𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟑

174 27 8
                                    

Tepat dini hari, Zeloise terbangun saat Katniss berteriak akibat mimpi buruk yang kembali menghampiri. Bahkan Peeta yang ia yakin telah tertidur lelap, kini berada di pintu kamar mereka yang sengaja dibuka. Laki-laki itu jelas mencemaskan Katniss.

"Sorry, Zoey." Katniss jelas merasa bersalah pada Zeloise karena telah mengganggu tidur adiknya itu.

"It's okay." Zeloise mengusap bahu Katniss sebelum turun dari ranjang.

"Tunggu." Katniss menahan tangan adiknya. "Mau ke mana kau?"

Zeloise melepaskan tangan Katniss, melirik singkat ke arah Peeta sebelum menjawab, "Aku tahu siapa yang lebih kau butuhkan di sini."

Setelahnya gadis itu pergi ke arah pintu, menepuk bahu Peeta dua kali sebelum benar-benar keluar dari sana. Ia tahu karena Katniss bercerita. Setiap berada di Capitol, kakaknya itu kembali dibayangi oleh kejadian pembunuhan yang tak sengaja dilakukan saat berusaha melindungi Rue, temannya dari District 11. Refleks itu Katniss lakukan karena kaget melihat senjata menancap di tubuh Rue.

"Ya, kurasa aku akan tidur di sini," gumam Zeloise seraya menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu apartemen.

Zeloise yang mengantuk berat, pun menutup mata dan hendak kembali tidur, sampai ia tersentak dan langsung bangkit dari sofa saat merasakan seseorang menepuk kepalanya.

"Newt?!" pekiknya tertahan. Ia memegang dadanya, bernapas lega karena tahu siapa orang itu. "Kau membuatku kaget! Jangan melakukannya lagi."

"Maaf." Newt meringis bersalah. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Tidur, tentu saja."

"Kenapa di sini?" Newt mengernyit.

"Peeta di kamarku setelah Katniss berteriak karena mimpi buruk," jawab Zeloise, "lalu, kenapa kau ada di sini?"

"Aku baru saja minum dan merasakan seseorang di sekitar sini."

Zeloise tersenyum kecil. "Instingmu masih sebagus dulu."

"Kau pikir itu akan berkurang seiring aku dewasa?" Laki-laki itu menggerutu.

"Ya, siapa tahu--awh!" Zeloise memekik saat Newt dengan santai menjitak kepalanya. "Itu sakit!"

Newt tersenyum lebar melihat Zeloise yang mengerucutkan bibir. "Baiklah, kita harus tidur sekarang. Ayo," ajaknya.

"Tunggu!" Zeloise menghentikan Newt yang ingin menariknya.

Laki-laki itu berbalik, menatap dengan ekspresi bertanya.

"Aku tidur di sini," kata Zeloise.

"Di sofa ini?" Zeloise mengangguk, membuat Newt berdecak. "Yang benar saja?"

"Lalu? Kau ingin aku kembali ke kamar di mana ada Peeta di sana?"

"Tidur di kamarku."

"Apa?!"

Tunggu, ia tidak salah dengar, 'kan?

"Tidur di kamarku, Zoey," ucap Newt lagi, "kau akan pegal jika tidur di sini."

"Tidak, aku bisa." Zeloise kukuh pada keinginannya.

Newt menghela napas, berdiri tegak dengan tatapan tajam mengarah pada Zeloise. Gadis itu lantas menelan salivanya, sangat mengenal tatapan Newt yang seperti ini. Beberapa kali ia mendapati Newt menatap para Gladers yang kedapatan bermalasan saat mereka di Glade, dan itu bukanlah pertanda baik. Selain takut keluarga dan orang terkasihnya terluka, sepertinya Zeloise juga mulai takut pada Newt.

Dan di sinilah ia sekarang, berbaring di atas ranjang bersama laki-laki itu di sampingnya. Newt bahkan tak mengeluarkan tenaga besar untuk menyeretnya yang memang sudah pasrah sejak tatapan tajam itu melayang.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang