𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟕𝟒

142 20 14
                                    

Sisa dua part lagi gengs, kita lihat apakah Newt umur panjang atau ... hehe. Happy reading!

***

Perjalanan mereka menuju ruangan yang dituju kembali berlanjut, kini mereka tidak lagi peduli dengan kepanikan yang terjadi sspanjang lorong yang dilewati. Pikiran mereka saat ini hanya bagaimana bisa menyelamatkan Minho, Skandar dan Raven ... juga Newt.

Di tengah situasi genting dengan alarm bahaya yang terus menyala, Thomas memisahkan diri dari Newt dan Zeloise saat melihat Ava Paige di sisi lorong lain. Laki-laki itu mengangkat pistol di tangan--bersiap menembak Ava. Namun, Newt yang melihat Janson di sisi lain lorong, segera mendorong temannya itu juga menarik Zeloise untuk berlindung di lorong lain.

Tak ada waktu untuk membalas tembakan Janson, baik Newt, Thomas maupun Zeloise, masing-masing dari mereka kompak menyerukan nama Minho, Skandar dan Raven ditengah teriakan staf WICKED yang berlarian ke sana kemari, juga suara tembakan saat ketiganya bertemu dengan tentara WICKED yang menghadang jalan mereka.

"Tangkap mereka!"
"Sebelah sini!"
"Lumpuhkan mereka!"

"Oh, shit!" Zeloise mengumpat kala mereka terkepung di perempatan lorong.

Membuang senapan listrik di tangannya, Zeloise beralih menggunakan dua pistol yang dipegang oleh masing-masing tangannya. Dua arah jelas lebih baik dibanding satu.

"Newt, awas!" seru Thomas.

Zeloise menengok, menembaki salah seorang tentara WICKED yang hampir menembaki Newt. Ketiganya mundur, bersembunyi di salah satu lorong yang aman.

"Sial, peluruku hampir habis," kata Thomas.

Zeloise tanpa pikir panjang memberikan satu pistolnya pada Thomas yang langsung bangkit dan kembali menembaki tentara WICKED yang menghampiri mereka. Newt yang melihat sesuatu, lantas mendekati salah seorang tentara WICKED yang tergeletak di lantai, mengambil sesuatu dari sana.

"Hei, Guys, berlindung!" serunya sebelum melempar bom listrik ke arah kumpulan tentara WICKED yang lumpuh seketika.

"Kerja bagus." Zeloise menepuk bahu kekasihnya itu. "Baiklah, ayo!"

Kali ini ia yang memimpin, mencari ruangan yang sejak tadi belum ditemukan oleh mereka.

"Minho! Skandar! Raven!" Zeloise meneriaki nama anggota keluarganya itu dengan cemas, takut jika saja staf WICKED memindahkan mereka dan--

"Mommy!"

"Skandar!" Zeloise berlari ke salah satu pintu, membuka pintu tersebut yang langsung disambut oleh Skandar dan Minho di dalamnya.

Skandar memeluk erat gadis yang sudah dianggap sebagai ibunya itu, mulai menangis atas emosi yang campur aduk dalam hatinya. Di belakang sana, Thomas dan Newt memeluk Minho erat--melepas rindu satu sama lain setelah tak bertemu selama berbulan-bulan.

"Kau tidak apa? Mereka tidak menyakitimu?" Melepas pelukannya, Zeloise mengecek tubuh anak di depannya itu.

"Aku baik, Mom," jawab Skandar, "aku hanya merindukanmu."

Zeloise tersenyum haru. "Aku juga merindukanmu, Sweet Boy."

Pelukan kembali terjadi, tapi kali ini cukup singkat karena Zeloise yang kembali berdiri dan bersitatap dengan Minho. "Senang melihatmu baik-baik saja, Bigbro."

"Hei, Lilsist." Minho melangkah maju, memeluk gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu. "Terima kasih karena sudah datang menyelamatkan kami."

"Mereka di sana!"

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang