026

3 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

26

Jena dan ravin sudah keliling mencari lani namun tetap tidak menemukan lani dimana pun entah mereka yang tidak menemukan lani atau memang mereka yang tidak melihat lani di suatu tempat yang sudah mereka lewati ketika mencari lani.

Jena dari tadi hanya menangis ia menyesal karena sudah mencintai juan jika waktu bisa di putar Jena ingin memutarnya.

Ravin yang melihatnya merasa kasihan pada Jena, di genggam nya tangan Jena yang kembali membalas genggaman itu.

" gimana kalau kita gak jumpa sama kak lani " tanya nya pada ravin sambil menangis menatap pria yang sedang mengemudi disampinya.

" pasti ketemu " ucap ravin sengaja agar membuat Jena tenang dan percaya jika lani akan baik-baik saja.

Lama mencari namun tetap tak menemukan lani, tiba-tiba saja telepon milik Jena berbunyi, cewek berbaju biru itu pun menatap benda pipih itu melihat ada nama mamanya yang terpampang di layar hpnya.

Jena langsung mengangkat panggilan itu, sebelum melakukannya Jena terlebih dahulu menarik nafasnya lalu membuangnya dengan pelan.

" halo ma "

" jen..... "

" ma ada apa, mama kenapa nangis? " tanya Jena khawatir akan mamanya ia takut terjadi sesuatu pada mamanya.

" lani kecelakan "

DEG......

" lani udah gak ada jen" ucapnya dengan tangis tersedu-sedu. " lani udah gak ada jen " ucap nya lagi.

Seketika pandangan matanya memudar dan pendengarannya menghilang, Jena terdiam mematung di tempatnya mendengar jika lani sudah tidak ada Jena tidak mengerti dengan kalimat itu, ia tertawa dengan rasa sakit yang muncul dari hatinya, air matanya jatuh menetes di pipinya, ia berusaha untuk menyakinkan dirinya jika itu semua hanyalah kebohongan.

Jena menangis, menangis sejadi-jadinya membuat ravin terkejut melihat Jena yang tiba-tiba menangis setelah menerima panggilan telepon itu .

" jen ada apa? " tanya ravin khawatir telah terjadi sesuatu.

Jena tertawa hambar, dia bahkan tidak tau harus berkata apa sekarang, yang ada di pikiran nya saat ini hanyalah lani dan lani.

" akh. " Jena tidak bisa berkata-kata lagi ia seakan bisu, yang hanya bisa ia lakukan hanyalah menangis .

" jen ada apa?! " ravin menepikan mobilnya di pinggir jalan dia semakin panik dengan keadaan Jena kerena cewek itu tidak menjawab pertanyaan ravin membuat cowok itu semakin khawatir dengan apa yang terjadi.

Ravin mengambil handphone milik Jena yang masih berada di genggaman cewek itu.

" halo " ucapnya sopan.

" lani udah gak ada " kata-kata itu yang dapat ravin dengar ia terkejut dengan kalimat yang dia sendiri tidak tau siapa yang mengatakannya.

Terkejut!, ya ravin begitu terkejut mendengar nya orang yang mereka cari saat ini sudah tak ada di dunia ini lagi.

Ravin menoleh pada Jena lalu kembali bertanya pada orang di sebrang sana di mana mereka saat ini .

Papa Jena memberitahukan pada ravin jika mereka saat ini berada di rumah sakit melati purnama.

Ravin mematikan sambungan telepon nya dan bergegas untuk pergi menuju rumah sakit itu yang di beritahukan papa Jena padanya.

Entah apa yang ia rasakan Jena saat ini namun ia dapat merasakan rasa sakit itu karena kehilangan seseorang seperti yang di rasakan Jena sudah pernah ia rasakan jadi dia tau betul apa yang Jena rasakan saat ini .

" ini gak mungkin, pasti mereka lagi ngerjain aku kan vin " ucap Jena dengan suara terbata-bata masih menahan air matanya agar tidak jatuh lagi .

" gak mungkin kak lani meninggal, kak lani masih hidupkan vin mereka ngerjain aku kan " ucapnya lagi sambil tertawa kecil sekuat apa ia menahan air mata itu tetap keluar.

' kakak masih hidupkan kak, kabar itu gak benar kan, mama bohong kan kak ' batinnya menangis di dalam hatinya.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭   Tamat   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang