𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒𝟓

165 22 0
                                    

Warning lagi gengs, ini beneran warning!!

***

Sejenak Zeloise merasa hidupnya damai dan aman, sampai dua hari setelah pernikahan Annie terjadi, secara mengejutkan seorang anak berusia sekitar sepuluh tahun berlari ke arahnya yang masih bangun di tengah malam. Ia baru saja selesai dengan semua senjatanya, dan hendak tidur jika saja anak itu tak menghampiri. Ia bingung, bertanya-tanya kenapa ada anak kecil yang masih bangun jam segini. Apa ibu anak itu tidak mengkhawatirkannya?

Namun, bukan itu masalahnya, tetapi berita yang dibawa anak tersebut hampir membuat detak jantungnya berhenti. Newt terluka? Ia tidak tahu apakah itu hanya lelucon atau apa, tapi ia tetap khawatir. Seharian ini mereka tidak bersama, kemarin pun masing-masing terlihat sibuk. Bisa dikatakan, pernikahan Annie adalah hari terakhir di mana mereka benar-benar bersama ... untuk saat ini, mungkin.

Dengan tidak santai, Zeloise membuka ruangan Newt yang tidak terkunci. Matanya menemukan kegelapan di mana-mana.

"Newt?" Ia berbisik, melangkah maju untuk mencari keberadaan kekasihnya dengan bantuan pencahayaan dari luar. Meski tidak ada bedanya karena lampu yang menyala hanya sebagian.

Hendak kembali memanggil, Zeloise lebih dulu tersentak dan berbalik secepat mungkin saat pintu tertutup juga terkunci.

"Newt, ini tidak lucu." Kedua tangan gadis itu terjalin, saling memilin dengan gelisah.

Bagaimana jika Newt tidak ada di ruangannya dan seseorang di sini? Mencoba main-main dengannya tanpa ia tahu siapa orang itu?

Tak lama, lampu di ruangan itu pun menyala. Zeloise berbalik, dan kini matanya menangkap seseorang yang satu menit lalu membuat ia khawatir.

"Newt?!" Ia berjalan mendekat, berhamburan ke pelukan laki-laki itu. "Itu tadi tidak lucu!"

"I know." Tawa kecil terdengar. "Sorry, Love."

Zeloise melepas pelukannya, meneliti tubuh tinggi di depannya. "Apa yang terluka? Di mana? Ayo, kita harus--"

"Zoey, tenang." Newt menangkup pipi gadisnya. "Aku tidak apa. Tidak ada yang terluka."

"Tapi kata anak itu--"

"Aku yang menyuruhnya."

Kaki jenjang itu membawanya melangkah mundur. "Kau ... apa?" tanyanya.

Newt tak menjawab, tapi kepalanya tertoleh ke arah samping--tempat di mana nakasnya berada. Zeloise pun ikut menatap, melihat kue berukuran kecil dengan lilin di atasnya. Begitu kembali pada Newt, ia melihat laki-laki itu mengulas senyum lembut.

"Happy birthday, My Sweet Tiger," ucap Newt.

"Gosh!" Zeloise menutup wajahnya dengan telapak tangan--mengusap setelah beberapa detik, lalu menatap tajam kekasihnya itu. "Kau membuatku takut, kau tahu? Damn, you!"

Zeloise tanpa sadar mengumpati Newt yang seketika menatapnya tajam. Lalu dalam hitungan detik, laki-laki itu mengecup kilat bibirnya. "Jangan terlalu sering mengumpat, itu tidak baik."

"Ya, ya, ya." Zeloise melangkah mendekati nakas, melihat kue tersebut dengan binar di matanya. "Kau yang membuat ini?"

"Dengan bantuan Mom dan Prim, tentu saja."

Zeloise mengambil piring berisi kue tersebut, duduk di tepi ranjang dan mulai memakannya. Newt bergabung di sampingnya, tersenyum melihat tingkat Zeloise yang mirip anak kecil. Benar kata Carine, Zeloise akan bertingkah seperti anak-anak jika sedang memakan sesuatu yang manis. Newt membuka mulutnya saat Zeloise menyodorkan sepotong kue. Ia melahap makanan tersebut, merasakan sensasi lembut yang dipadukan rasa manis.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang