𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟎

200 35 30
                                    

Sejak Katniss dan Peeta pergi malam tadi, Newt pindah ke rumah keluarga Everdeen. Alasannya simpel, laki-laki itu tidak nyaman dengan tatapan ibu Peeta, apalagi temannya tersebut tidak ada di rumah.

"Mom, aku bisa menjaga diri, oke? Aku hanya mencari udara segar."

"Terakhir kali kau mengatakannya, kau diculik dua tahun lalu."

Dan pertengkaran antara Zeloise dan Carine setiap pagi, sudah seperti sarapan untuknya.

"Zoey mungkin lebih lunak dari Katniss, tapi dia lebih keras kepala dari siapapun di rumah ini," bisik Primrose pada Newt.

"Ya, dia terlihat seperti itu memang."

"Kuharap kau tahan dengannya."

Newt tersenyum kecil, mengusap lembut kepala Primrose yang mengingatkannya pada Chuck--meski Primrose jelas lebih tua dibanding anak laki-laki itu.

"Ke mana kau akan pergi?" Primrose bertanya saat mendapati Zeloise yang tengah mengenakan jaket.

"Pergi keluar, seperti biasa," jawab Zeloise sedikit cuek.

Carine menghela napas. "Aku tidak tahu lagi bagaimana menangani anak itu," ucapnya lelah.

"Tidak apa, Mom, aku akan menemaninya." Newt bangkit dari kursi, pergi mendekati Zeloise setelah Carine mengucapkan terima kasih.

Zeloise tahu laki-laki itu mengikuti dari belakang, tapi ia terus berjalan menyusuri hutan hingga mencapai danau tempat ia dan Katniss sering kunjungi. Gadis itu lantas duduk di batang pohon yang tumbang--tak jauh dari tepi danau, lalu setelahnya Newt ikut duduk tepat di samping tanpa mengatakan apapun.

"Kenapa kau mengikutiku?" Zeloise akhirnya membuka obrolan.

"Kau berubah, kau tahu?" Newt menoleh. "Sejak Katniss dan Peeta pergi semalam. Kau terlihat ... kacau."

Zeloise menarik napas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia lalu menarik celana panjangnya, memperlihatkan bekas cakaran Crank yang lumayan memudar.

"Sejak kembali ke sini, aku merasa bersalah pada semua yang di sana," aku Zeloise, "aku ingin kembali, Newt. Sungguh. Tapi aku tidak bisa meninggalkan keluargaku, tidak lagi."

"Aku tahu, aku mengerti. Kita meninggalkan mereka tanpa mengatakan apapun, tapi itu bukan salah kita, oke? Kita tidak tahu ini akan terjadi."

"Aku juga tidak tahu harus mengambil keputusan apa." Zeloise mengusap kasar wajahnya. "Di sana ada Crank dan WICKED, di sini ada Snow dan sistem pemerintahannya yang ... mengerikan."

Mata Zeloise bergerak ke mata Newt, menatap dalam manik cokelat gelap tersebut. "Aku hanya ingin kau aman."

"Tidak ada tempat yang aman tanpa perjuangan, Zoey."

Gadis berambut pirang itu menghadap sepenuhnya, mengamati dengan seksama wajah Newt--seolah mempelajarinya. Kemudian, tangan itu terulur untuk mengusap lembut goresan memudar di bagian pipi laki-laki itu.

"Bahkan lukamu masih membekas."

"I know." Newt mengambil tangan itu, mencium singkat sebelum melepaskannya. "Merasa lebih baik?"

"Yeah, of course." Zeloise menarik tangannya, memberikan senyum kecil. "Berkat kau. Terima kasih."

"Anything, Sweet Tiger."

Zeloise mengangguk pelan, lalu kembali pada keindahan danau di depan sana. Meski membeku karena musim dingin, keindahan dari danau tersebut tak berkurang sama sekali. Terlebih, ia selalu bisa tenang jika berada di sini, ditambah dengan Newt yang ada di sampingnya.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang