𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟑𝟓

127 23 16
                                    

Hari ini adalah jadwal keberangkatan Katniss dan Zeloise menuju District 8, dan saat ini kedua gadis Everdeen itu baru saja memasuki pintu dari unit penyimpanan militer--di mana ada berbagai banyak senjata juga pesawat tempur yang tidak berada di unit penerbangan.

"Kalian memiliki ini semua, tapi membiarkan District lain bertempur sendirian?" Katniss menyuarakan apa yang ia pikirkan begitu melihat semua persediaan di dalam.

"Tak semudah itu, Katniss. Kami hampir binasa. Kami belum mampu melakukan serangan balasan," balas Boggs yang berjalan di antara dua gadis itu, "bisa saja kami meledakkan Capitol, tapi mereka akan membalasnya dua kali lipat dari apa yang kami lakukan. Lalu, apa yang terjadi setelah itu?"

"Tidak ada lagi yang akan tersisa dari District 13," jawab Zeloise.

"Benar," sahut pria itu, "juga tidak akan ada lagi kesempatan untuk mengklaim kemenangan."

Katniss mendengus singkat. "Tepat seperti yang dikatakan Peeta juga Newt, dan kalian menyebut mereka pengkhianat."

Zeloise membuang muka, berusaha meredam amarahnya tiap mendengar nama Newt yang disandingkan dengan kata 'pengkhianat'. Tidak, ia tidak boleh terbawa emosi, ia harus tetap pada rencana jika ingin melihat Newt.

"Lewat sini." Boggs mengarahkan mereka ke salah satu pesawat tempur yang di mana Effie berada di dekat sana.

"Oh, astaga! Kalian sangat menawan." Effie memuji, menatap dua gadis itu dari atas hingga bawah--memastikan penampilan mereka sempurna.

Zeloise sampai dibuat heran dengan keantusiasan Effie dalam hal fashion, meski keadaan saat ini jauh berbeda dengan dulu. Dan ... hei! Mereka ingin pergi ke medan perang, bukannya menghadiri TV Show milik Caesar! Tapi Effie tetaplah Effie, wanita itu tak akan membiarkan mereka pergi dengan pakaian yang tidak fashionable.

"Ayo kita berangkat," ujar Boggs, lebih dulu masuk ke dalam pesawat tempur itu.

Zeloise menabrakkan tubuh ke Effie, memeluk wanita itu dengan erat.

"Kembalilah dengan selamat," kata Effie sebelum beralih pada Katniss yang hanya menatap, "kau juga, Katniss."

Katniss tersenyum dan mengangguk. Ketika suara Boggs kembali terdengar, buru-buru Zeloise melepas pelukan dan bergegas masuk ke dalam bersama Katniss.

"Perkenalan cepat, Katniss, Zeloise." Plutarch tiba-tiba muncul--menghadang jalan keduanya dengan empat orang di belakang. "Mereka datang dari jauh untuk mendukung tujuan kita."

"Dia Cressida." Plutarch menunjuk seorang wanita berambut pirang terang. "Menurut pendapatku, dia yang terbaik di antara semua sutradara di Capitol."

"Sampai aku pergi," kata Cressida pada Plutarch, lalu beralih pada dua gadis yang menjadi bahan pembicaraan akhir-akhir ini, "Halo, Katniss dan Zeloise."

Dengan canggung kedua Everdeen bersaudara itu membalas sapaan Cressida.

"Baiklah, saatnya aku untuk pergi." Plutarch pamit setelah itu, turun dari pesawat tempur untuk menemui Effie di bawah sana.

Kini giliran Cressida untuk memperkenalkan.

"Ini asistenku, Messalla." Cressida menunjuk laki-laki di belakangnya. Tidak jauh dari umur Katniss menurut Zeloise.

"Senang bertemu dengan kalian." Laki-laki itu menyapa dengan ramah meski tak ada senyum hangat yang menghiasi.

Cressida lantas beralih pada pria di belakang Messalla. "Dan kamerawan kalian di sebelah sana. Castor, itu namanya."

"Dan yang itu Pollux," ujar Cressida menunjuk pria terakhir.

Katniss dan Zeloise kompak tersenyum canggung dengan anggukan singkat.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang