Mobil mereka bergerak memasuki pegunungan lebih dalam. Selama perjalanan, Zeloise memegangi kepalanya dengan tangan yang bagian siku bertumpu di pintu mobil bagian dalam. Di sampingnya terdapat Brenda yang menampilkan ekspresi datar, tapi tidak dengan tangan gadis itu yang terus memilin gelisah. Zeloise menghela napas kasar, mencoba untuk tidak mengerang setiap merasakan panas yang membakar di kulitnya--tepat pada luka cakar Crank yang ia yakini telah infeksi, dan virusnya mungkin sudah menyebar ke seluruh bagian tubuh.
"Kita sampai."
Zeloise mengangkat kepala, melihat melalui dari jendela. Camp. Harriet dan Sonya membawa mereka ke sana. Membuka pintu, Zeloise dengan sedikit tertatih turun lebih dulu dan membantu Brenda setelahnya, lalu disusul dengan yang lain.
Tenda-tenda berjajar rapi di depan sana, menampakkan juga penghuninya yang melakukan aktivitas masing-masing. Terlihat damai. Orang-orang di sini nampak menikmati hidup, bercanda gurau dengan sesama tanpa adanya beban yang memikul pundak.
"Right Arm," bisik Brenda dengan senyum kecil.
Zeloise menengok, lantas mengangguk setuju. "Kita sampai. Kita berhasil, Brenda."
"Ayo, semua. Kita harus menemui seseorang." Harriet melangkah duluan, lalu diikuti Thomas beserta yang lain.
Mereka berjalan di antara tenda-tenda, memperhatikan orang-orang di sana yang berlalu lalang, sesekali menatap mereka dengan penasaran.
"Mereka sudah merencanakan ini lebih dari setahun," jelas Harriet, "ini semua untuk kita."
Sonya menoleh ke belakang, menatap semua dari mereka. "Kalian beruntung karena bertemu kami. Perpindahan adalah yang selalu kami lakukan."
"Di mana Vince?" Sonya bertanya pada seorang pria yang lewat.
Pria itu menunjuk ke satu arah. "Dia di sana, kurasa."
"Siapa Vince?" tanya Thomas.
"Seseorang yang memutuskan, apakah kalian bisa tinggal atau tidak," jawab Harriet.
Di belakang, Zeloise menahan cepat tangan Brenda yang hampir jatuh karena tersandung. "Hei, you alright?" bisiknya.
"Ya, thank you." Brenda tersenyum kecil, lalu keduanya menyusul rombongan yang sudah agak jauh.
"Aku pikir Right Arm semacam tentara." Minho mengeluarkan apa yang sedari tadi ia pikirkan.
"Memang benar."
Semua menoleh, melihat seorang pria yang berjalan ke arah mereka.
"Inilah yang tersisa dari kami," sambung pria tersebut, "banyak orang baik yang gugur sampai sejauh ini."
"Vince," sapa Sonya.
Pria bernama Vince itu berkacak pinggang, menatap orang-orang asing di matanya sebelum bertanya, "Siapa mereka?"
"Mereka kebal," jawab Harriet, "kami menemukan mereka di tebing pegunungan."
Zeloise merangkul Brenda saat gadis itu terlihat sedikit oleng, meski ia sendiri merasakan pusing yang sewaktu-waktu bisa membuatnya jatuh pingsan.
"Sudah kalian periksa?" Vince bertanya.
"I know this guy." Harriet menunjuk Aris. "Namanya Aris, teman selabirinku dan Sonya. Dia bersama mereka. So, I trust them."
Vince mengangguk. "Baiklah, urus mereka semua."
Zeloise menoleh saat Brenda menarik napas tajam, lalu mulai tak stabil yang membuatnya melepas rangkulan dari gadis itu.
"Brenda?" Zeloise memanggil, lalu mulai batuk tak lama setelah itu.
"Hei, Bos." Seorang pria memanggil Vince saat melihat gelagat Zeloise dan Brenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Paradise
Fanfic[ 𝐌𝐀𝐙𝐄 𝐑𝐔𝐍𝐍𝐄𝐑 𝐱 𝐇𝐔𝐍𝐆𝐄𝐑 𝐆𝐀𝐌𝐄𝐒 ] Mimpi buruk Zeloise menjadi kenyataan saat ia terpilih dalam Hunger Games ke-75. Namun, kakaknya Katniss jelas tak akan membiarkan hal itu terjadi. Setelah tahun lalu mengajukan diri sebagai pengg...