𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟐

235 31 36
                                    

"Pertama Jack, kemudian Winston. Aku tidak tahu siapa lagi yang akan pergi setelah ini."

Matahari mulai turun, diganti dengan langit malam yang mengharuskan mereka menghentikan perjalanan. Reruntuhan bangunan yang hampir hancur sepenuhnya adalah tempat peristirahatan mereka malam ini. Setelah melewati hari yang melelahkan--juga baru kehilangan anggota keluarga lain, duduk berdiam di depan api nyatanya cukup merilekskan tubuh mereka, meski tak cukup untuk menghilangkan kedukaan semua yang ada di sana.

"Aku pikir, kita harusnya sudah kebal," ujar Minho memecah keheningan setelah Finnick diam.

"Tidak semuanya, kurasa" balas Teresa yang berbaring di samping Newt.

"Jika Winston bisa terinfeksi, kemungkinan kita juga bisa," timpal Newt.

"Aku tak pernah berpikir akan mengatakan ini." Semua menoleh ke arah Frypan yang pipinya terdapat jejak air mata. "Tapi aku merindukan glade."

Semua diam sekali lagi, tak ada yang bersuara. Chuck masih menangis dalam pelukan Raven meski tak separah tadi. Anak itu masih terisak, jelas rasa kehilangan melekat di hatinya. Chuck cukup lama di sana, ia juga dekat dengan semua Gladers, tak terkecuali Winston dan Jack.

Katniss beranjak dengan tangan menutupi mulut, terlihat jelas jika gadis itu masih belum puas menangis. Peeta yang khawatir pun segera menyusul, meninggalkan teman-teman mereka dalam keheningan.

"Aku tidak tahu, tapi kurasa aku harus mengatakan ini." Newt menatap semua yang ada di sana, kemudian tatapannya jatuh pada Zeloise. "Winston, dia ... dia menyukai Katniss."

"Aku tidak tahu." Frypan membalas. "Dia tidak pernah mengatakan apapun soal itu."

"Aku tahu dari Alby." Newt menghela napas. "Winston tidak ingin dia dan Katniss menjadi canggung, dia juga berkata bahwa Katniss lebih baik bersama Peeta dibanding dirinya."

"Kenapa kau mengatakan ini pada kami?" tanya Thomas.

Newt menatapnya. "Jika ada yang kalian sukai, saranku untuk mengungkapkannya sekarang juga. Kalian tidak pernah tahu kapan hari terakhir kalian tiba, dan jangan sampai penyesalahan datang jika waktunya tiba."

Mengungkapkannya? Jika Zeloise bisa jujur, ia mulai mengerti apa yang ia rasakan pada Newt. Sejak mereka melarikan diri dari WICKED, sejak tragedi kejar-kejaran dengan segerombolan makhluk itu, dan sejak kematian Winston, perasaannya semakin berkembang.

Tapi jika untuk diungkapkan, Zeloise tidak yakin. Bagaimana jika Newt menyukai orang lain? Teresa, Katniss atau mungkin Raven. Ia tidak ingin membuat keduanya berakhir canggung, tapi di satu sisi ia tidak tahu kapan hari terakhirnya bisa melihat Newt. Dan jika memendam adalah apa yang ia pilih, mungkin ia harus siap jika suatu saat nanti penyesalan datang menghampiri.

Manik hijau gelap itu mengikuti langkah Newt yang keluar tak lama setelah Thomas pergi. Ia hanya diam dengan pandangan mengarah ke satu titik, hingga laki-laki itu kembali masuk dan duduk di tempatnya semula. Zeloise lantas menunduk, menatap kakinya sendiri tanpa tahu jika laki-laki yang ia perhatikan sejak tadi, kini balik memperhatikannya.

Perjalanan pun berlanjut keesokan harinya. Semakin hari mereka semakin jauh dari tempat WICKED, dan semakin dekat dengan pegunungan. Perjalanan setelah kematian Winston jelas sangat berbeda. Mereka nampak diam dan tak berbicara jika bukan hal yang penting. Zeloise dibuat khawatir dengan kondisi itu, pasalnya ia sudah sangat jarang--mungkin tidak lagi mengobrol dengan Newt. Ia hanya bisa memperhatikan laki-laki itu dari kejauhan, memperhatikan setiap ekspresi Newt yang berubah-ubah.

Ketika malam tiba, mereka beristirahat di hamparan padang pasir, tepat di bawah langit berbintang dengan angin yang kapan saja bisa menyentuh langsung kulit mereka yang tak tertutup kain pakaian.

Dark Paradise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang