𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟔𝟕

231 19 0
                                    

Yakali habis cemburu gitu diam lagi, RUGI DONG! HAHAHAH. Warning gengs, babang Newt nggak mau kena tikung, jadi ya ... mwheheh. Happy reading semuanya~

***

Selama perjalanan tidak ada yang berbicara--Newt sibuk menyetir, sedangkan Zeloise betah melihat keluar jendela yang hanya memperlihatkan hamparan pasir sejauh mata memandang. Meski mulut mereka sama-sama tertutup rapat, bukan berarti pikiran mereka juga tenang. Zeloise berpikir apakah sebaiknya ia membicarakan masalah hubungan mereka sepulang dari ini? Karena jujur, ia merasa bersalah setelah mengingatkan Newt akan situasi di hubungan mereka, padahal itu kali pertama mereka berbicara bebas setelah sekian lama.

Sedangkan Newt, laki-laki itu tak bisa tenang memikirkan dengan siapa urusan yang Zeloise maksud. Ia juga penasaran apa yang Jere bicarakan dengan gadisnya hingga laki-laki sialan itu tak melepaskan mata dari sang kekasih meski sudah ia pelototi. Jika sudah begini, ia tidak boleh diam lagi. Ia tidak akan pernah membiarkan posisinya terancam meski hubungan keduanya tidak baik-baik saja. Seperti yang ia katakan tadi, Zeloise miliknya. Hanya miliknya.

Sekitar empat jam kemudian, mereka sampai di kota mati yang ada di Scorch. Dua mobil lain mengambil arah kanan dan kiri, sedangkan mobil Newt dan Zeloise terus maju ke depan. Mereka memang sengaja berpencar untuk mendapat perbekalan lebih banyak, hal ini juga sudah didiskusikan dengan Vince. Newt pun menghentikan mobil jeep yang ia bawa, memarkirkan di tempat yang ia yakini tidak akan terlihat dari udara jika sewaktu-waktu WICKED kembali patroli untuk mencari mereka yang tersisa.

Zeloise turun dari mobil tanpa mengatakan apapun, mendukung tas ransel di punggung dan mulai berjalan masuk ke gedung yang ia yakini adalah sebuah apartemen sebelumnya. Ia menarik pistol dari saku jaket, memegang dengan waspada di satu tangan sedangkan tangan lainnya memegang senter kecil. Newt di belakang, mengikuti langkah Zeloise sekaligus berjaga-jaga jika ada Crank yang tiba-tiba datang dan menyerang mereka.

Kaki keduanya melangkahi satu per satu anak tangga menuju ke lantai dua setelah memastikan tidak ada apa-apa di lantai satu. Lorong panjang yang tiap kanan dan kirinya terdapat ruangan dengan dan tidak berpintu terlihat di mata mereka. Di ujung lorong juga terlihat tangga menuju lantai tiga, dan seperti begitu seterusnya hingga lantai paling atas. Di samping tangga juga terdapat lift yang tentu saja tidak bisa digunakan lagi, mengingat tempat mereka berada sekarang adalah salah satu gedung terbengkalai di kota mati Scorch.

"Aku cari di ruangan ini, kau cari di ruangan sebelah," kata Zeloise tanpa menatap Newt, masih sebal dengan pertengkaran singkat mereka tadi.

Laki-laki yang pernah menjabat sebagai second in command itu pun mengangguk cepat tanpa protes, dan saat ia hendak melangkah, suara Zeloise menghentikannya.

"Newt," panggil gadis itu, "hanya ... jaga dirimu."

Senyum kecil yang cukup kentara terlihat. Newt sekali lagi mengangguk dan pergi menuju ruangan lain setelah memastikan Zeloise aman di ruangan pilihan gadis itu. Setelahnya, Zeloise melihat apa saja yang bisa diambil dari tempat itu sebelum mulai memasukkannya ke dalam tas satu per satu--tentu saja setelah memastikannya aman. Benda yang banyak ia ambil adalah pakaian dan selimut, lalu beberapa senjata yang ia temukan di sana.

Selesai dengan tugasnya, Zeloise menutup resleting tas dan menyusul Newt ke tempat di mana laki-laki itu berada. Tak jauh berbeda, Newt juga nampak telah selesai dengan tugasnya, terbukti dengan laki-laki itu yang memasukkan barang terakhir sebelum menutup resleting tas. Tak berselang lama--secara mengejutkan, suara pecahan terdengar dari ruangan lain, membuat keduanya kompak berjengit kaget sebelum menatap satu sama lain dengan waspada.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang