𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟎𝟐

424 48 0
                                    

"NO, KATNISS!" Zeloise berusaha mengejar Katniss yang dibawa oleh beberapa orang dalam keadaan tak sadarkan diri.

Karena keributan itu, beberapa orang menahan tubuhnya, mencoba menjauhkan Zeloise dari Katniss yang semakin menjauh.

"Lepaskan aku sialan!" Zeloise terus memberontak, bahkan ia menyerang beberapa dari mereka dengan brutal.

"Diamlah, Zoey. Sikapmu hanya akan menghambat pekerjaan kami," ucap salah satu dari mereka.

"Kau pikir aku peduli?" Zeloise menatap dengan amarah yang terpancar dari mata. "Apapun yang kalian lakukan, kuharap semua itu gagal!"

Dan lagi, Zeloise menyerang, tapi kali ini lebih cepat dan makin brutal. Setelah terlepas, ia berlari menyusul Katniss yang entah di bawa ke mana oleh mereka. Ia kehilangan jejak. Baru saja ia ingin mengecek ruangan-ruangan yang ada, sesuatu yang tajam menusuk kasar leher sampingnya, membuat ia meringis pelan dengan tubuh yang melemah.

"Kau sangat liar, Zeloise. Kuharap kau akan bisa bertahan hidup di labirin itu dengan keliaranmu."

Itulah kalimat terakhir yang Zeloise dengar sebelum kesadarannya terenggut.

***

Di kamarnya--kamar Katniss, lebih tepatnya--Zeloise tersentak dari tidurnya dengan napas memburu dan keringat di dahi. Tangannya terangkat, memegang sisi leher kiri yang ia yakin tempat di mana benda itu tertancap dalam mimpinya. Ia pun meringis pelan jika mengingatnya kembali.

"Zeloise? Zoey? Apa itu namaku?" gumam Zeloise tak yakin, "dan kenapa aku mengejar Katniss? Apa kami teman sebelumnya?"

Menggeleng pelan, Zeloise memilih keluar dari kamar untuk menenangkan pikiran. Dengan rambut terurai dan sedikit berantakan karena baru bangun tidur, Zeloise melangkahkan kakinya menuju homestand, melihat para Gladers yang masih tidur karena hari masih gelap. Zeloise melangkah menjauhi homestand kemudian, menikmati udara segar dan suasana yang tenang. Tatapannya jatuh pada dinding labirin besar di depan sana, jauh dari tempat ia berdiri.

"Menikmati waktu sendiri, Greenie?"

Zeloise menengok ke belakang mendapati Newt dengan wajah baru bangun.

"Berhenti memanggilku seperti itu, namaku Zeloise," kata Zeloise memberitahu.

"Zeloise?" Newt manggut-manggut. "Nama yang bagus. Cocok untukmu, Zoey."

Zeloise menoleh bingung. "Zoey? Bagaimana kau tahu nama itu?"

Newt menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal, sadar bahwa ia keceplosan. "Uhm ... ya, hanya menebak. Zoey cocok juga dengan nama Zeloise. Bagaimana menurutmu?"

Walau masih curiga, tapi Zeloise membiarkan. Toh, hanya perkara nama.

"Kenapa kau terbangun?" tanya Zeloise sedikit penasaran.

Newt menjawab, "Aku merasakan adanya pergerakan di dekat homestand, makanya aku terbangun."

"Instingmu kuat, aku terkesan," puji Zeloise santai.

Newt menampilkan senyum tipis. "Terima kasih," balasnya.

Keduanya pun hanya diam dengan langkah yang sama entah menuju ke mana. Newt sekedar menemani Zeloise menikmati udara segar sebelum mulai beraktivitas.

"Apa aku boleh bertanya?" Zeloise menoleh pada Newt.

"Sebenarnya kau hanya boleh bertanya saat tour nanti," jujur Newt, "tapi tak apa. Jadi, kau ingin bertanya soal apa?"

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang