bab 5

4.1K 59 0
                                    

" apa ?"

Ucap Anin dan juga Tere serentak dengan wajah terkejut.

" Apa Tuan mau menipu saya  ?"

Louis tergelak mendengar pertanyaan Anin ,wajah terkejut itu semakin menawan di matanya .

" Menipu bagaimana nona ,uang sudah saya serahkan di awal , jadi saya perlu jaminan agar saya yang nggak tertipu nantinya,jika ada hal yang tidak di inginkan"

Anin masih tidak terima dengan isi perjanjian itu ,sama saja itu memberatkan nya meskipun nggak mungkin juga dia mau menipu .

" Udah terima aja nin , nanti kita cari jalan keluarnya sama-sama,yang penting kamu dapat uang nya "

Bisik Tere pelan saat melihat raut wajah Anin yang terlihat keberatan.

" Tapi.."

" Ingat briant nin ,kamu tidak perlu menunggu dokter altezza menemukan pendonor nya , kamu bisa langsung membawanya ke rumah sakit terbaik di Singapura "

Anin terdiam ,ia menarik nafas sejenak kemudian menatap dua laki-laki di depannya dengan tatapan yakin .

mengingat Briant membuatnya semangat untuk mencarikan biaya pengobatannya,sesulit apapun akan ia usahakan ,tuhan sudah memberinya jalan ,kenapa justru ia yang ragu.

" Oke kami bersedia "

Setelah itu Anin menandatangi surat perjanjian hitam di atas putih yang mereka sodorkan.

Sedikit bergetar Anin menggoreskan tinta itu di atas sebuah materai,karena ini pertama kalinya untuk Anin.

" Saya tau anda wanita yang cerdas nona ,senang bekerja sama dengan anda "

Anin menjabat tangan kedua orang itu secara bergantian ,namun ia merasa aneh dengan salah seorang di antara mereka ,yang terus memperhatikannya sedari tadi dengan tatapan yang cukup intens .

Mereka berdua pergi setelah memberikan sebuah koper dan selembar cek kepada Anin.

" Dua ratus juta nin ,astaga aku baru melihat uang sebanyak itu sekarang"

Tere terperangah ,tubuh nya bergetar hebat melihat isi dari koper besar itu beneran uang semua.

Begitu juga dengan Anin ,bahkan keringat dingin mengucur deras membasahi tubuhnya ,namun ia senang akhir nya ia bisa membiayai pengobatan adiknya.

Tuhan memang adil , ia tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya di luar batas kemampuannya.

Dua lelaki itu benar-benar membawa hoki kepada Anin ,namun tiba-tiba keraguan menyusup kembali ke dalam hati Anin , ini seperti sebuah mimpi ,di tengah kebimbangannya, tiba-tiba seseorang datang menawarkan kerja sama yang cukup menggiurkan , meskipun resikonya tak kalah mengerikan

Anin merasa akan ada harga yang harus di bayarnya setelah ini ,ini terlalu mudah untuk ujian yang menimpanya saat ini ,tapi Anin menepis pikiran itu jauh-jauh.

Anin apa yang kamu pikirkan ? Kau minta kepada semesta untuk memberimu jalan dari masalah yang tengah kamu hadapi ,tapi kenapa sekarang kamu malah bimbang?

Flashback on

" Maaf nona ,apakah kami mengganggu waktu istirahat kalian ?"

Tanya salah seorang di antara mereka dengan sopan ,saat melihat ekspresi Anin seperti terganggu melihat kedatangan mereka berdua.

" Tidak tuan ,anda sedang tidak menggangu kami ,jadi apa yang bisa kami bantu "

Tanya Anin ramah dan juga sesopan mungkin.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang