bab 25

2.4K 31 0
                                    

" gadis tak tau di untung ! Kalau suatu saat aku mendapatkan kesempatan,aku akan benar-benar membunuh mu !"

Tatapan wanita itu benar-benar menyiratkan kebencian yang tak berujung, sebenarnya Anin miris sekali melihatnya , seseorang yang seharusnya menjadi pengganti orang tuanya dalam melindungi serta melimpahkan kasih sayang kepada nya , malah memperlihatkan hal yang sebaliknya.

" Terserah bibi saja , tapi aku berharap selama di penjara,bibi bisa merenungkan kesalahan-kesalahan bibi ,dan semoga bibi memiliki cukup waktu untuk itu "

" Tutup mulut mu ! kau hanyalah anak yang kemarin sore yang masih bau kencur , tak usah mengajariku ,sial kau benar-benar mirip dengan si jahanam Lidya!"

Setelah itu polisi benar-benar menyeretnya keluar dari gedung ini , sedang Alice sudah di amankan lebih dulu karena melakukan perlawanan saat hendak di tangkap.

Anin tersenyum miris , matanya sudah memanas dan berkaca-kaca , seharusnya yang di lakukan bibinya adalah mengakui kesalahannya lalu memohon padanya untuk di bebaskan ,mungkin ia akan berpikir ulang untuk menjebloskan Widya kedalam penjara.

Tapi wanita itu justru mengumpati nya dengan kata-kata yang tak pantas di ucapkan ,entah dendam kesumat apa yang menyebabkan bibinya begitu menginginkan kehancuran keluarga nya.

Anin memutuskan untuk keluar dari gedung yang sudah terlihat sepi ,dan menyisakan kehancuran bekas kerusuhan yang terjadi barusan .

Di luar ia sudah di sambut oleh Tere ,gadis itu memeluknya erat ,seakan ikut merasakan apa yang ia rasakan saat ini.

Tiba-tiba sebuah Dering ponsel terdengar dari dalam tas nya.

Wajah Tere berubah begitu panik saat menerima telpon itu.

" Anin maaf , aku tak bisa mengantar mu pulang , papa ku di larikan ke rumah sakit karena serangan jantung"

" Astaga ,aku ikut re "

Tere menggelengkan kepalanya kuat.

" Jangan , kamu harus menyembuhkan luka kamu dulu , aku akan memesankan kamu taxi online "

Setelah berkata seperti itu ,Tere pun bergegas meninggalkan Anin sendirian setelah ia mendapatkan taxi online untuk Anin .

" Aku duluan nin , XXXX itu nomor plat taxinya,kalau di lihat dari aplikasi, beberapa menit lagi taxi itu akan datang "

ia menganggukkan kepalanya pelan , perlahan mobil yang di tunggangi Tere pun bergerak pelan menjauhinya.

" Bun , maafkan anin yang saat ini rapuh Bun , Anin sebenarnya tak ingin menangis seperti yang anin janjikan terakhir kali saat mengikhlaskan bunda kembali kepada yang maha kuasa ,tapi entah kenapa air mata Anin kali ini begitu bandel bunda ,ia memaksa untuk terus keluar ,bunda Anin capek ,boleh kan Anin mengeluh seperti itu ?"

" Sebenarnya Anin ingin sekali menyusul bunda sama ayah ,tapi Anin tidak tega meninggalkan Brian menghadapi kekejaman dunia ini sendiri an bunda ,cukup Anin saja yang merasakannya bunda ,dan Anin berjanji akan ada kebahagiaan saja yang Brian rasakan kedepannya ".

" apa yang kau lakukan ? " Kesadaran Anin seketika kembali menguasai dirinya saat seseorang menarik tangannya hingga ia jatuh ke dalam pelukannya .

" Tuan ?" Wajah Anin memucat seketika,bagaimana bisa Louis berada disini ? Sedang ia memberi pria itu obat tidur dengan dosis tinggi , kata Tere jika seseorang meminum obat itu di malam hari ,orang itu tak akan bangun hingga pagi datang .

Tapi ... Apa ini ? Louis berada di sini menolong nya dari kecelakaan yang hampir menimpa nya.

Anin mendorong Louis hingga pria itu melepaskan pelukannya, lalu ia mengedarkan pandangannya ,entah bagaimana caranya ia sudah berada di tepi jalan seperti ini .

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang