𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟑𝟏

193 27 11
                                    

Zeloise terbangun dengan napas tersengal untuk ke sekian kalinya. Ia mimpi buruk, sangat buruk. Semua mimpi buruk itu datang di malam ia mengetahui semuanya. Bom berjatuhan, darah di mana-mana, lalu ... Newt. Tidak, tidak. Itu tidak terjadi. Itu hanya di kepalanya.

Maka dengan itu, Zeloise memukuli kepalanya dengan kepalan tangan, menghantam tanpa henti dengan gengstur bak orang tidak waras. Jangan lupa kedua kaki yang tertekuk--menjadi kebiasaan karena setelah melakukan itu, Zeloise akan meringkuk ketakutan.

Pintu ruangan Zeloise terbuka, tapi gadis itu tidak mau repot-repot mengangkat kepala untuk sekedar mengintip siapa yang masuk ke sini.

"Pergi," kata Zeloise dingin.

Orang itu tak mendengar, bahkan dengan lancang duduk di kaki ranjang Zeloise.

"Kau tidak bisa berdiam diri terus di sini, Blondie."

Haymitch.

Dengan gerakan cepat dan tatapan tajam, Zeloise menatap pria itu.

Haymitch berdecak. "Kau terlihat berantakan."

"Hilang akal, tepatnya," sinis Zeloise.

"Itu alasan aku ke sini dan mengajakmu berbicara. Kau tidak boleh gila, Blondie."

"Itu sudah terjadi sejak Newt ditangkap."

"Zeloise, dengar." Haymitch mendekat perlahan. "Kita tidak punya pilihan lain. Kau dan Katniss--kalian misi utamanya, semua yang di sini menginginkan kalian sebagai simbol revolusi."

"Dan mengorbankan Peeta juga Newt?"

Haymitch mendengus. Gadis ini selalu membantah.

"Ingatlah janjimu, Zeloise," ujar Haymitch, "dia akan pulang dan aman jika kau bersikap manis selama permainan."

"Permainan sudah--"

"Permainan belum selesai." Pria itu menyela. "Quarter Quell hanyalah arena latihan."

Zeloise mengernyit dalam diam.

"Permainan selanjutnya adalah apa yang di depan mata. Revolusi. Itu adalah judul dari permainan yang akan kau mainkan bersama Katniss, sebagai peran utama."

Zeloise menggeleng pelan, kembali meringkuk dengan kepala di atas lutut. Terserah, ia tidak peduli.

"Mau sampai kapan kau berdiam diri di sini? Hampir seminggu kau seperti mayat hidup," cemooh Haymitch, "kau dan Katniss sama saja."

Tak ada respons.

"Jika kau hanya diam dan menunggu, tidak akan ada perubahan, Zoey. Kau perlu bergerak. Kau ingin si Pirang itu kembali, 'kan?"

Newt. Ya. Haymitch benar, ia tidak boleh berdiam diri seperti ini. Newt membutuhkannya, ia harus cepat.

"Lalu, apa yang bisa kulakukan untuk itu?" tanya Zeloise masih dalam posisinya.

Haymitch tersenyum, mengulurkan tangan guna mengusap rambut kusut Zeloise. "Hilangkan semua mimpi burukmu, cari kesibukan dengan berlatih. Si Pirang itu tidak akan kemari dengan sendirinya tanpa campur tangan darimu."

Zeloise bergumam setuju. Sekali lagi, Haymitch benar.

"Baiklah, aku harus pergi sekarang, ada pekerjaan yang menunggu," pamit pria itu.

Begitu suara derit ranjang terdengar, kepala Zeloise perlahan terangkat--memperhatikan Haymitch yang berjalan ke pintu.

"Haymitch," panggilnya.

Pria tersebut pun berbalik untuk melihat.

"Dari mana kau tahu aku bermimpi buruk?" tanya Zeloise.

Haymitch tersenyum kecil. "Aku selalu memperhatikanmu, Blondie."

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang