnya lalu pergi .

" ravin kamu ngomong apa, aku nggak ada hubungan apa apa sama kak juan ravin.........., ravin.......... " ucap Jena sambil mengejar mobil ravin yang sudah pergi menjauh, Jena terus berlari berharap ravin menghentikan mobilnya dan mau mendengarkan penjelasan nya. Namun nyatanya mobil itu sama sekali tidak berhenti Jena terjatuh ke atas aspal.

Ia menangis, tidak tau apa kesalahannya namun ia merasa telah melakukan kesalahan besar yang membuat ravin begitu marah padanya.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭   Tamat   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang