𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟔𝟔

163 22 4
                                    

Suara decitan terdengar begitu pintu besi tersebut dibuka paksa dari luar. Sinar mentari yang masuk melalui pintu adalah satu-satunya cahaya yang menerangi isi gerbong. Thomas masuk pertama, diikuti yang lain dari belakang.

"Aris!" Thomas menghampiri Aris yang di sampingnya terdapat Sonya. "Hei, kalian baik-baik saja?"

"Ya, kami baik-baik saja," jawab Sonya.

Zeloise memperhatikan sekitarnya, merasa sedih dengan kondisi para immune yang tangannya diborgol dengan rantai yang tertempel di langit-langit gerbong.

"Prim!" Katniss yang di belakang Zeloise, berlari kecil menghampiri Primrose yang sedari tadi menunduk.

"Finnick! Chuck" Di samping Primrose juga ada Finnick dan Chuck yang wajahnya nampak pucat.

Zeloise dan Katniss bergantian memeluk Primrose, Chuck dan Finnick, lega bahwa adik dan teman mereka selamat.

"Aku akan mencari yang lain." Zeloise undur diri, mencari Raven, Minho, Gale dan Skandar ke kursi lain.

Manik hijau gelap itu menatap sekitar dengan senyum kecil seiring langkah yang di ambil. Semakin dekat ia dengan ujung gerbong, semakin menghilang senyum di wajahnya.

"Kalian melihat Raven, Gale, Minho dan Skandar?" tanya Zeloise pada Thomas dan Newt di depannya.

Thomas yang berada paling depan pun menengok ke belakang, melihat Newt dan Zeloise bergantian sebelum berkata, "Mereka tidak di sini."

Seolah petir menyambar dirinya, Zeloise terdiam kaku di tempatnya. Suara dalam kepalanya berteriak mengatakan bahwa ini salahnya. Sesak memenuhi dadanya seakan oksigen tak ada di sekitar, rasa mual pun menghampiri, dan tanpa mau berlama-lama Zeloise langsung berlari keluar--tidak peduli tanggapan yang lain.

Gadis itu pergi ke tepi pantai--sisi yang pastinya sepi mengingat ia yang ingin menyendiri. Gale, Raven, Minho dan Skandar tidak berhasil diselamatkan oleh mereka. Ia gagal, sangat gagal.

"Zoey, kau tidak apa?"

Zeloise mengusap cepat pipinya yang basah, kemudian melirik sekilas. "Oh, Jere. Kau di sini, kenapa?"

Jere mengangguk kecil, ikut duduk di samping Zeloise. "Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau di sini?"

"Apa itu penting?"

"Penting bagiku."

"Kenapa?"

"Karena aku peduli padamu dan kau penting bagiku."

Zeloise menoleh, memandangi dengan seksama Jere yang menatap penuh kasih sayang dan kelembutan padanya. Ia jadi teringat tatapan Newt, tapi yang jelas tatapan mereka berbeda. Mata itu bukan milik Newt.

"Terima kasih." Zeloise mengulas senyum kecil sebelum kembali melihat hamparan laut di depan sana.

Jere mengangguk kecil dengan senyum kecut, agak kecewa dengan respons yang diberikan Zeloise.

"Kau tahu?" Jere kembali bersuara. "Jika mungkin bisa, aku harap kita--"

"Perhatian semuanya." Suara Vince terdengar dari sisi lain tempat mereka berada. "Aku tahu kalian mengalami penderitaan, kuharap bisa mengatakan masalah kita telah selesai, tapi kita masih belum selesai."

"WICKED masih di luar sana dan mereka tak akan menyerah dengan mudah karena kalian memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Mereka menculik kalian karena kalian kebal terhadap wabah yang membinasakan umat manusia. Mereka menganggap kalian bisa dikorbankan untuk menemukan penawarnya, tapi menurutku tidak."

"Jadi, dalam dua hari--setelah kami perbaiki kapal karatan itu, kita akan pergi dari sini. Kita akan pergi ke tempat di mana WICKED tak akan pernah bisa menemukan kalian--menemukan kita semua. Tempat kalian bisa memulai kembali, tempat yang kalian sebut rumah."

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang