𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟔𝟒

145 22 2
                                    

Membangun kembali camp jelas tidak mudah, mereka semua bahu membahu memperbaiki apa yang telah dirusak WICKED, dan itu jelas memakan waktu tidak sedikit. Namun, dua bulan ternyata waktu yang cukup singkat untuk mereka merapikan kembali tempat ini.

Dan di satu sore menjelang malam, Zeloise membantu Brenda merapikan rambut gadis itu yang dipotong pendek sebahu seperti miliknya. Padahal menurut Zeloise, Brenda sangat cantik saat rambutnya panjang, apalagi saat dibiarkan tergerai.

"Kurasa Minho lebih menyukai rambutmu yang panjang," celetuk Zeloise.

Brenda tertawa kecil. "Dia pernah bilang bahwa jika kami sudah mulai membangun keluarga nantinya, aku harus memanjangkan rambutku."

"Kau mengiyakan?"

"Hanya sampai aku tidak kesal dengan rambutku sendiri."

Zeloise tersenyum tipis, beranjak dari belakang Brenda untuk duduk di samping gadis itu.

"Maaf karena berniat meninggalkan kalian saat malam penyerangan itu," ujar Brenda.

"Tapi kau kembali, 'kan?" Zeloise mengulas senyum kecil. "Kutebak, rencana melarikan diri itu adalah milik Jorge."

"Ya, itu miliknya."

"Tidak heran, aku bisa mengerti. Jorge sangat menyayangimu, Brenda. Dan sebagai sosok seorang ayah, Jorge tidak ingin mengambil resiko putrinya terluka."

Brenda mengangguk kecil. "Aku memikirkan kalian semua, itulah sebabnya aku memaksa Jorge kembali. Sangat egois rasanya di saat kalian semua tertangkap untuk melindungi satu sama lain, sedangkan aku melarikan diri untuk keselamatanku. Terutama Minho, aku tidak tahu akan sekecewa apa dia ketika tahu aku hampir meninggalkan kalian semua di sini."

"Egois untuk keselamatan sendiri tidak apa menurutku."

"Tapi kalian tidak melakukannya." Zeloise mengernyit, dan Brenda langsung melanjutkan, "Hari di mana kau, aku dan Thomas terpisah dari lainnya. Aku jatuh dan diserang oleh Crank. Kalian bisa saja pergi meninggalkanku, tapi kalian tetap berusaha menyelamatkanku. Terima kasih."

"Tidak perlu berterima kasih, tapi sama-sama." Tawa kecil Zeloise terdengar. "Oh ya, ceritakan padaku bagaimana rasanya menjadi kekasih Minho?"

"Ya, dia cukup manis walau menyebalkan."

"Well, siapa sangka Minho bisa seperti itu."

"Ya, aku pun tidak menduganya." Brenda lalu menoleh, memandangi Zeloise lekat. "Bagaimana denganmu? Kalian sudah berbaikan?"

"Belum, dan kurasa tidak dalam waktu dekat?" Zeloise mengedik bahu. "Aku merasa tidak cukup baik untuknya setelah apa yang aku katakan padanya, dia mungkin--"

"Zoey, Brenda! Cepat kemari!"

Dua gadis itu buru-buru beranjak dan pergi ke tempat di mana yang lainnya berkumpul. Ya, walau tidak semua. Thomas, Newt, Frypan, Jorge dan Winston ada di sana, sedangkan yang lain melakukan aktivitas masing-masing.

"Ada apa?" Brenda bertanya penasaran.

Jorge nampak memegang radio tua yang masih berfungsi dengan baik, memutar antena untuk mendapatkan suara yang jelas dari seseorang yang berusaha menghubungi mereka melalui saluran radio.

"Thomas, kau bisa mendengarku?"

"Raven?" Zeloise mendekat ke arah Jorge untuk mendengar suara tersebut lebih jelas.

"Aku tidak tahu apakah ada dari kalian mendengar ini, tapi kuharap ada." Suara Raven kembali terdengar. "Aku sudah memastikan bahwa hanya di daerah sekitaran kalian yang bisa mendengar ini. Aku tidak punya banyak waktu."

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang