𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟗

162 30 14
                                    

Semua setuju dengan kalimat Katniss tadi dan bergegas bangkit dan pergi menuju Cornucopia yang sepi.

"Yakin dia tidak apa ditinggalkan?" Zeloise menatap Wiress khawatir.

Johanna lewat di depannya dengan wajah sinis. "Kecuali kau mau menemani si gila itu, aku tidak keberatan."

Mood Zeloise buruk seketika. Ia maju ke depan--berkumpul dengan lainnya saat Peeta membuat lingkaran di atas pasir hitam menggunakan golok di tangan.

"Jadi, jam dua belas sampai satu adalah petir, jam sath sampai jam dua adalah hujan darah, lalu asap dan selanjutnya kera. Jamnya berhenti di jam tiga setelah itu." Laki-laki berambut pirang tersebut menjelaskan.

Katniss menimpal. "Jam sepuluh sampai sebelas ada ombak. Bagaimana sisanya? Kalian melihat sesuatu?"

Beetee dan Johanna kompak menggeleng.

"Selama kita menjauh dari tempat yang aktif, kurasa kita aman." Newt ikut berjongkok di samping Beetee.

Zeloise manggut-manggut. "Ya, kurasa juga begitu."

Lalu, suara pekikan tertahan mengalihkan perhatian mereka. Di sana, Wiress baru saja ditikam oleh tribut dari kelompok yang menetap di sini sedari awal. Katniss dan Zeloise mengambil panah mereka untuk membidik tribut lain yang keluar dan menyerang. Annie melempari tombaknya, Peeta dan Newt dengan golok mereka, sedangkan Johanna baru saja melempar kapaknya pada tribut yang hendak mendekat.

Katniss dan Zeloise hendak mengejar tribut yang tersisa, tapi tiba-tiba tempat mereka berpijak begetar dan mulai bergerak--berputar dengan cukup kencang. Semua yang di sana terjatuh, berusaha berpegangan pada jalan setapak untuk tak jatuh ke dalam air.

"Katniss!" Zeloise berteriak saat pegangan sang kakak terlepas, tapi untungnya Johanna menangkapnya dan menahan tubuh mereka dengan kapak di tangan lain.

"Bertahanlah!" ujar Johanna pada Katniss.

Barang-barang dari dalam mulai berjatuhan, berusaha menghantam mereka yang sama berusahanya untuk menghindar. Sebuah boomerang besi mengarah padanya, lalu dengan cepat ia menunduk meski sedikit terlambat. Boomerang itu berhasil mengenai pelipis kirinya, bertepatan dengan pegangannya yang tak lagi kuat.

"Zoey, no!"

Teriakan Katniss adalah apa yang ia dengar sebelum air menghantam tubuhnya. Ia masih hidup di sana dalam sana ketika Cornucopia berhenti berputar, lalu menarik dirinya sendiri ke daratan dengan batuk terus menerus. Cukup banyak air yang masuk ke hidungnya tadi.

Katniss dan yang lainnya menghampiri Zeloise yang tergeletak dengan posisi tengkurap di jalan setapak, berusaha menetralkan napas yang memburu.

Newt berjongkok di samping Zeloise setelah Katniss menyingkir--memberi mereka ruang. "Zoey, kau terluka," kata laki-laki itu, melihat luka gores di pelipis Zeloise.

Zeloise membalas dengan acungan jempol, bermaksud mengatakan jika ia tahu hal itu.

"Cepat ambil yang kita perlukan dan pergi dari sini," ujar Katniss pada lainnya.

Newt masih di tempat, membantu Zeloise untuk duduk sebelum dipeluk erat olehnya. Wajah itu terkubur di ceruk leher Zeloise.

"Bisakah kau berhenti membuatku khawatir?" Newt berbisik di ceruk leher Zeloise. "Kau selalu terluka, tidak peduli jika aku berada di sekitarmu sekalipun. I can't take care of you."

"Hei, It's okay." Zeloise tidak suka nada lirih Newt yang menyertai kalimat itu. Ia tidak suka laki-laki tersebut menyalahkan diri sendiri. "Ini bukan salahmu, ini kecelakaan."

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang