𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟕𝟏

125 23 5
                                    

Satu per satu dari mereka secara bergantian dilepaskan chip yang terdapat di bagian belakang leher. Winston yang pertama, lalu disusul oleh Frypan, Gally, Newt, Thomas dan terakhir Zeloise.

"Ini akan sakit, tahan sedikit," ujar Teresa sebelum menggoreskan pisau itu ke kulit Zeloise.

Ringisan pelan terdengar dari Zeloise setiap kali Teresa menggerakkan pisau dan pingset untuk mengeluarkan chip sialan yang ditanamkan WICKED dalam tubuhnya.

"Hei, aku minta maaf soal malam itu." Zeloise membuka obrolan. "Maaf sudah menuduhmu dan ... aku turut berduka atas apa yang menimpa keluargamu."

"Tidak apa, jika aku di posisimu pasti akan melakukan hal yang sama." Teresa membalas, "dan aku juga turut berduka atas orang tuamu."

Zeloise bergumam kecil, lagi-lagi meringis akan rasa perih saat Teresa menarik keluar chip tersebut.

"Sudah selesai?" tanya Zeloise.

"Ya, aku sudah mencabutnya." Meski begitu, Teresa masih di sana dengan tisu di tangan guna menghentikan darah Zeloise yang masih mengalir keluar.

"Setelah ini mungkin Gally, Newt dan Thomas akan membawamu kembali ke kota."

"Well, aku berkata pada Ava bahwa aku akan kembali ke kantor besok malam, itu berarti mereka tidak akan mencariku sampai waktu yang aku katakan."

"Lalu bagaimana dengan Minho dan Skandar? Kau yakin mereka aman di sana?"

"Sebelum pergi aku sudah memastikan bahwa tidak akan ada yang berani menyentuh mereka, selain itu Raven juga ada di sana, dia jelas tak akan membiarkan Janson dan Ava mendekati ruangan mereka."

"Kalian sudah selesai?" Thomas mendekat, menarik perhatian kedua gadis yang tengah mengobrol itu.

"Ya, ini sudah selesai, tinggal menghentikan darah Zoey--"

"Bisa kutangani sendiri." Zeloise mengambil alih untuk menahan tisu di leher belakangnya. "Kalian bisa mengobrol jika mau, kurasa Thomas ingin mengatakan sesuatu."

Mendengar itu, Thomas dilanda rasa gugup terlebih saat Zeloise bersiul menggoda seraya berjalan menjauh dari mereka. Namun, bukan berarti ia akan mundur begitu saja. Setelah kesalahpahaman yang membuatnya harus memilih antara teman dan perasaan, ia jelas tak akan menyia-nyiakan kesempatan di mana ia bisa leluasa berinteraksi dengan Teresa--gadis yang ia sukai itu, apalagi setelah mengetahui bahwa Teresa tidak mengkhianati mereka dan berusaha sebisa mungkin untuk melindungi Minho dari tangan jahat WICKED.

Kembali pada Zeloise, gadis itu duduk di sofa masih dengan tangan kanan yang memegangi tisu di belakang lehernya seraya memandangi semua teman-temannya, hingga kehadiran satu orang yang baru masuk ke ruangan itu berhasil membuat matanya terus mengikuti pergerakan orang tersebut yang berjalan ke arahnya.

"Hai, Komandan." Ya, siapa lagi jika bukan Newt? Tidak mungkin ia akan memperhatikan laki-laki lain, 'kan?

Newt tersenyum, duduk di samping Zeloise. "Darahnya masih keluar?"

"Tidak tahu, sudah kutahan sejak tadi."

"Berbaliklah, akan kulihat."

Zeloise menurut, berbalik membelakangi Newt dan membiarkan laki-laki itu mengambil alih tisu di tangannya.

"Sepertinya sudah." Newt membersihkan sisa darah di sekitar luka bedah Zeloise sebelum membuang tisu tersebut.

Zeloise berbalik, tersenyum pada kekasihnya itu. "Ini sudah malam, kau belum mau tidur?"

"Kau belum makan."

"Oh, ayolah." Zeloise memutar bola matanya malas. "Aku tidak nafsu makan, oke? Aku bisa mual jika dipaksa makan."

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang