[ 𝐒𝐩𝐞𝐜𝐢𝐚𝐥 𝐏𝐚𝐫𝐭 ] 𝐓𝐡𝐞 𝐎𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐒𝐢𝐝𝐞

130 22 5
                                    

Playsong; ABBA - Slipping Through My Fingers

.
.
.

Seorang gadis dengan rambut pirang terurai, berlari secepat yang ia bisa--sesekali menoleh ke belakang guna melihat orang yang tadi mengejarnya. Jantungnya berdetak kencang, suara-suara dari pemukiman membuat tangannya mulai berkeringat dingin. Ini salahnya, tidak seharusnya ia cepat mempercayai laki-laki itu. Sialan!

Tepat saat ia melompati batang kayu, tubuhnya terlempar ke salah satu pohon karena sesuatu yang menabraknya. Ia mengerang kesakitan dengan posisi tengkurap di tanah.

"Kau pikir kau mau ke mana? Semua sudah berakhir, kau tidak bisa lari lagi."

"Hell, no," bisiknya, berusaha bangkit meski sia-sia. Tubuhnya terlalu lemah setelah menghantam pohon beberapa detik lalu.

Pandangannya mengabur, begitu juga dengan napasnya yang mulai memburu dan memendek. Satu-satunya hal yang ia rasakan adalah rasa sakit di tulang punggungnya. Mungkin patah.

"You are the golden blood for WICKED."

Dan sebelum jatuh dalam kegelapan, ia melihat sepasang kaki berhenti tepat di depannya. Ya, mungkin seperti inilah akhir dari kehidupannya.

***

Hutan yang gelap. Itulah yang dirinya lihat saat membuka mata. Perlahan namun pasti, ia bangkit--duduk di atas tanah dengan pandangan menyapu sekeliling--berusaha mengenali tempat ia berada sekarang. Ini bukan seperti hutan di tempat ia tinggal. Lalu ... di mana ia berada sekarang?

"Permisi, apa kau tersesat?"

Ia menoleh, melihat sebuah tangan terulur padanya. Tanpa perlu melihat pun ia tahu orang itu adalah perempuan, jadi tanpa berpikir panjang ia menerima uluran tangan itu dan berdiri seraya membersihkan bagian celana yang sedikit kotor.

"Terima kasih, aku--"

Deg!

Kalimatnya terhenti, pun raut wajahnya berubah kaget tepat saat ia melihat wajah dari orang yang baru saja membantunya. Ini ... tidak mungkin.

"Mom?" Ia berbisik dengan suara bergetar.

Mengernyit bingung adalah respons alami dari kebanyakan orang jika tiba-tiba seseorang yang tidak dikenal memanggil dengan sebutan yang seharusnya diberikan pada orang yang melahirkannya ke dunia ini. Tapi gadis ini--

"Maaf, siapa kau?" Wanita itu bertanya dengan lembut, masih bersikap ramah meski kebingungan melanda.

"Aku--"

'Kate!'

Kompak keduanya menengadah, melihat ke langit seolah suara tadi berasal dari sana. Gadis yang dipanggil Kate itu, kembali menatap wanita di depannya--memperhatikan bagaimana raut senang sekaligus sedih terpancar di antara gelapnya malam.

"Your name's Zeloise Everdeen, right?" tanyanya, membuat wanita yang ia yakini adalah Zeloise Everdeen itu menjatuhkan pandang kepadanya.

Raut wajah yang ia lihat tadi berganti dengan secerca harapan juga rasa penasaran, kemudian disusul pertanyaan dengan nada menuntut, "Who are you?"

"Katherine Lizzy. I'm Newt's daughter." Suara tercekat terdengar dari wanita itu, lalu Katherine melanjutkan, "And you are my mother."

"My daughter?" bisik Zeloise, menatap tak percaya sebelum maju dan memeluk erat putrinya itu.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang