𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟗𝟐

133 16 37
                                    

Maaf karena lama up part selanjutnya gengs, jujurly aku bingung mau nulis apa di part ini, awalnya ngide si Zoey mau diracuni sama Sophie, tapi nggak jadi mwhehehe, akhirnya muter otak lagi dan nyari ide lain dan akhirnya jadi deh walau lama banget buset. Yaudah deh, happy reading~

***

Aneh. Itulah yang Sophie rasakan. Lima hari lalu, Newt datang untuk meminta maaf perkara lelaki itu yang mencekiknya. Lalu hari-hari berikut, Newt tak menunjukkan penolakan jika didekatinya seperti yang dulu-dulu. Oh, ada apa ini? Apa laki-laki itu sudah menyadari bahwa ia adalah pilihan lebih baik, dibanding kekasih lelaki itu yang gila? Jika iya, maka itu kesempatan yang bagus.

Setelah mengantarkan makanan buatannya untuk sang pujaan hati, Sophie kembali ke rumahnya dengan perasaan senang. Ia bersenandung kecil, mulai memikirkan rencana apa yang bagus untuk dilakukan bersama Newt esok hari. Langkah kakinya membawa ia ke kamar, di mana pekikan terdengar dari dalam sana yang jelas berasal dari dirinya.

'Kau pikir ini sudah selesai?'

Kalimat itu ditulis dengan tinta merah cair--terlihat dari beberapa huruf kalimat tersebut terdapat setitik tinta yang berjatuhan membuat aliran ke bagian bawah. Cepat-cepat Sophie mengambil kain di dekatnya dan menghapus kalimat tersebut, menyisakan noda merah pudar yang mengotori cermin kamarnya. Ia syok--gemetar dengan apa yang baru saja ia lihat. Apa ini? Siapa yang menerornya? Jika ini hanya orang iseng, ia akan membuat perhitungan dengan orang itu. Lihat saja!

Keesokan harinya--tepatnya di siang hari saat jam makan siang--Sophie sudah duduk manis di ruangan Newt yang menatap risih meski tak secara terang-terangan. Di ruangan itu tak hanya ada mereka berdua, tapi juga ada Sonya yang berusaha menahan tawa saat melihat wajah tertekan sang kakak.

"Penantianku berbuah manis 'kan akhirnya?" celetuk Sophie, memulai topik obrolan yang sangat tidak disukai Newt. "Sudah kubilang, Zoey tidak pantas untukmu, dia hanya gadis gila yang sekarang menghilang secara tiba-tiba. Kurasa dia sudah mati."

Sekuat mungkin Sonya berusaha menahan tangannya yang ingin melempar gelas kaca di sampingnya ke kepala Sophie. Newt pun begitu. Lelaki itu menahan emosinya agar tidak kelepasan menyeret Sophie keluar dari sini sekarang juga. Sophie--gadis itu memang tidak mengetahui tentang Zeloise yang berhasil selamat dan kini berada di Safe Heaven. Semua berkat kerja sama mereka yang juga didukung oleh Vince juga Jorge.

"Oh ya, Sophie. Apa kau tidak pulang? Ini sudah lewat jam makan siang," kata Sonya, menampilkan senyum manis yang palsu.

"Benarkah? Tapi kurasa Newt tidak keberatan," balas Sophie, lantas menatap lelaki yang dimaksudnya, "iya 'kan, Newt? Kau lebih suka aku di sini, 'kan?"

"Kalian keluar saja, aku tidak bisa bekerja jika banyak orang di sini." Jawaban Newt membuat Sophie cemberut. Gadis itu berharap Newt menahannya agar mereka memiliki waktu berdua lebih banyak.

Sonya tertawa singkat. "Kau dengar sendiri? Newt ingin kau keluar."

"Kau juga!" ketus Sophie.

Sonya memutar bola matanya malas, beranjak dari tempatnya dan segera pergi tanpa berkata apa-apa. Setelah memastikan Sonya benar-benar pergi, Sophie beralih menatap Newt sembari tersenyum manis.

"Baiklah, sampai jumpa nanti malam kalau begitu." Sophie beranjak, mendekat ke arah Newt untuk mencium pipi lelaki itu sebelum keluar dari sana dengan perasaan bahagia.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang