44

2 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

44

Jena kembali ke rumahnya dengan menangisi semua yang sudah terjadi, ia tidak menyangka apakah dia benar-benar putus dengan ravin atau tidak Jena takut membuat ravin kecewa lagi jika ia bertanya sekarang.

Jena ingin memberi ravin waktu agar ia bisa berfikir jernih dengan apa yang sudah ia lakukan pada jena dan mau mendengar penjelasan dari Jena.

" jen " panggil juan menghampiri Jena "kamu gak papa? " tanya juan.

" aku gak papa kak " ucap Jena menghapus air matanya yang tersisa di pipinya.

" maafin aku ya Jena karena aku"

" gak papa kak, ravin hanya salah paham aja " ucapnya lagi berusaha untuk tegar padahal saat ini Jena ingin menangis di dalam kamarnya.

" biar aku ngomong sama ravin ya " tawarnya berharap masalah Jena cepat terselesaikan.

" gak usah kak, ini masalah aku biar aku aja yang selesaikan gak papa, kakak fokus pada kesembuhan Lina aja, kita kerumah sakit ya jengguk dia kasihan udah tiga hari di rumah sakit gak pernah lihat papanya " ucap Jena dan juan menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua pergi menuju rumah sakit untuk menemui lina yang sudah tiga hari ini berada di rumah sakit.

Setelah pulang dari luar kota tiba-tiba saja Lina jatuh sakit dan langsung di bawah ke rumah sakit dan kata dokter Lina menghidap penyakit asma membuat Lina susah untuk bernafas.

Juan yang mendengar itu drop tidak menyangka Lina akan di serang penyakit asma.

Juan tidak tau lagi harus apa, jika Jena tidak menenangkannya tadi sudah pasti Juan akan sangat depresi membuatnya akan hancur dan itu sangat terpengaruh pada kesehatan Lina.

Juan sangat berterimakasih pada Jena berkat dirinya ia bisa sekuat ini untuk kesembuhan Lina .

Mereka berdua telah sampai di rumah sakit tempat Lina di rawat , anak berusia tiga tahun itu begitu girang setelah melihat papanya, nampak Lina sudah sangat merindukan Juan.

Juan langsung memeluk tubuh kecil anaknya itu dan mencium kening, pipi serta tangan kecilnya yang mungil.

Jena tersenyum melihatnya, namun pikirannya tertuju pada ravin serta kata-kata yang terucap dari mulut nya yang mengatakan mereka putus.

Benarkan semudah itu ravin memutuskan nya, benarkah ravin tidak mau mendengar penjelasan Jena, Jena sangat mencintai ravin tidakkah dapat ia lihat dari mata Jena betapa berlinang nya mata nya saat melihat ravin .

Dia sangat mencintai ravin, dia sangat menginginkan ravin untuk ada padanya, menjadi pendamping hidupnya.

Satu airmata menetes di pipinya dengan cepat Jena menghapusnya, Jena menarik nafasnya lalu membuangnya pelan.

" ma kita pulang aja ya " ajaknya berharap mamanya mau pulang.

" yaudah kamu disini ya bim jaga Lina besok mama datang lagi " ucap mamanya laku pamit pada lina diciumnya pipi cucu kesayangannya itu begitu pun Jena lalu setelah nya mereka pergi pulang ke rumah .

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭   Tamat   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang