𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟒

203 29 15
                                    

Bahkan saat makan malam maupun pembahasan mengenai para tribut, Newt masih menjaga jarak dan enggan bertegur sapa. Ini jauh lebih buruk daripada yang pernah terjadi di Glade. Dan saat ini, Katniss, Peeta beserta Zeloise berada di kamar dua gadis itu. Newt? Jelas di kamarnya. Laki-laki itu langsung pergi setelah Haymitch pamit untuk menemui Effie dan Cinna. Ada urusan penting, katanya.

"Dia tak membalas sama sekali saat aku meminta maaf." Peeta menghela napas panjang, nampak sangat bersalah.

"Kurasa kau harus tidur bersamaku karena itu," kata Katniss membuat Zeloise menatapnya kaget.

"Lalu aku?" Gadis itu menunjuk dirinya. "Aku jelas tidak ingin menjadi sosok ketiga di antara kalian."

"Kau?" Zeloise mengangguk. "Tentu saja tidur bersama Newt."

"Apa?!" Gadis berambut pirang itu membelalak. "Kau gila, Katniss?"

"Newt sedang marah, Zoey."

"Iya, aku tahu! Itu alasan kenapa aku tidak suka saat kau menyuruhku tidur dengannya."

"Hanya kau yang bisa berbicara dengannya, oke? Kalian saling mengerti." Katniss melipat tangannya, menatap Zeloise yang duduk di sofa kamar. "Lagipula, ini bukan yang pertama, 'kan?"

Zeloise menegang. "A-aku tidak mengerti maksudmu."

"Jangan kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan bersama Newt di malam setelah Thomas nekat masuk ke dalam labirin?" Katniss menyeringai melihat wajah gugup Zeloise.

Peeta mengernyit. "Memangnya apa yang mereka lakukan?"

"They sleep together."

"Just sleep!" tekan Zeloise sebelum Peeta berpikir macam-macam.

Katniss mengangkat satu alisnya, berniat menggoda sang adik. "Oh, really?"

"Katniss!" Zeloise mendengus sebal dan itu berhasil membuat tawa Katniss pecah.

"Baiklah, baiklah." Gadis berambut gelap itu meredakan tawanya. "Tapi aku masih pada kalimatku, Zoey. Kau harus berbicara dengan Newt."

Zeloise mendesah gusar. Ia memang ingin berbicara dengan Newt, tapi ia takut laki-laki itu akan mengabaikan dirinya. Perasaan tak nyaman melihat Newt cuek padanya sangatlah mengganggu.

Lalu, tanpa berkata apapun ia bangkit dari sofa, berjalan keluar dari sana dan menuju kamar Peeta dan Newt. Langkah Zeloise terhenti saat jaraknya dengan pintu hanya sepuluh langkah. Ia melihat pintu kamar tertutup, tak seperti biasanya--yang dari cerita Newt, mereka tidur dengan pintu terbuka. Dengan gugup ia mendekat, mengangkat tangan guna mengetuk setelah sampai di depan sana.

Pintu terbuka, menampakkan Newt dengan wajah datar dan terlihat malas--agaknya tengah melakukan sesuatu dan terpaksa berjalan ke pintu karena ia mengetuknya.

"Hai." Zeloise memeluk dirinya dengan senyum gugup, menunggu repons Newt dengan takut-takut.

Newt hanya membalas dengan satu alis terangkat.

"Aku ... aku ingin membahas soal--"

"Jika ini soal aku yang harus kembali sendiri, lebih baik tidak usah dibahas." Newt berdecak dan ingin menutup pintu, tapi Zeloise menahannya dengan cepat.

"Kau harus dengarkan dulu--"

"Kenapa kau terus memaksaku untuk kembali seorang diri, meski tahu di sini tidak aman untuk kalian juga?" sela Newt.

Zeloise terdiam dengan tatapan kosong, pikirannya melayang pada kejadian yang sangat membekas di hati dan kepalanya. Tanpa sadar, ia menekan kuku telunjuk jari kirinya ke lengan kanan dan menggores sedikit. Semua itu tak nampak dari pandangan Newt.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang