bab 63

1K 22 3
                                    

Anin meringkuk di dalam selimut dengan isakan pelannya ,ia tak ingin membangunkan Brian karena suara tangisannya , Anin sengaja tak kembali ke kamarnya karena ia yakin Louis akan sangat mudah membujuk nya , saat ini ia ingin sendiri ,menekan rasa sakit yang menderanya.

Anin merasakan seseorang duduk di sebelahnya dengan hati-hati " Anin , ayo kita bicara sebentar" ia merasakan lengannya di usap lembut oleh Louis.

" Tinggalkan aku sendiri aku mohon "jawabnya tanpa menurunkan selimut yang menutupi wajahnya.

" Kita perlu berbicara Anin " Keukeh Louis masih mempertahankan suara pelannya , pria itu tak mau mengusik Brian yang juga meringkuk di sebelah Anin , bedanya anak itu tertidur pulas dengan dengkuran halus nya.

" Aku lelah , kalau boleh aku ingin tidur sekarang"

Louis menghela napas pelan , di usapnya kepala Anin yang tidak tertutup selimut dengan sayang , mengecup nya pelan.

Lalu melangkah kaki keluar dari kamar tamu yang sekarang menjadi kamar Brian , ia kembali menatap ke arah gadis itu sejenak saat tangannya sudah siap menutup pintu, mengerjapkan matanya dengan cepat untuk mengusir genangan air mata nya .

Ia berharap besok semuanya akan kembali seperti semula, meskipun agak mustahil, semoga besok Anin sudah jauh lebih baik dan sudah bisa di ajak berbicara.

Louis menggapai ponselnya yang menyala sesampai nya di kamar, ia mengerutkan kening melihat beberapa telpon tak terjawab dan juga beberapa pesan dari CEO di kantor pusat .

Ia memang membayar orang untuk menjadi CEO di perusahaan nya , karena selama ini ia lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia gelapnya.

" Argkh ,apa tidak ada waktu lain ? Kenapa harus besok ?" Sergah nya kesal .

.
.
.

Tekadnya semakin bulat untuk mengikhlaskan pria itu , seberapa besarpun cintanya pada Louis , ia harus tau diri , kalau Louis tak benar-benar mencintai nya.

Anin mengusap lelehan airmata yang membasahi pipi nya ,menatap kecewa ke arah sepasang sejoli yang tumpang tindih dengan ciuman penuh hasrat dari keduanya.

" Nona Anin..." Ia mengalihkan pandanganya pada asal suara itu.

" Nona baik-baik saja ?" Nadine seperti merasa bersalah melihat keadaan nya saat ini , Anin tau wanita itu juga sedang melihat pemandangan yang sama seperti yang ia lihat sekarang.

" Aku baik-baik saja , aku ke kamar dulu Nadine "

Tanpa menunggu jawaban , ia bergegas meninggalkan wanita paruh baya itu.

Sebenarnya pagi ini ia berniat untuk mendengarkan penjelasan Louis setelah semalaman beradu argument dengan dirinya sendiri dan memberinya kesempatan jika pria itu memilih dirinya.

Tapi sepertinya itu sudah tidak di perlukan lagi setelah ia melihat Louis sedang memadu kasih dengan yujie di dalam kamar gadis itu.

Anin menekan dada nya yang terasa begitu nyeri , sesekali menghapus air matanya takut menganggu Brian yang masih tertidur pulas.

Apa yang ia harapkan ? Bukankah ia sudah tau posisinya di hati pria itu , ia hanyalah pelampiasan nafsu Louis saat yujie tidak ada , harusnya ia tak sesakit ini melihat Louis berada di kamar yujie dengan posisi se intim itu.

Ia mendengar suara pintu diketuk lalu suara yang saat ini tidak ingin di dengar nya menyapanya dengan lembut.

" Anin .."

Anin memejamkan matanya seraya mempersiapkan dirinya untuk menghadapi pria itu sebiasa mungkin.

" Iya "

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang